spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

MEMBAHAYAKAN: GUMPALAN BESAR DI DANAU KERINCI, DIDUGA SAWAH WARGA YANG DIBAWA BANJIR

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

KERINCI, BEO.CO.IDSudah dua pekan hujan mengguyuri Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh Propinsi Jambi, dari (30/31/ 12/ 2023, s/d 13, 14 Januari 2024 Minggu, daerah Kerinci & Kota Sungai Penuh, sudah porak-poranda diterjang banjir dan longsor dimana-mana. Longsor menimbun jalan Nasional, Propinsi dan Kabupaten, rumah dan sarana pemerintah sempat lumpuh total untuk beberapa jam, kini sudah bisa dilewati. Namun tingginya curah hujan, sangat dikhawatirkan terjadi banjir susulan dan terjadi longsor lanjutan, pada titik rawan longsor.

Masyarakat Kerinci, khususnya Pulau Tengah, Sleman dan di sekeliling Danau Kerinci, 14/1-2024 pagi dikejutkan adanya gumpalan besar didalam Danau Kerinci, diperkirakan bisa sebesar dusun/ desa, entah dari mana hanyutnya?

Hebransyah warga setempat Desa Pulau Tengah Kerinci, menyampaikan laporannya Via Whatsaap ke Jurnalist Marhaen dari  BEO.co.id, sekitar pkl 10.00 WIB Minggu (Hari ini, red), dan sekaligus memperlihatkan Videonya.

Henransyah melaporkan kondisi terkini Air Danau Kerinci terus naik (meninggi), dari 13/1/ 2024 dini hari, (14/ 1/ 2024) Desa Pulau Tengah tidak bisa dilewati dengan kendaraan roda empat dan dua, masyarakat terpaksa menggunakan Sampan Tradisional sebagai alat transportasi menujju desa tetangga, termasuk ke Desa Lempur Danau, Kerinci.

Sampan tradisional dengan ongkos yang cukup tinggi antara Rp.15. 000,- s/d Rp.20.000,-/ orang sedangkan kondisi riil masyarakat kesulitan ekonomi, karena kegiatan gerakan usaha masyarakat sehari-sehari sudah lumpuh total, jelas Hebransyah.

Gumpalan berukuran besar itu berada ditengah-tengah danau Kerinci diperkirakan berada antara Desa Pulau Tengah dengan Desa Sleman, diduga Sawah warga (Rawa) dibawa banjir, tulisnya. Dikatakan Hebransyah, “kita takut jika Gumpalan itu hanyut, dan tersangkut di Jembatan Kali Rajo, yang agak sempit dan dangkal diperbatasan Senggarang Agung ke Desa Pulau Pandan.

Jika itu sampai terjadi bisa berakibat patal, Air Danau akan terbendung dan Nyangkutnya bawaan Banjir berupa Gumpalan besar tersebut, bisa Sawah dan atau rawa.

Selain masalah gumpalan yang dikahawatirtkan masyarakat sekitar Danau Kerinci, Kecamatan Keliling Danau, Batang Merangin, Bukit Kerman, Tanah Kampung, Kumun Debai (Kota Sungai Penuh) dan Gunung Raya, dan Hiang wilayah Kerinci. Sangat khawatir terjadinya peningkatan banjir dan hujan yang hanya berhenti sebenatar, dan turun lagi. Kondisinya nyaris tidak ada yang normal. Kini Kerinci dan Kota Sungai Penuh, inten di Kepung Banjir.

BACA JUGA :  Mengenal Lebih Dekat Wartawan BEO.co.id Liputan Kerinci & Kota Sungai Penuh

Dari pantauan Tim Wartawan BEO.co.id, (11/12-13 dan 14 Januari 2024 (Minggu), kondisi disejumlah titik kembali Longsor, di Lubuk Pandak, Sungai Renah (yang menghubungkan Desa Sungai Renah-Batu Hampar) Kayu Aro Lumpuh, karena kayu roboh dan menimpa badan jalan.

Dan sejumlah kendaraan roda dua (motor), tertutup longsor dan kayu roboh. Namun tak ada korban jiwa, Dan kondisi yang kian memperihatinkan juga terjadi di Desa Siulak Deras Mudik Sungai Kabu yang meluap dadakan membawa batu, lumpur dan Kerikil ke jalan Lintas Siulak Deras – Kayu Aro, yang linknya jalan Nasional menuju Sumatera Barat, (Solok Selatan). Itu terjadi subuh Minggu, (14/ 1/ 2024).

Dan anak sungai lainnya yang terus mencurahkan (menghanyutkan) Lumpur, yakni: Sungai Cumbadak yang ditambang oleh CV. FILAR USAHA, milik oknum DPRD Kerinci, “Arwiyanto” atas nama putranya, “Putra Apri Remon” yang sudah berjalan lima tahun, dan telah merusak ekosistem lingkungan disekitarnya.

Dan berikutnya Sungai Tuak, yang ditambang oleh PT.KRP (Kuari Rizki Pratama), milik Rizal Katni alias “Pak Torik” Cs, juga sudah berjalan menahun lamanya, selain menghasilkan limbah, keduanya merupakan Tambang Pasir raksasa di Kerinci.

Sejak, 30/31 Desember 2023, terjadi puncak banjir bandang, juga salah satu sumbernya dari dua tambang tersebut, dan sumber dari anak sungai lainnya, yang berhulu di Danau Belibis, dekat kaki Gunung Kerinci, dengan ketinggian LK-2000 meter dari permukaan laut, sangat mencemas dan menakutkan di musim hujan (curah hujan tinggi).

Sebagian bermuara ke Siulak Deras, dan bertemu dengan Sungai Batang Meraoo, yang berhulu di Gunung Bungkuk (Mudik/ hulu) Dusun Sungai Sirih Desa Sungai Gelampeh, Kecamatan Gunung Kerinci.

Masih di Kelurahan Siulak Deras, ada lagi anak sungai, Sungai Alam Batu, dekat tanah warga, konon kabarnya milik “H. Muradi” mantan anggota DPR-RI.

Kondisi lain yang dipantau Wartawan BEO.co.id, Desa Siulak Tenang, bagian belakang desanya juga sudah Longsor dan Lubuk Pandak, sudah tiga kali Longsor.

BACA JUGA :  Urat Nadi Ekonomi Masyarakat Terancam Lumpuh, Akses Jalan "Berkubangan"

Kondisi menakutkan Longsor juga terjadi di Seberang Lubuk Tiang Desa Sungai Batu Gantih Hilir, Dusun Baru, Lembah Karya Desa Sungai Batu Gantih (Desa Induk).

Sungai dan Longsor yang membahayakan juga terdapat di Desa Simpang Tutup, tetangga batasan langsung dengan Sungai Batu Gantih.

Dan Longsor kecil lainnya juga terjadi Desa Suko Pangkat, (jalurkanan) dan Desa Tanjung Genting, dengan sumber airnya Bukit Kayu Sigi (Bukit Sigi).

Dan dibagian Kecamatan Siulak terdapat bahaya longsor di Bukit Sungai Langit Desa Kota Rendah bagian belakang. Dan sangat di khawatirkan jika hujan terus turun deras, pusat Pemdakab Kerinci Bukit Tengah, sangat dikhawatirkan akan Longsor. Karena jalur jalan dua jalur, bagian kiri sudah amblas beberapa waktu lampau.

Maka kita himbau masyarakat Kerinci, untuk lebih waspada dan berhati-hati, jika perlu mohon dengan do,a bersama semoga Allah SWT yang maha segalanya menghentikan banjir dan longsor.

Mengingat topografi Kerinci, memiliki dataran rendah dan melebar dari Desa Lubuk Nagodang sampai ke Danau Kerinci, sepanjang lebih kurang 70 km, dan kiri kanannya perbukitan dan bekas Ladang tua (lama) yang sudah gersang dan tidak produktif lagi, dan kondisi tanahnya sudah Longgar, mudah Abrasi.

Dan kehulunya, sebagian besar juga sudah kritis. Dan sebagian sudah jadi hutan belukar kecil, bekas Ladang tinggal, yang ditinggalkan pemiliknya.

Solusinya saat ini, masyarakat Kerinci dan Kota Sungai Penuh, mari bahu membahu bersama tim Sar Kerinci/ kota, membangun kerjasama bahu membahu, mengatasi dampak banjir dan longsor yang sudah terjadi. Banjir kali ini, memang terparah sejak dua dekade berlangsung.

Kita tak bermaksud menjastis (apa lagi) total menyalahkan pihak tertentu, tapi perlu kita sadari bersama, banjir akibat hujan turun benar adanya.

Namun, juga tak bisa diabaikan akibat dari “penebangan liar, seperti didaerah Danau Belibis oleh oknum pejabat Kerinci, bekerjasama dengan masyarakat Kerinci (tertentu) dan tambang Pasir yang tanpa memperhatikan kepentingan lingkungan dan keselamatan masyarakat Kerinci”  Sudah waktunya, dicarikan jalan keluar demi menyelamatkan yang lebih besar, bukan kepentingan kelompok tertentu?.

BEO.co.id ( mhdj /korec /*** ).

Penulis/ Editor & Penanggungjawab: Gafar Uyub Depati Intan.

Kisah Singkat Jurnalis Gudi Podcast Kemenag Rejang Lebong

Tabut Bengkulu (Dokumentasi Yopoyo)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Headlines

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Posts

https://situs-toto.togel.togetherband.org