Fikar Azami putra Asyafri Jaya Bakri, Walikota Sungai Penuh, Prov. Jambi sekarang (dua periode), dalam pilkada serentak, 9 Desember 2020 akhir tahun ini, gagal menjadi calon tunggal karena lolosnya pasangan Ahmadi Zubier-Alvia Santoni, memperoleh partai pengusung dari PPP 3 Kursi, PDI 1 Kursi dan Berkarya 1 (cukup) 5Kursi.
Dan pasangan Fikar Azami-Yos Andrino, menguasai 18 kursi dari 25 kursi DPRD Kota Sungai Penuh. Memang sejak awal, banyak pihak memperkirakan Fikar, nekad memperjuangkan jadi calon tunggal. Namun, tuhan Allah SWT berkehendak lain, AZ-AS lolos, sebagi kontestan Pilwako Sungai Penuh, 2020-2025.
Kedua pasangan itu telah ditetapkan KPU sebagai calon peserta Pilwako Sungai Penuh, (23/9/2020) dan telah ditetapkan nomor peserta masing-masing, Ahmadi Zubier-Alvia Santoni No. 01 dan Fikar-Yos No. 02, berarti kedua pasangan ini akan bertarung sengit pada pilwako Sungai Penuh tahun ini. Bahkan, ada pihak menyebutkan salah pemilihan yang rawan di Indonesia, telah dipubblis sejumlah media Online dan Cetak.
Kegagalan Fikar_Yos, menjadi calon tunggal, berdampak positip bagi masyarakat Kota Sungai Penuh, akan ada pilihan lain selain Kota Kosong, antusias masyarakat semakin menguat mendukung pasangan Ahmadi-Alvia.
Ini bukti masyarakat punya pilihan politik yang jelas, bolah Ahmadi Zubier-Alvia Santoni dan atau Fikar Azami-Yos Andrino, (AZ-AS VS Fikar-Yos). Pertarungan pilwako Sungai Penuh, menjelang hari H nya kian menarik disimak, soalnya walaupun pasangan Ahmadi-Alvia, didukung oleh minoritas partaikecil (kecuali PPP) di DPRD Kota Sungai Penuh.
Namun, demokrasi dengan kesadaran dan kecerdasan masyarakat Kota Sungai Penuh, kian meningkat tajam mendukung pasangan Ahmadi-Alvia, untuk mengimbangi pasangan Fikar-Yos. Dimana pasangan ini, digadang-gadangkan merupakan pasangan kuat dengan menguasai 18 kursi pengusung.
Dan “Fikar, akan mampu merebut jabatan warisan dari sang ayah” (Asyafri Jaya Bakri). Namun, suara masyarakat Kota Sungai Penuhlah yang akan jadi penentu, bukan karena menguasai 18 kursi, atau karena anak penguasa saat ini?
Karena gerakan politik masyarakat Kota Sungai Penuh, yang tadinya bersikap diam, kini kian berani menyatakan sikap mereka, untuk menyatakan dukungan kepada salah satu pasangan calon.
Misalnya masyarakat Kecamatan Sungai Penuh (Dalam Kota), banyak bersuara mengatakan “tidak suka dengan warisan dinasti” di mana ayah Fikar Azami, Asyafri Jaya Bakri sudah sepuluh tahun menjabat Walikota Sungai Penuh, dan tidak menunjukan prestasi yang luar biasa, bagi kemajuan dan peningkatan ekonomi warga kota. “Tak lebih biasa-biasa saja”
Dan masyarakat Kecamatan Hamparan Rawang dan Kota Sungai Penuh, sudah lama sakit dampak kekuarangan air bersih, bahkan terkadang pernah mati total untuk beberapa hari, pada tahun 2018-2019 lampau. Khusus Kecamatan Hamparan Rawang, cendrung dukung pasangan, “AZ-AS” kendati disana banyak pendukung Fikar-Yos.
Sedangkan Kecamatan Pesisir Bukit, bertekad mendukung Ahmadi-Alvia, apa lagi masyarakat Kecamatan Pondok Tinggi, basis keluarga Alvia Santoni. Pilkada, Pilpres dan Pilkades, kekuasaan ada ditangan rakyat. Tergantung rakyat mau pilih calon yang mana?
Jika ditinjau dari pengalaman kerja, kedua pasangan ini berpengalaman. Namun, Ahmadi, sosok yang sudah jatuh bangun dipemerintahan, sedangkan Alvia berpengalaman di akedimisi, sedangkan Fikar-Yos, keduanya mantan dewan (wakil rakyat).
Rakyat (Masyarakat) sebagai pemilik kekuasaan, “gunkanlah kekuasaan itu pada pilwako Sungai Penuh nantinya” andalah penentu, “menentukan nasib kedua calon walikota Sungai Penuh itu, Ahmadi-Alvia atau Fikar-Yos? Yang akan anda, jadikan pemimpin lima tahun kedepan. Gunakanlah hak pilih anda, pada hari “H” nya nanti, karena satu suara anda, menentukan perjalanan pembangunan Kota Sungai Penuh lima tahun kedepan. Anda adalah raja, andalah dewa penentu saat itu, selamat menggunakan Hak pilih. (***)