LEBONG, BEO.CO.ID – Kementrian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendugbangga/BKKBN) perwakilan provinsi Bengkulu menggelar sosialisasi Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting). Kegiatan tersebut dipusatkan di Pertamina Geothermal Energy (PGE) Hulu Lais kabupaten Lebong.
Kepala perwakilan Kemendugbangga/ BKKBN provinsi Bengkulu Zamhari, SH.MH dalam kesempatan tersebut mengemukakan stunting menjadi isu penting dalam membangun sumber daya manusia yang kuat dan berdaya saing, dengan kolaborasi lintas kementrian dan gerakan masyarakat diharapkan dapat mempercepat penurunan prevalensi stunting di indonesia khususnya di kabupaten Lebong provinsi Bengkulu.
“Masalah stunting tidak dapat diselesaikan oleh satu kementrian atau lembaga saja, oleh karena upaya pencegahan dan penurunan stunting ini harus melibatkan berbagai pihak baik itu pemerintah daerah, BUMN/BUMD, Swasta, Komunitas, individu, akademisi dan juga media”, ujar Zamhari dalam sosialisasi Genting di PGE Hulu Lais, Senin (23/12/2024).
Dikatakan Zamhari dalam kesempatan tersebut, PGE Hulu Lais secara nasional tercatat sebagai perusahaan yang aktif dalam kegiatan pencegahan dan penurunan prevalensi stunting di Kabupaten Lebong. Komitmen manajemen perusahaan yang berpartisipasi aktif ternyata sangat membantu pemerintah dalam mendukung program percepatan penurunan tingkat prevalensi stunting.
“Kami juga berharap langkah dan strategi PGE Hulu Lais dalam penanganan dan pencegahan stunting dapat ditiru oleh perusahaan lainnya yang beroperasi di wilayah kabupaten Lebong”, kata Zamhari
Dijelaskan Zamhari, di Kabupaten Lebong tercatat sebanyak 483 Keluarga dengan Resiko Stunting ( KRS ), jumlah ini dapat dikategorikan sedikit bila dibandingkan dengan kabupaten lain diwilayah provinsi Bengkulu.
Menurutnya, jika pemerintah daerah dapat berkolaborasi dengan seluruh perusahaan – perusahaan yang beroperasi diwilayah dikabupaten Lebong seperti perusahaan pembangkit listrik, perusahaan tambang emas dan perusahaan batubara maka tidak menutup kemungkinan pemerintah daerah dapat segera mewujudkan kabupaten Lebong bebas dari stunting.
“Kalau pemerintah dapat bergotong royong dengan pihak BUMN/BUMD, swasta, komunitas, individu, akademisi hingga media maka bukan mustahil kabupaten Lebong dalam waktu dekat akan menjadi kabupaten yang bebas dari stunting”, jelasnya.
Diakui Zamhari, banyak tantangan yang dihadapi dalam penanganan dan penurunan prevalensi stunting. Untuk itulah diperlukan pemetaan terkait akar masalah, seperti pelaporan penyajian data terkait bagaimana kemajuan penanganan stunting.
Melalui Gerakan Orang Tua Asuh Tangani Stunting atau Genting, BKKBN juga telah menjalin kerjasama dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Dalam program ini BKKBN dan Baznas akan berfokus untuk membantu Keluarga Resiko Stunting atau KRS.
“Di Baznas ini nanti ada rekening yang namannya billstein, jadi kalau ada bantuan itu tidak masuk ke rekening BKKBN melainkan ke rekening Baznas. Selanjutnya bantuan ini nanti akan disalurkan oleh Baznas ke kelompok – kelompok atau masyarakat sesuai dengan data KRS”, ucapnya.
Lebih jauh, bantuan yang disalurkan oleh Baznas kepada KRS nantinya akan di verifikasi oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang terdiri dari kader KB, ibu – ibu PKK dan juga dari tim medis yang ada di desa – desa.
Kegiatan Kolaborasi Integrasi Quick Win Kemendugbangga di Provinsi Bengkulu dan Sosialisasi Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting atau Genting tersebut dihadiri oleh Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Lebong, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Zamhari SH. MH, Projeck Manager PT. PGE Hulu Lais Salmon Atmadja, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkominda) Dinas DP3APPKB, Dinas Kesehatan, Dokter Spesialis Anak RSUD Lebong, Camat Setempat, Tokoh Masyarakat Drs. Dalhadi Umar, Tim Pendamping Keluarga (TPK) dan sejumlah tamu undangan lainnya. ( Zee )