Dimana-Mana Dukungan Pada AZAS Cawako Dan Cawawako Sungai Penuh, Mengalir Deras

 

Dapur Oposisi Oleh : Gafar Uyub Depati Intan

Lautan massa dalam pengukuhan Tim Sri Kandi 4 desa di Sungai Liuk, Kota Sungai Penuh. (foto/dok)

Tingkat kemajuan dukungan pada pasangan Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota (Cawako & Cawawako) Sungai Penuh, Prov. Jambi bergerak maju (dinamis) bagi pasangan Ahmadi Zubier-Alvia Santo (AZAS), No. 1 (Satu) tak terbendung lagi dimana-mana terjadi gerakkan masa menginginkan perubahan dengan mendukung AZAS, dari desa, kelurahan dan kecamatan, hampir disetiap pertemuannya dengan masyarakat membludak.

Apa lagi dalam visi dan misi serta penjelasan AZAS pada masyarakat Kota Sungai Penuh, menyatakan siap mengikis habis praktik KKN (Kolusi, Korupsi dan Nepotisme), yang terjadi selama sepuluh tahun terakhir. Jika AZAS, mendapat kepercayaan masyarakat Kota Sungai Penuh memenagkan Pilwako Sungai Penuh, pada pilkada serentak 9 Desember 2020.

Kemarahan masyarkat Kota Sungai Penuh, Jambi ini cukup beralasan

Ironisnya dari sejumlah kasus, banyak sekali yang tak tersentuh Hukum?

Praktik pemberantasan dugaan korupsi Pemkot Sungai Penuh, nyaris untuk kelas kakapnya tak ada yang terungkap kepermukaan, siapa actor intelektual dibalik semua penggerotan dana APBD Pemkot Sungai Penuh, selama dua periode masa jabatan Walikota Sungai Penuh, sekarang.

Akibatnya timbul kemarahan masyarakat Kota Sungai Penuh, sebagai pemegang kekusaan ada ditangan rakyat. Maka pada Pilwako Sungai Penuh, tahun ini mereka berbondong-bondong menyatakan dukungan pada pasangan AZAS No. 1 Ahmadi Zubier-Alvia Santo, (Ahmadi-Antos).

Selama ini, pasangan yang dielu-elukan masyarakat Fikar Azami-Yos Aadrino (Fikar-Yos). Sekedar mengingatkan, Fikar Azami adalah putra terbaik Walikota Sungai Penuh saat ini, Asyafri Jaya Bakri lebih populer dipanggila AJB ini. AJB, sudah dua periode menjabat Walikota hingga kini.

Ambisinya Fikar, meneruskan kekuasaan ayahnya patut diduga Ia merencanakan untuk menjadi calon tunggal dari 25 kursi wakil rakyat di DPRD Kota Sungai Penuh, 20 kursi dikuasai Fikar-Yos.

Namun, gagal. Tiga partai politik berusaha menegakkan demokrasi Partai Berkarya 1 kursi, PDI Perjuangan 1 Kursi dan PPP 3 kursi, lalu pada menjelang tutup pendaftaran pencalonan, ketiga partai ini mendukung Ahmadi Zubier berpasangan dengan Alvia Santo. Lebih dikenal dengan AZAS.

Fikar, dengan ambisinya yang kuat, ternyata gagal menjadi calon tunggal, sebagai penerus kekuasaan sang ayah. Masyarakat Kota Sungai Penuh, sebagai pemilik kekuasaan akan membuktikan pada hari, “H” Nya nanti siapa yang akan dimenangkan (dipilih) oleh mereka secara mayoritas.

BACA JUGA :  Apa Itu Manuver Politik? Ini Pengertian dan Contohnya

Bukti ditunjukkan masyarakat, dipuluhan lokasi desa dan kelurahan se Kota Sungai Penuh baik dalam Deklarasi Tim, kunjungan Blusukan AZAS dan tatap muka langsung dengan masyarakat, mereka meneriak kan AZAS – AZAS No. 1 Menang.

Deklarasi AZAS di Sungai Liuk dibanjiri lautan massa tulis Gegeronline, yang dilangsier 23 Oktober lalu. Para Srikandi, pemuda dan masyarakat dari empat desa siap memenangkan pasangan “Ahmadi-Antos” dan itu adalah hak mereka dalam kebebasan menyatakan pendapat, untuk memilih dan dipilih.

Berikut petikkan penting pernyataan para tokoh masyarakat setempat, Darul Samin Ketua Lembaga Adat setempat dalam sambutannya mengatakan, dirinya selaku Ketua Lembaga Adat Tanah Baserau Tanah Baimbau mengajak masyarakat untuk memilih Paslon nomor urut 1 (satu), yaitu Ahmadi-Antos pada pemilihan Desember 2020 mendatang.

“Saya menyerukan kepada anak jantan dan anak batino 4 Desa Sungai Liuk agar mengikuti arahan dari tokoh kalbu masing-masing, yaitu untuk memilih nomor urut 1. Hal ini kita lakukan agar terwujudnya perubahan di Kota Sungai Penuh”, tegasnya.

Selanjutnya, Ori yang merupakan Ketua Pemuda 4 Desa Sungai Liuk menegaskan bahwa pemuda Sungai Liuk akan mengawal dan memenangkan AZAS untuk Walikota dan Wakil walikota Sungai Penuh.

“Saya menegaskan kepada pemuda Sungai Liuk, bahwa kita harus memenangkan AZAS. Kita wajib mengawal suara dan memenangkan AZAS”, Sambut Ori dengan nada tegas dan berapi-api.

Namun, kendati kondisi terkini Oktober/ Nopember dukungan membludak mendukung Ahmadi-Antos, ada yang memperkirakan bisa 70% mendukung AZAS, Tapi bisa dianggap enteng selama dua kali Pilwako Sungai Penuh, Asyafri Jaya Bakri (AJB) sanga ayah dari Fikar Azami, berhasil meraup suara terkuat.

Dan perlu diketahui Ahmadi Zubier, adalah penantang terkuat melawan AJB, pada periode pertama AJB memenangkan Pilwako Sungai Penuh ini, Kini Ahmadi kembali berhadapan dengan AJB sebagai sang ayah dari Fikar Azami, yang sangat muda baru berumur 31 tahun.

Kendati muda dan minim pengalaman politik, tapi sang actor utamanya dalam pertarungan ini ada ditangan Walikota Sungai Penuh, sekarang Asyafri Jaya Bakri (AJB).

Dua pasangan Cawako Sungai Penuh, yang bersaing ketat ini, “Fikar-Yos Vs Ahmadi Antos, ada yang menggunakan istilah akan terjadi adu kambing dan ada juga yang menggambarkan persaingan dari pintu kepintu, karena kedua pasangan memiliki pendukung militan.

BACA JUGA :  Apa Itu Manuver Politik? Ini Pengertian dan Contohnya

Fikar Azami, sejak lima tahun lalu saat menjabat Ketua DPRD Kota Sungai Penuh, dan ayahnya menjabat Walikota, telah merancang akan melanjutkan perjuangan sang ayah.

Dan bukan pemandangan yang luar biasa, Ia (Fikar) sering makan bersama dengan para militansi pendukung sang ayah pada pilwako sebelumnya. Apa sejak enam bulan lampau, sudah terlihat jelas gerakkan Fikar, membangun kekuatan baru.

Dan Fikar, dikenal loyal pada masa pendukungnya sama dengan sang ayah, makan dan ngopi bersama itu hal biasa dalam jumlah besar. Bukan tidak mungkin kesetian para pendukungnya juga bertambah dari kehari. Kendati dukungan terhadap Ahmadi-Antos, membludak belakangan ini.

Tak heran jika Paslon Ahmadi-Antos membentuk tim pengawal dan pengawas bersifat lebih khusus terhadap dugaan akan terjadi politik uang (money politik). Apa lagi dalam situasi masyarakat yang tengah kesulitan uang, akibat dampak virus corona (Covid19) yang kian meningkat.

Dan meningkatnya jumlah tenaga kerja pengangguran menjadi prakerja akibat putus hubungan kerja. Alasan lainnya, termakan budi baik maka sulit dilupakan, makan dan ngopi bersama, jauh sebelum pilkada serentak tahun ini dilaksanakan. Artinya tak ada hubungannya dengan politik uang (saat itu)?

Dan kemungkinan berikutnya, SDM (Sumber Daya Manusia) yang masih rendah, tidak semua orang yang tinggal di Kota Sungai Penuh mengerti, apa arti politik dan berpolitik, yang penting jika diberi uang ambil. Berkaitan dengan desakkan ekonomi, disinilah peran/ tugas bawaslu harus betul-betul teruji dan bekerja keras melakukan pengawasan yang benar dan ketat.

Dan pengawasan dari masyarakat sendiri, tanpa uang harus melahirkan calon pemimpin yang jujur, kuat dan adil untuk membangun Kota Sungai Penuh lima tahun kedepan. Dan masyarakat sangat diharapkan dengan kesadaran bersama, tidak membangun kepentingan sesaat, dan merugikan kepentingan yang lebih besar kedepannya.

Kata Siram kian populer: Di Kota Sungai Penuh, bahkan di Kabupaten Kerinci Prov, Jambi ini kata “siram lebih populer dari calon kepala daerah” dua periode Pilkada Kerinci dimenangkan Adirozal (bupati sekarang) dan dua periode walikota Sungai Penuh dikuasai Asyafri Jaya Bakri, ayah dari Fikar Azami (Walikota sekarang).

BACA JUGA :  Apa Itu Manuver Politik? Ini Pengertian dan Contohnya

Dalam pilkada dua daerah di Kerinci dan Kota Sungai Penuh, kata Siram agak lebih menonjol ketimbang kehebatan calon. Ada istilah serunya pemilihan pemimpin daerah pada pilkada langsung sebelumnya, “rumah kosongpun kena siram” apa lagi ada orangnya. Kata guyonan Zoni Irawan, Pimpinan Perusahaan PT. Media Geger Nusantara, kepada penulis Tim Dapur Oposisi.

Kendati “guyonan” perlu dikutif, semata untuk mengingatkan kita semua, karena perbuatan “suap-menyuap” atau politik uang dalam pilkada bisa saja terjadi. Ini bukan hal baru sejak pilkada langsung 2004 silam, politik uang sudah terjadi dibanyak daerah diseluruh tanah tanah air kita tercinta ini.

Karena menjabat kepala daerah, (Bupati, Walikota dan Gubernur)  dicatatkan sejarah selaku pemimpin daerah, memiliki sumber kekuatan/ gengsi;  maka jabatan ini menjadi rebutan. Tak heran satu jabatan penting ini diperebutan banyak calon. Dan pilwako Sungai Penuh tahun ini hanya dua pasngan calon.

Dan ketatnya persaingan belakangan ini calon tunggal, hanya melawan Kotak Kosong disejumlah daerah di Indonesia. Khusus pilwako Kota Sungai Penuh, tahun ini diperkirakan akan berlangsung panas, karena pasangan Fikar Azami-Yos Adrino, (Fikar-Yos) “gagal menjadi calon tunggal” kini berhadapan dengan pasangan, Ahmadi Zubier-Alvia Santos (AZAS) = Ahmadi-Antos.

Sampai, 6 Oktober 2020 mendapat dukungan mayoritas, yang tadinya mendukung “Fikar-Yos.” Pasangan yang manapun terpilih nantinya, menjadi sumber kekuatan, gengsi dan uang.

Dipundak kepala daerah terpilih, baik bupati, walikota dan gubernur, memiliki kekuatan, antara lain “kekuasaan” artinya dengan kekuasaan dan wewenangnya dapat menentukan kebijakan pembangunan daerahnya masing-masing. Dan mengatur penempatan aparatur sipil negara (asn) yang berada didalam daerah dan jajarannya.

Gengsi, kepercayaan diberikan rakyat untuk memimpin dan menjalankan roda pemerintahan dan menentukan mundur majunya pembangunan daerahnya. Menjadi bupati, walikota dan gubernur, jabatan tertinggi didaerah, sering disebut “orang nomor satu” penentu kebijakan bagi kelangsungan pembangunan daerah.

Sumber uang: Kepala daerah sebagai pemegang kekuasaan, sumber pengelolaan keuangan daerah yang disahkan oleh DPR Daerahnya masing-masing artinya buruk baiknya penggunaan uang daerah, APBD ada ditangan bupati, walikota dan gubernur seluruh Indonesia.

Termasuk Kota Sungai Penuh, pertanggungjawaban APBD Nya ada ditangan Walikotanya dalam masa bakhti lima tahun.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Headlines

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Posts

https://situs-toto.togel.togetherband.org