spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

100 – SAN HA SAWAH FUNGSIONAL, “GAGAL PANEN” DALAM D.I. TEKNIS ?

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

“Jangan Sampai Gagal Dukung Pangan Nasional”

Laporan : Muhammad Marhaen

Gafar Uyub Depati Intan

KERINCI, BEO.CO.ID – Ratusan Hektar Sawah Fungsional (Produktif) dalam Daerah Irigasi (D.I.) Teknis Siulak Deras, Sungai Batang Merao, Kecamatan Siulak, Siulak Mukai, Depati Tujuh dan sejumlah wilayah kecamatan, Kabupaten Kerinci, “ambruk, patah, hancur, disejumlah titik rawan daerah kiri dari Desa Lubuk Nagodang, Mukai Tinggi, Sungai Langkap, Pendung, Kemantan dan seterusnya, dikhawatirkan masyarakat Kerinci, “akan gagal mendukung program Pangan Nasional.”

Hal ini terungkap dari Investigasi Reporting Wartawan BEO.co.id, 15 Mei 2025 keberbagai titik rawan bangunan D.I. Siulak Deras Sungai Batang Merao, saluran bagian kiri “hancur berantakan” pada titik tertentu pada Pasangan Bronjong dampak banjir tahun lalu, saluran penghantar, bangunan pengaman kiri – kanan (tegak lurus) dan miring, bangunan bagi, bangunan terjun dan pintu Pengurasnya banyak yang tidak berfungsi.

Tak heran kehilangan Debit Air diduga ratusan Liter perdetik kehilangan air, tidak mengalir normal ke Sawah Fungsional (produktif).

Dampaknya Siqnifikan masyarakat Petani kekurangan air (tidak cukup) Air, Kekeringan dan lahan fungsional berubah jadi Sawah Tadah hujan sudah berlangsung menahun lamanya.

Dampak yang kritis para Petani tidak Panen, jikapun masih ada yang menghasilkan Gabah kering giling, jumlahnya menurun total (hasilnya) sangat minim untuk upah kerja dan beli pupuk tidak kembali, kata sejumlah petani kepada Wartawan BEO.co.id, saat menemui para petani dilapangan.

Melihat kondisi riil dilapangan secara fisik, sangat banyak yang harus dibenahi mulai dari pemasangan Bronjong, bangunan Pelapis yang rusak, Saluran penghantar, sampai ke Primer yang patah/ pecah dan tidak berfungsi, semua berpengaruh terhadap kehilangan Debiet air sia-sia, tidak memberikan azasmanfaat, sebagai tujuan akhir pembangunan.

Salah satu pengamat Kemiskinan pedesan/ Pengamat Irigasi, mulai dari yang kecil-kecil Irdes (Irigasi Desa), Semi Teknis, Teknis dan Industri, termasuk Daerah Irigasi (D.I.) Teknis Air Sungai Batang Merao D.I. Siulak Deras Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi, diamati oleh, Gafar Uyub Depati Intan, akrab dipanggil “Bang Ayub” ini diminta pendapat dan pandangannya seputar banyaknya bagian dari bangunan D.I. Siulak Deras yang hancur dan tidak berfungsi.

Berikut petikan pendapat dan pandangannya. Menurut Bang Ayub, yang juga putra Asli asal Kerinci Hulu mengatakan, “Pemerintah RI, melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VI Prop. Jambi, Kementerian PUPR membangun D.I. Teknis Siulak Deras, puluan tahun silam sangat Strategis bagi Peningkatan Produksi Pangan masyarakat Kabupaten Kerinci, jika dikelola dengan baik, jujur, benar, profesional ujarnya.

Selain bangunan awal fisiknya telah menghabiskan Uang Negara ratusan miliyar rupiah, termasuk dana RUTIN OPERASIONAL & PEMELIHARAANNYA (OP) setiap tahun dikucurkan harus dimanfaatkan maksimal (efesien) dan tidak menjadi ladang para oknum bermental korup, itu dulu.

Dengan kata lain penggunaan dana yang digelontorkan Balai Wilayah Sungai Sumatera VI Kementerian PUPR-RI, dimulai dari rehab ringan, OP, rehab berat harus terukur dan menghasilkan fisik bangunan D.I. Siulak Deras (Teknis ) tahan air, harus memberikan azasmanfaat bagi ribuan Petani (Usaha Pertanian) khususnya Padi dengan Sawah Fungsionalnya, kata Bang Ayub.

Karena Sungai Batang Merao, debiet airnya masih cukup mengairi ribuan hektar Sawah masyarakat Kerinci, kendati lima tahun terakhir sudah kian dangkal akibat pengerukan dari Para oknum Penambang (tangan-tangan jahil), Pengruskan Lingkungan / Sistem, dan penebangan liar TNKS, dipastikan akan mempengaruhi (mengecil) debiet air, yang terabaikan selama ini.

Untuk mengamankan bangunan D.I. Siulak Deras dengan sumber air Sungai Batang Merao itu, dan dukungan ratusan anak-anak sungai kecil lainnya lanjut Bang Ayub, harus mampu kita jaga dan rawat bersama lingkungannya.

Dan secara teknis dalam penerapan dana OP, yang nilainya miliyaran rupiah pertahun, termasuk rehab ringan dan berat, aparat yang ditugaskan (diberi kepercayaan), harus punya tekad yang baik, dan mampu membuktikan terjadinya peningkatan produksi setiap tahunnya minimal, 3, 5, dan 7 Ton/ hektar setiap Panen, minimal mampu tiga (3) ton / MT (musim Tanam) pertahun.

Mengingat status D.I. Siulak Deras, sudah teknis dan industry, jika tidak mampu rutin dan normal 3 kali MT/ Panen, dalam setahun  jangan sampai menurun dibawah dari 2 kali pertahun karena status D.I. (Daerah Irigasi) Siulak Deras sudah teknis murni dan bisa dikembangkan menjadi Industri, terang bang Ayub.

Jadi sangat rugi bila irigasi yang satu ini tidak memberikan azasmanfaat secara maksimal untuk peningkatan produksi setiap Musim Tanam (MT/ Panen).

Harapan terus meningkat setiap panen, bila peningkatan produksi berlanjut berarti pengelolaan irigasi dengan air yang cukup berjalan sebagaimana yang diharap, sehingga tidak ada lagi Sawah Tadah Hujan, dalam areal irigasi Teknis dan Industri.

Dengan kata lain sistem penggunaan air tepat guna dalam hitungan Liter/ detik, tidak kekurangan dan tidak boros serta tidak terbuang sia – sia ?.

Ini harus diatur oleh Pengamat Pengairan tingkat kabupaten/ kecamatan, bersama Koordinator, dulu bernama Juru Pengairan (JP) dibawah Pengamat, lalu didukung dengan Kinerja Penjaga Pintu Air (PPA) yang baik, jelas Bang Ayub.

Menguasai data: Para Pengamat/ Koordinator Lapangan (Juru Pengairan) harus memberi petunjuk yang jelas (detail) kepada sejumlah Penjaga Pintu Air (PPA) dalam wilayah kerjanya masing=masing. Mengingat D.i. Siulak Deras, salah satu D.I. yang dikelola Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) – VI Propinsi Jambi yang mengelola Sawah Fungsional yang jumlahnya ribuan hektar.

Mengingat Daerah Irigasi (D.I.) Siulak Deras, Kerinci ini salah satu sumber Pangan terbesar khususnya produksi Padi (Pangan) masyarakat Kerinci dan Kota Sungai Penuh, mengingat panjang saluran yang akan mengembangkan lahan Persawahan Fungsional dan Potensial dari Desa Lubuk Nagodang sampai ke Danau Kerinci, mencapai 50 km lebih, untuk jangka panjang yang bisa dikembangkan, papar Bang Ayub.

Jika lahan Fungsional dan Potensial mampu dikelola / di kembang disepanjang jalur area lahan yang ada dalam kebupaten Kerinci dan meliputi Kota Sungai Penuh, masyarakat dua daerah ini ( Kerinci dan Kota ) tidak akan krisis pangan.

Untuk mengoptimalkan penggunaan dan pemanfaatan air, maka keseluruhan bangunannya mulai dari Bangunan Induk, B.0, Bangunan Pintu Intake, Bangunan Pelimpah, Bangunan Saluran Penghantar, Bangunan Terjun, Pintu Penguras, Bangunan Bagi, Penghitungan Debiet Air secara manual dan Peralatan Modernd (Canggih) harus ada untuk menghitung tinggi rendahnya Debiat air yang akan digunakan dari Sungai Batang Merao, cukup atau tidak untuk mengairi Sawah Fungsional saat turun Musim Tanam (MT).

Para PPA, harus diberi petunjuk dan dilatih untuk mengenal seluruh nama-nama bangunan yang ada dalam wilayah tugasnya masing-masing dan terus melaporkan kondisi riilnya ke Koordinator diteruskan ke Pengamat untuk disampaikan ke BWSS – VI Jambi sebagai data kajian laboratorium Balai, guna mengetahui lebih detail tingkat kerusakan jaringan fisik dilapangan, dan penerapan dana OP pada lokasi-lokasi yang sangat membutuhkan untuk diperbaiki dan berjalannya pemeliharaan rutin.

PPA yang ditugas pada bangunan Induk, harus mengerti betul mengendalikan Standratt, untuk menaikan dan menurunkan Pintu air, apa lagi saat musim hujan, guna menghindari/ memperkecil luapan air yang berlebih masuk dalam saluran penghantar, papar Bang Ayub.

Pengamat Pengairan dan Koordinator (Juru Pengairan) harus sering turun kelapangan, melihat langsung kondisi riil fisik dilapangan, dan memberi petunjuk pada para PPA.

PPA sebagai orang terdepan untuk mengetahui kondisi fisik bangunan dalam wilayah kerjanya, maka PPA bekerja 1 X 24, harus dilengkapi seluruh logistik yang diperlukan, mulai sengkuit (arit) tebas, cangkul, oil (gemuk) untuk menjaga pintu air, sepatu bot (kerja), Baju hujan, Helm, Center (Penerang), jika harus keluar malam hari, dlam kondisi darurat tertentu.

Dan kendaraan roda dua minimal Sepeda, untuk percepatan melewati (melihat) kondisi fisik bangunan apa lagi saat musim hujan, dan alat keperluan kerja PPA

harus diadakan oleh BWSS-VI Jambi melalui pengamat / Koordinator lapangan dan harus sampai pada para PPA yang bertugas dilapangan.

Seperti yang terjadi selama ini, “tidak berjalan sebagaimana semestinya” saat banjir tiba dan PPA lamban menurunkan Pintu yang diputar dengan standratt, tiba-tiba banjir masuk dari pintu Intake dan menghantam sejumlah areal persawahan, berakibat patal “hancur berantakan” maka tugas PPA sebagai orang terdepan harus active selama 24 jam.

D.I. Siulak Deras Kerinci, sama kita ketahui sebuah D.I. yang sangat strategis yang dibangun 23 tahun silam menghabiskan dana ratusan miliyaran rupiah dari Pemerintah melalui BWSS-VI Jambi untuk memacu semangat kerja ribuan para petani guna meningkatkan produksi pangan di daerah.

Apa lagi Pemerintahan Presiden RI ke 8, mentargetkan Indonesia jadi lumbung Pangan Nasional, bila Asian dan Asia. Dan khusus Kerinci, minimal Lumbung Pangan memenuhi hajat masyarakat Kerinci. Dan tidak lagi mendatangkan beras dari luar Kerinci.

Kerinci pada masa silam pernah menjadi lumbung Berasnya masyarakat Propinsi Jambi, belum ada irigasi semi tehnis, tehnis / Industri, petani bekerja secara tradisional, kini sudah eranya teknologi Kerinci tidak tertinggal dari daerahnya disektor peningkatan pangan, jelas Bang Ayub.

Dan masyarakat Kerinci dengan hamparan lahan Potensial dan Sawah Fungsional yang cukup baik, karena subur dan curah hujannya tinggi tidak ada alasan peningkatan produksi kian menurun disbanding dengan daerah lainnya ditanah air kita ini.

Disini suku bangsa Kerinci yang dikenal petani ulung dari nenek moyangnya yang kuat, diera teknologi Pertanian yang meningkat tajam, harus sama-sama bergerak dengan Pemerintah Daerah, Propinsi dan Nasional membangun Pertanian Kerinci yang unggul dan mampu mengatasi kebutuhan daerahnya terlebih dahulu.

Masyarakat Petani Kerinci jangan lagi ada yang mengatakan ini irigasi PU, yang benar ini irigasi kita harus bersama-sama kita selamatkan dari segala bentuk yang bisa menghambat kemajuannya, seru Bang Ayub.

Buruknya saluran irigasi bendungan Siulak Deras, petani Padi Kerinci, sebagian “gagal Panen” sebagian terancam gagal panen, karena dari D.I. Siulak Deras tidak masuk lagi lahan Sawah Fungsional mereka.

Masyarakat Kerinci menyebutnya Bendungan irigasi Siulak Deras berlokasi di Desa Lubuk Nagodang Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinc. Yang dibangun dan dikelola BWSS_VI Jambi,dua saluran penghantar, kiri dan kanan fisiknya terkini kian parah (babak belur) di beberapa titik, petani padi Kerinci terancam gagal panen.

Bagian kanan dari mudik (Desa Lubuk Nagodang) 23 km menuju Kecamatan Depati Tujuh kondisi fisiknya tercatat di beberapa titik yaitu Rt 02 Desa Koto Lebuh Tinggi di sebelah rumah Mak Pandi, perlu renovasi ulang (rehab) pasca banjir mengingat tebing irigasi sudah ambruk.

Pihak balai sungai wilayah Sumatra VI hanya memasang brojong pengaman tebing (baru selesai dikerjakan) untuk mengatasi banjir ke kawasan rumah penduduk.

Pada bagian lain di belakang desa sungai lebuh kondisi badan irigasi sangat perlu renovasi baru beberapa bibir irigasi sudah retak dan pecah hingga air tidak lagi mengalir dengan baik. dan berdampak terhadap petani padi yang berlokasi desa sungai pegeh,desa tutung bungkuk, Koto rendah, Koto beringin, desa siulak gedang dan kecamatan depati tujuh

Catatan Beo.co.id, bagian kiri dari Desa Lubuk Nagodang menuju Sungai Medang titik terparah :

1.disebrang desa Koto Lebuh Tinggi dan sebrang Desa Batakuk sendimen pun menumpuk di badan  irigasi, sebagian sudah terputus, sangat diperlukan rehap berat.

Saluran kiri irigasi lubuk nagodang air mengalir hanya sampai ke Mukai Tinggi Desa Mukai Pintu dan Sungai Langkap masyarakat menggunakan aliran air dari anak sungai yang mengalir dari bukit, tidak bisa menggunakan air dari D.I. Siulak Deras.

Desa Sungai Langkap menuju Pendung Semurup terus ke Desa Sungai Medang tidak dapat lagi menggunakan aliran air irigasi Lubuk Nagodang hampir 3 tahun terakhir, anehnya daerah ini setiap tahun mendapat kuncuran dana 0perasional Pemeliharaan (OP), tebas bayang) dari pihak balai.

Salah satu petani Padi, pak Dwi Desa Koto Lamo Semurup yang ditemui sedang menggarap lahannya seluas Tujuh Piring upahan  yang berlokasi antara Desa Sungai Langkap dan Semurup menjelaskan satu kali panen hanya mendapatkan 40 kaleng gabah. Jika dijemur menjadi gabah kering giling hanya bisa menghasilkan beras lebih kurang 10 kaleng, ujarnya.

Dijelaskan pak Dwi, ia sebagai petani merugi setiap kali panen mencapai 30  kaleng gabah karena sawah kami disini selalu kekurangan air.

Dikatakan pak Dwi 4 tahun silam sawah saya (lahan) bisa menghasilkan 70 kaleng gabah per 1 kali panen karna air Irigasi Lubuk Nagodang masih mengalir normal, kini sudah tidak lagi, ujarnya perihatin.

Jauh diterangkan pak Dwi  kami petani disini sangat mengharapkan hujan turun dari langit, tak heran kami menjadi Sawah Tadah Hujan ditengah Irigasi yang besar ini.

Ditempat terpisah pak Elin warga Desa Sungai Langkap mengatakan kepada Beo.co.id, ada sekitar 200 hektar lebih lahan persawahan yang terancam setiap turun bercocok tanam Padi coba pak wartawan lihat sendiri jelasnya mulai dari Desa Sungai Langkap terus ke hilir menunggu air hujan turun dari Langit, jelasnya.

Menyikapi persoalan masyarakat di sepanjang jaringan irigasi Siulak Deras Kabupaten Kerinci Ketua Aliansi Wartawan Kerinci Mudik, Wandi Adi angkat suara, kepada awak media ini (15-05-2025) dalam kurun waktu  5 tahun terakhir minim azas manfaat terutama jalur kiri dari mudik yang melintasi Desa Mukai Tinggi,Mukai Pintu-Desa Sungai Langkap-Pendung dan Kemantan, ujarnya prihatin, para Petani kita bisa terancam kelaparan.

Dikatakan Wandi Adi saat ini sudah tidak lagi dialiri air dari DAM Lubuk Nagodang (D.I. Siulak Deras), aliran irigasi sudah dipenuhi Sendimen Pasir dan Lumpur yang ditumbuhi rumput, jelas aktivis senior ini.

Ditambah Wandi, beberapa titik aliran irigasi banyak yang sudah ambruk, sementara anggaran yang dikucurkan selalu untuk pemeliharaan  setiap tahunnya, hasilnya jauh dari yang diharapkan, ini perlu koreksi untuk Balai Wilayah Sungai Sumatera VI Propinsi Jambi, pentingnya pengawasan melekat (Internal) secara fokus, jelasnya.

Jauh diterangkan Wandi, selaku insan kontrol sosial meminta ketegasan dari pihak terkait BWSS VI untuk segera melakukan perbaikan dan melakukan monitoring lapangan secara fokus dan meng evaluasi agar aliran air irigasi lebih bermanfaat  bagi masyarakat petani tegasnya.

Perihatin: Bupati Kabupaten Kerinci Monadi, baru-baru ini mengusulkan sejumlah Pembangunan Strategis ke Kementerian PUPR Jakarta, terutama Bendungan yang mengalami rusak berat yang sudah menahun belum diperbaiki dan ditingkatkan.

Upaya ini, guna meningkatkan produksi Pangan dari hasil Sawah Fungsional yang jumlahnya ribuan hektar dan ratusan hektar diantaranya, hasilnya menurun total, bahkan ada yang gagal panen, akibat kekurangan air dan sebagian kekeringan.

Solusinya Pemerintah melalui BWSS-VI Jambi dan Pemerintah Kabupaten Kerinci harus menyelamatkan Daerah Irigasi Siulak Deras yang mengairi 5000 hektar Sawah Fungsional, dan mengembangkan lahan Potensial yang ada di Kabupaten Kerinci, yang menjadi lahan tidur sudah puluhan tahun lamnya.

Jika perawatan D.I. Siulak Deras menggunakan Air Sungai Batang Merao, bila dikelola secara ketat, jujur, dengan tekad besar guna mendukung Pangan Nasional yang dicanangkan Presiden RI Prabowo Subianto, Kerinci diyakini mampu bangkit dari keterpurukannya.

Kegagalan selama ini, tidak fokusnya aparat terkait mengelola D.I. Siulak Deras ( D.I. Teknis/ Industri ) secara benar, kerja keras dan professional.

Dan masih rendahnya kepedulian ribuan masyarakat Petani Kerinci yang menggunakan jasa irigasi. Padahal tanggungjawab pemeliharaan,  menjaga kelangsungannya adalah tanggungjawab bersama Pemerintah dan masyarakat, untuk memanfaatkan D.I. Siulak Deras sumber peningkatan ekonomi masyarakat Kerinci, khususnya peningkatan produksi Sawah Fungsional dan pengembangan Sawah Tadah Hujan dan Lahan tidur.

Penulis / Editor : ELUBAN RNA INTAN.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Kisah Singkat Jurnalis Gudi Podcast Kemenag Rejang Lebong

Tabut Bengkulu (Dokumentasi Yopoyo)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Headlines

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Posts

https://situs-toto.togel.togetherband.org