KERINCI, BEO.CO.ID – Rumah gedang (rumah adat), juga disebut rumah celak rumah piagam, di Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi merupakan Cagar Budaya yang harus di lestarikan oleh generasi penerus, agar tidak pudar ditelan waktu, apa lagi ditengah tengah lajunya moderennisasi dan generasi mudanya tak boleh melupakan sejarah, (Jasmerah) jangan sekali-kali melupakan sejarah (Bungkarno), dari mana mereka berasal?
Masyarakat Kerinci yang terkenal sangat mematuhi hukum adat, dan mengingat akan sejarahnya ternyata setelah memiliki SDM (Sumber Daya Manusia) Cerdas (hebat) dan memegang jabatan sebagai pemimpin daerah, pejabat, Dewan Perwakilan Rakyat, justru banyak diantara mereka yang melupakannya?
Tercatat sebuah rumah Gedang Desa Koto Beringin, Siulak Kerinci tempat kelahiran seorang sosok tokoh hebat, Dr.H Adirozal, MSi, yang menjabat Bupati Kerinci dua periode, 2014-2019 dan 2019-2014, dengan visi dan misinya yang sangat terkenal, ‘’KERINCI LEBIH BAIK BERKEADILAN’’ dalam pembangunannya.
Dan 10 program unggulannya, termasuk melestarikan Hukum Adat dan Buydaya Kerinci yang ramah dan humanis, rumah Gedang Koto Beringin, yang melahirkan sosok seorang tokoh besar, ‘’Adirozal’’ dia ada dan nyata, tapi dalam masyarakat Adat ‘’Tigo Luhah Tanah Sekudung, Siulak’’ khususnya di kalbu besar rumah Adat Koto Beringin, tercatat ada dalam cerita, tapi bhaktinya tak ada dialam nyata, kata sejumlah warga setempat kepada Wartawan BEO.co.id, di Siulak baru-baru ini.
Terkini, rumah ‘’Gedang Koto Beringin’’ nyaris bak rumah tak bertuan. Kondisinya secara fisik memperihatinkan, alias terbengkalai tak berpenghuni atap bocor, lantai jebol, dinding kropos, dua periode jabatan bupati Kerinci, yang dijabat putra terbaik dari rumah Gedang Koto Beringin tak tersentuh sedikit pun renovasi pembangunan oleh Bupati Kerinci Adirozal, baik scera pemerintahan, apa lagi pribadi.
Padahal Dr H Adirozal, MSi, sebagai Bupati Kerinci dua periode, tercatat sebagai salah satu Bupati terkaya Ketiga di Propinsi Jambi, dan telah di lansier beritanya oleh masyarakat Pers (Wartawan) disejumlah media cetak daerah dan nasional. Entah kenapa orang nomor satu di Kerinci ini, tak tersentuh membangun dan melestarikannya…?
Padahal dari Keluarga besar Rumah Gedang KOTO BERINGIN iya dilahirkan. Dan konon kabarnya Dr. yang disandangnya dari doctor ‘’Seni dan budaya’’ namun demikian kita tak boleh berburuk sangka dulu, apa lagi menjastis sebagai tokoh yang tidak familiar (kisit) dan miskin?
Sebelum berita ini di turunkan, sudah dua edisi beo.co.id menulis seputar keluhan masyarakat desa Koto Beringin tentang rumah gedang (rumah adat, rumah celak rumah piagam) yang terabaikan di perkampungan orang nomor satu, Bupati Kerinci Adirozal.
Hingga kini wacana renovasi pembagunannya hanya sebatas buah bibir saja belum berjalan sama sekali padahal pembangunannya di nanti-nantikan oleh masyarakat Koto Beringin.
Mengingat surat pengajuan pengunduran diri dari jabatan Bupati Kerinci, masa jabatannya, ‘’ADIROZAL’’ akan berakhir, 04 Maret 2024 kini dia sudah mengundurkan diri dari jabatannya, sebagai Bupati, karena Ia akan menjadi Bakal Calon (Balon) Legislatif DPR-RI dari Dapil Jambi.
Kono kabarnya dari Partai Amanat Nasional, besutan tokoh reformasi Nasional Prof Dr Aminen Rais, yang terkenal itu.
Harapan masyarakat Koto Beringin Kalbu rumah Gedang (Besar) Koto Beringin Siulak, bagian tak terpisahkan dari Tigo Luhah Tanah Sekudung Kerinci, Dr.H Adirozal, MSi, bisa membangun dan melestarikannya sebagai cindera mata, bagi masyarakat Kerinci, sebelum pulang kekampung Mertuanya di Darmasraya, Sumatera Barat.
Tapi kenyataannya sama sekali bertolak belakang dengan harapan masyarakatnya, dan justru yang menonjol rumah dinas Bupati Kerinci dan Villa bangunan pribadinya di Bukit Sungai Langit di belakang Desa Koto Kapeh, berbanding terbalik dengan rumah Gedang Koto Beringin, kata Adrifal Husdi, 40 tahun, LSM PPK (Pelopor Pembangunan Kerinci) kepada Beo.co.id,(4/8/2023) lalu.
Menurut Adrifal, menjelaskan rumah adat depati sungai langit/sering di sebut rumah gedang adalah salah satu peninggalan bersejarah yang di wariskan oleh generasi terdahulu berfungsi sebagai wadah pemersatu serta simbol kebanggaan bagi ‘’anak batino dan anak jantan.’’ Dari keturunan Depati Sungai Langit, pusako (Sko) yang dipakai Adirozal, tandasnya geram.
Dikatakan Adrifal Husdi rumah Gedang menjadi tempat musyawarah adat, dalam membuat ajun arah, anak buah, kemenakan serta tempat penobatan gelar sko (kehormatan) adat, yang di berikan kepada anak jantan (teganai umah) sebagai orang terpercaya, berjalan dan tegak sama lurus, menunduk sama bungkuknya, tidak seperti ‘’Adirozal’’ besar sendiri, tanpa mau tahu dari mana Ia berasal?.
Di tambahkan Adrifal Husdi, seharusnya ada tanggungjawab moral dari Adirozal, dan generasi Koto Beringin (tokoh adat, tokoh agama, pejabat serta pemudanya).
Ironisnya lanjut ADRIFAL HUSDI rumah gedang yang terletak di tengah perkampungan penduduk sama sekali tidak pernah di rawat padahal rumah adat ini sering di jadikan bahan dalam memberikan janji-janji politik kepada masyarakat oleh Adirozal, sebelum menjadi Bupati Kerinci 2014 silam.
Namun kata ADRIFAL HUSDI setelah mereka menjabat (DPR, Bupati, Pejabat/ Kadis di OPD dan lainnya) rumah gedang ini terlupakan mulai dari anggota DPR, SYAFRIL ALMSH, ST. ADIL bahkan putra terbaik Koto Beringin, Adirozal Bupati Kerinci dua periodepun pernah memberi janji akan membangun rumah gedang tersebut. Kenyataannya bak catatan buram, ‘’(tak jelas sampai hari ini)’’
Adrifal, menjelaskan semua itu tinggal janji seakan rumah gedang menjadi saksi bisu korban PHP saat kampanye politik tempo hari.
Sebagai anak jantan/teganai umahi (Tiang pemikir, suluh bindang dalam negeri), anak batino, penghuni rumah, berpiuk bertunggu jarang, dan serta seluruh masyarakat menginginkan pembagunan atau renovasi secepat mungkin, dilaksanakan. Jika Adirozal, merasa berasal dari Koto Beringin, keturunan dari rumah Gedang Depati Sungai Langit, Siulak Kerinci?.
Dan jika tidak, juga merupakan hak Adirozal, menolaknya. Hal senada juga di kritisi Emdona pemegang gelas Pusako (Pusaka) atau Sko, ‘’Rajo Simpan Bumi Karang Setio Budarah Putih ditanah Indopuro’’
Menurut pandagannya, ‘’ cermin kami, Dua Luhah, rumah adat itu penting di bangun dan diperbaiki, rumah gedang Koto Beringin adalah rumah pasusun (tempat uhang jadi) breh sipinggan, ayam se-ekor, breh 10, Kambing se-ekor dan breh 100, Kbau se-ekor. di situ teratur sembah anak batino kito. Ini sama sekali dilupa Adirozak, ujarnya.
Di katakan Emdona sudah berpuluh tahun tidak di perbaiki, rumah pasusun (rumah adat) apalagi pemimpin pemerintahan Bupati Kerinci, dua periode (sekarang) dari Desa Koto Beringin (asli) sudah sewajarnya beliau membantu memperbaiki rumah adat. Selain membangun, Villa di Bukit Sungai Langit, sebagai milik pribadinya.
Dan rumah Dinas BUPATI KERINCI Juga di Bukit Sungai Langit, serta Panti ASUHAN di belakang Desa Sungai Pegeh.
Dari keterangan dihimpun Tim Wartawan BEO.co.id, Perwakilan Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh, Bupati Kerinci Dr H Adirozal, MSi, selain Bupati terkaya ketiga di Prop Jambi, tercatat sampai tahun 2022 dengan jumlah kekayaan Rp8 miliyar yang tercatat dipemerintahan sebagai pejabat Bupati, (kekayaan penyelenggara negara).
Dan terdapat sejumlah kekayaan lainnya yang belum tercatat terdapat di Kabupaten Darmasraya Sumatera Barat, Padang Panjang Sumatera Barat, Tanah di Kerinci Prop. Jambi, dan Kota Jambi, berupa rumah, Kebun Sawit, Sarana Perguruan Tinggi, sudah lebih dari cukup jika Ia mau membangun dan merenovasi rumah Gedang Depati Sungai Langit di Koto Beringin Kerinci.
Dan gelar Pusaka (Sko) yang dipakainya memang, ‘’Depati Sungai Langit’’ namun, kita semua warga Kalbu Rumah Gedang (Besar) Koto Beringin, perlu menyadari bukan kewajiban Adirozal melestarikannya, melainkan tanggungjawab bersama generasi penerusnya.
Kekayaan yang dimiliki Adirozal, selama menjadi Bupati Kerinci dua periode itu, adalah hak bersama dengan istrinya yang sah, jika mau diberikan sebagian untuk pembangunan rumah Adat Depati Sungai Langit (Rumah Celak/ rumah musyawarah dan rumah kesepakatan) tentu harus izin dulu dengan istrinya, dan tidak boleh semaunya Adirozal?
Solusinya, lebih baik keturunan (keluarga besar) Depati Sungai Langit dan generasinya membangun dan melestarikannya dengan kesadaran dan kesepakatan bersama, tak harus menunggu Dr. H Adirozal, MSi, kendati Ia Bupati Kerinci dua periode, sampai laporan ini diturunkan, rumah Gedang Koto Beringin, masih ‘’bak rumah tak bertuan’’. Akankah dibantu pembangunannya oleh Adirozal, entah hanya dia yang tahu?. (***)
Laporan : Mhd Marhaen, Ka. Perwakilan  Kerinci dan Kota Sungai Penuh.
Penulis/ Editor   : Gafar Uyub Depati Intan