KERINCI, BEO.CO.ID – `Tinggi curah hujan menyebabkan bangunan pengantar daerah irigasi (DI) Seiulak Deras berlokasi Desa Lubuk Nagodang mengalami jebol, atas peristiwa tersebut dapat mengancam persawahan masyarakat setempat.
Bangunan yang di dirikan pada 1993 sebelum dapat mengaliri persawahan 5.801 hektar (HA) persawahan warga, kondisi terkini jebol dan rusak. Bahkan sampai saat ini belum respon oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera VI Provinsi Jambi.
“Kita minta kepada pihak BWSS VI Jambi untuk turun kelapangan, mengecek bangunan yang jebol dan longsor tiga hari lalu, 7 Desmber 2024,” kata Kades Lubuk Nagodang, Muktar Gani saat konfirmasi media Beo.co.id, Selasa (10/12).
Ia menambahkan, irigasi tersebut menyangkut dengan kepentingan serta kehidupan masyarakat setempat, dan ia berharap ada penanganan dari pihak BWS VI Jambi, pasalnya dapat menggangu persawahan sampai tidak bisa cocok tanam serta mengancam tanam padi sudah ditanam gagal panen.
“Jika tidak ditangani segera, masyarakat yang bercocok tanam padi bisa – bisa terancam gagal panen,” sampainya.
Ditempat terpisah, Pak Idham warga Koto Rendah mengatakan petani wilayah ini bergantungan aliran irigasi tersebut, meliputi Kecamatan Siulak dan Kecamatan Siulak Mukai.
“Sawah kami kini kondisinya terancam kekeringan akibat jebolnya bagian kanan dari irigasi dan belum disikapi pihak BWS VI dan direspon oleh Penjaga pintu irigasi atau Petugas Pintu Air (PPA) sampai saat ini,” ungkap Idham dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa (10/12).
Jauh diterangkan kembali oleh Idham, meminta kepada wartawan untuk melihat kondisi dilapangan dibelakang Desa Koto Lebuh Tinggi yang irigasinya jebol hingga menutupi badan
“Kami bersama masyarakat bergotong royong mengangkat material dengan peralatan seadanya,” terangnya.
Sementara itu, Pak Rintis (60) menyampaikan hal yang srupa bahwa persawahan 6 piring upahan terancam mengalami kekeringan. Dan dirinya merasa kecewa lamban penanganan atau perhatian dari pihak terkait.
“Kami merasa kecewa lamban perhatian dari pihak pemerintah, sedangkan irigasi yang rusak akibat bencana alam ini, sepanjang 10 Meter bagian kiri irigasi Lubuk Nagodang, diseberang desa Pelak Gedang, Kecamatan Siulak,” ujar Rintis
Dijelaskan Pak Nining (63) Warga Pelak Gedang, bahwa bangunan D.I. kewenangan BWS VI minim perawatan atau anggaran Operasional (OP) berjalan sebagaimana mestinya.
“Setiap bencana datang, kami bersama warga melakukan gotong royong, selama ini kami jarang sekali melihat pihak BWS VI melakukan rutinitas perawatan dan pembersihan irigasi hingga pengurasan, wajar ketika bencana datang kita harus repot,” pungkas.
Media ini belum berhasil mengkonfirmasikan ke pihak BWS VI Jamb, sampai informasi ini dipublis. (M Marhaen/SB)