LEBONG, BEO.CO.ID – Oknum Guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di kabupaten Lebong berinisial Ap membantah kabar dirinya sebagai “Calo” dalam proses rekrutmen PPPK tahun 2024. Meski demikian, dirinya tidak menampik ada puluhan orang pelamar yang meminta bantuannya untuk mendaftar seleksi PPPK melalui aplikasi.
“Kalau disebut calo, saya rasa itu tidak pas, karena saya hanya membantu rekan – rekan honorer untuk mendaftar. Apalagi, banyak dari rekan – rekan yang ikut seleksi PPPK tidak mengerti cara input data diri melalui sistem online”, ujar Ap dikonfirmasi beo.co.id, Jumat (17/1/2025).
Sejauh ini, kata Ap, ada sekitar 50 pelamar yang telah ia bantu baik itu pelamar PPPK guru atau PPPK Teknis. Manariknya dari pelamar tersebut, beberapa orang mengaku diarahkan oleh oknum pejabat tinggi di dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Lebong.
“Mereka yang minta dibantu untuk mendaftar seleksi PPPK ini adalah rekan – rekan saya, bahkan ada yang mengaku sudah diarahkan oleh pejabat dinas Dikbud yakni Rz dan Hb,” kata Ap.
Kendati demikian, Ap menegaskan selama membantu para pelamar PPPK mendaftarkan diri melalui aplikasi, pihaknya tidak pernah memungut uang atau bahkan surat – surat berharga dari pelamar yang dijadikan sebagai jaminan kelulusan PPPK.
“Tidak ada jaminan atau uang pelicin seperti yang dikabarkan. Tapi, kalau uang lelah senilai puluhan hingga ratusan ribu saya akui hal itu memang ada. Uang tersebut saya terima dari beberapa orang sebagai ucapan terima kasih karena sudah membantu proses pendaftaran seleksi PPPK melalui sistem online”, tegas Ap.
Selama membantu proses pendaftaran tersebut, terang Ap, dia pun kerap mensosialisasikan agar para pelamar PPPK tidak tergiur dengan calo yang dapat menjamin kelulusan penerimaan PPPK. Apalagi seleksi penerimaan PPPK dikabupaten Lebong ini dilaksanakan melalui seleksi murni sesuai perolehan nilai saat menjalani ujian seleksi.
“Justru saya mensosialisasikan agar mereka tidak tergiur jika ada calo yang bisa menjamin kelulusan PPPK ini”, ucap Ap.
Lebih jauh, dirinya memaklumi adanya kabar yang menyebut keterlibatan dirinya sebagai calo yang dapat menjamin kelulusan PPPK. Sebab dalam proses pendaftaran PPPK beberapa waktu lalu kediamannya ramai dikunjungi para pelamar PPPK.
“Saya memaklumi hal itu, apalagi jelang pendaftaran akan ditutup kediaman saya memang ramai dikunjungi para pelamar yang ingin mengikuti seleksi penerimaan PPPK”, pungkas Ap.
Diakui Ap, dari beberapa pelamar yang ia bantu mendaftarkan diri melalui sistem online tersebut tidak seluruhnya lulus seleksi. Ada juga beberapa peserta yang gagal karena perolehan nilai tes tidak memenuhi syarat.
“Beberapa peserta yang saya bantu daftarkan lewat online ini tidak seluruhnya lulus, ada juga peserta yang gagal seperti Ls dan Hs. Mereka ini tidak lulus seleksi karena memang perolehan nilai tidak memenuhi syarat”, beber Ap.
Hal senada juga diakui guru PPPK lainnya, Ab. Menurutnya, selama ini dirinya dan Ap kerap dimintai bantuan rekan – rekan honorer untuk melakukan input data secara online.
“Banyak rekan – rekan kami tidak sepenuhnya memahami teknologi, bahkan tadi ada beberapa orang rekan honorer di Satpol – PP juga datang meminta kami membantu untuk melakukan input data dalam rangka mengikuti seleksi penerimaan PPPK tahap II,” ungkap Ab.
Lebih jauh, Ab menjamin bahwa dia dan rekannya Ap tidak seperti yang didesas – desuskan sebagai calo yang dapat menjamin kelulusan bagi peserta yang ikut seleksi penerimaan PPPK.
“Kami ini bukan pejabat, hanya guru PPPK. Kalau dalam proses input data online ini kami menerima uang lelah saya kira itu adalah hal wajar”, pungkas Ab.
Sementara itu, oknum pejabat dinas Dikbud berinisal Rz dan Hb hingga informasi ini diturunkan masih dalam upaya dilakukan konfirmasi. ( Zee )