BANGSA YANG SEDANG MABUK ?
- Catatan Ringan- Kusri Irianto
Kita ketahui, begitu Orde Baru tumbang, kita melihat begitu banyak tokoh tampil di panggung politik dan harapan kita melambung bahwa negeri kita akan selamat dan lepas dari keruwetan ekonomi dan politik.
Rasa nasionalisme cenderung seakan usang, Peran revolusi teknologi media massa sedang menggusur dan menggeser arti hakiki kedaulatan nasional. Berita dan informasi yang disampaikan terkadang membingungkan.
Terkadang media dimanfaatkan untuk kepentingan politik dengan tujuan jangka pendek dan sesaat. Penuh drama dan kebohongan, yang memerlukan daya nalar dan konfrehensif yang tinggi, untuk memahaminya.
Situasi kekinian kita, kini kita sedang menghadapi “gangguan” terhadap rumusan jati diri ke-Indonesia-an kita. Gangguan yang membuat kita retak dan saling menyakiti. Ketidakjujuran, bahkan kecurangan pun diperagakan hanya demi sebuah pengakuan.
Demi mendapat pengakuan, bukan saja mulai dari janji-janji manis, ayat dan mayat serta surga pun jika perlu mereka jual.
Entah kutukan apa yang melanda bangsa ini, hiruk pikuk tanpa henti dan seakan tak bertepi terus saja terjadi. Semuanya bagaikan sedang mabuk, ada yang mabuk agama, mabuk budaya luar, serta ada pula yang mabuk kekuasaan.
Seharusnya, kita sadar dan paham bahwa kita adalah bangsa yang majemuk dan fluralisme dengan bentuk “Negara Kesatuan Republik Indonesia, Ideologi Pancasila dan UUD 1945 serta semboyan Bhineka Tunggal Ika”, perlu untuk terus dipahami dan terus tertanam didada setiap generasi bangsa kita Indonesia.
Kemerdekaan barulah kemerdekaan sejati, jikalau dengan kemerdekaan itu kita menemukan kepribadian kita sendiri (Soekarno Sang Proklamator)
Batu Galing, Awal 2020
