Laporan : Yelly Naiti / Syapwandi
BOHONG SUDAH BEROPERASI 100 PERSEN ?
Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi memiliki dua rumah sakit baru, satu RS di Desa Ujung Ladang Kecamatan Gunung Kerinci, kedua di Bukit Kerman,Kecamatan Bukit Kerman, Kerinci keduanya belum berfungsi normal. RS Pratama Ujung Ladang, dipakai DPRD Kerinci dan RS Pratama Bukit Kerman, dua gedung (bangunannya) terbengkalai, hanya satu gedung yang baru difungsikan untuk berobat Jalan bagi Pasiennya.
Secara mayoritas masyarakat Kerinci terpaksa masih berobat ke luar Kerinci, dominan ke Kota Padang, Bukit Tinggi, Muaro Labuh, Kota Jambi dan Kota Sungai Penuh RSU Jend HA Thalib, dan sudah puluhan tahun masyarakat Kerinci, krisis tempat berobat yang layak, terpaksa keluar Kabupaten Kerinci. Sampai berita ini diturunkan masyarakat Kerinci mayoritas berobat keluar Kerinci.
Selain pasien menderita dalam goncangan mobil diperjalan yang jauh (lama) memakan waktu yang panjang, ironisnya banyak yang mati dalam perjalanan PP (Pulang Pergi), pasrahnya nasib dan panggilan dari Tuhannya.
Untuk menuju Kota Padang dari Kabupaten Kerinci, bila melewati jalan Kota Sungai Penuh-Tapan (lewat Pesisir Selatan) dengan jarak 277 km minimal ditempuh 8 jam bayangkan lamanya sisakit menderita dalam getaran mobil.
Bila lewat Kayu Aro-Liiterwe, Solok Selatan-Kota Padang ditempuh dalam waktu 7 jam sekitar 255 km.
Dan yang berobat ke Muaro Labuh, lebih dekat ditempuh lk 4 jam dan yang mau berobat ke Bukit Tinggi waktu tempuh lebih lama lagi Kerinci-Kota Padang 277 km + Padang-Bukit Tinggi 90 km lk 360 km, tak heran banyak pasien (sisakit) lama menderita diperjalanan.
Dan lebih jauh lagi Kerinci ke Kota Jambi dengan jarak 418 km ditempuh lk 12 jam, kondisi sulit ini sudah lama dirasakan masyarakat Kerinci, termasuk Kota Sungai Penuh setelah depinitip berpisah dengan Kabupaten Kerinci, karena RSU HA Thalib, belum punya dokter yang lengkap (spesialis).
Bangun Dua RS Pratama, (Baru): Bupati Kerinci Dr H Adirozal, MSi, yang menjabat dua periode (2014-2019 dan 2019-2024) Ia digantikan Asraf, SPt.MSi selaku PJ Bupati Kerinci 4 Nopember 2023, Bupati Adirozal membangun RS Ujung Ladang dan RS Pratama Bukit Kerman, sampai habis masa jabatannya, Ia “gagal” menyelesaikan dua bangunan RS tersebu sampai hari ini, (Mei 2025), dan sudah ganti Bupati Baru, Monadi periode 2025-2030, sejak 20 Februari 2025 lampau.
Kedua RS Ujung Ladang, ditumpangi DPRD Kerinci untuk berkantor, sedangkan RS Pratama Bukit Kerman 3 gedung, dua terbengkalai dan satu beroperasi batas berobat Jalan bagi pasien yang berobat di Bukit Kerman.
Tim Wartawan BEO.co.id Liputan Kerinci dan Kota Sungai Penuh, di Koordinir Yelli Naiti, melakukan Investigasi Reporting Jurnalistik ke Bukit Kerman, 30 April 2025, banyak temuan crusial diluar dugaan, karena RS Pratama Bukit Kerman, dinyatakan telah selesai 100% secara fisik dan sudah di operasikan?.
Ternyata itu info polesan. Dari 3 gedung pertama dibangun tahun 2020 dan kedua 2021 (dua) gedung, keduanya “terbengakali” bak rumah tak bertuan, “jadi sarang Lababa, Kelelawar, Kaca-kacanya hancur, kotor dimana-mana terutama ruang dalam, dan dua pintu sudah tanggal, kini tanpa pintu?.”
Dan tidak benar jika ada pihak tertentu mengatakan sudah beroperasi seratus persen. Itu berita Hoax, Dari tiga gedung yang dibangun itu, gedung pertama (jalan masuk) dibangun T.A. 2020 dan gedung kedua 2021, keduanya tidak berfungsi.
Dan sebagian besar Plavon sudah ambruk (runtuh), WC-WC) tanpa air dan Dinding banyak yang retak. Dan bangunan Gedung ketiga T.A 2023 menelan biaya lk Rp42 miliyar.
Rawat Jalan: RS Pratama Bukit Kerman yang baru berfungsi (difungsi)kan hanya untuk Rawat Jalan bukan Rawat Inap.
Menurut keterangan dari salah satu tenaga Medis (Lulusan PKKK) yang sehari-harinya bertugas di Rumah Sakit Bukit Kerman yang dilindungi namanya, “menyampaikan kepada Tim Wartawan Beo.co.id, di depan rumah sakit, menurut sumber itu, sampai saat ini Rumah sakit ini hanya di pakai untuk rawat jalan, bukan Rawat Inap,” tegasnya.
Dan belum bisa untuk rawat Inap, untuk peralatannya sudah lengkap cuman masih menuggu akreditasinya belum ada kelulusannya.
Sudah di chek dari aparat Kesehatan pusat, saat ini tinggal menunggu hasil Kreditasinya. Ungkap sumber kompeten itu, pada awak media ini.
Dilokasi yang sama Tim Beo.co.id terus melakukan penelusuran melihat secara riil kondisi fisik bangunan dan menemui Penjaga Rumah Sakit (Securiti) yang bertugas sehari-hari sebagai keamanan, juga menjelaskan sampai saat ini, Rumah Sakit ini hanya di pakai untuk Rawat Jalan, belum bisa Rawat Inap, masih banyak yang harus dilengkapi, ujarnya.
Dan baru berfungsi sekitar pertengahan 2024 kemaren, setelah Tes PKKK, kalau untuk para Dokternya lebih kurang sekitar 5 Atau 6 orang setau saya kata sumber Scurity kepada BEO.co.id.
Dan tenaga dokternya ada dari Siulak dan ada juga dari Jujun dan untuk tenaga Medisnya semua termasuk security lebih kurang berjumlah sekitar seratus orang, tenaga medisnya kebanyakan dari Lulusan PKKK dan ada juga para Honorer untuk Pasiennya setiap hari ada yang datang untuk berobat ungkapnya.
Untuk peralatan medisnya setahu saya sudah lengkap semua Kalau pelayanannya dari jam 8 pagi sampai jam 14.00 WIB siang, dokter sama lulusan PKKK, pulangnya sama (Jam 14 WIB) dan Honorer Jam satu, ujar sumber itu.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci, H Hermendizal, SE. SKM, dihubungi secara terpisah untuk mendapatkan klarifikasi tentang dua RS, (Ujung Ladang dan Bukit Kerman), kenapa belum beroperasi?
Hermendizal, terkesan menghindar. Kendati tanpa penjelasan ke gagalan dan kebusukan yang terjadi dilapangan tidak dapat ditutupi.

Soal kegagalan Pemdakab Kerinci menyiapkan pelayanan bagi masyarakat Kerinci, bukan rahasia umum lagi.
Ini harus di sadari siapapun Bupatinya dan pejabat Kadis Kesehatan, tanpa menunjukan reputasi kerja yang baik, menyiapkan sarana dan prasarana Kesehatan yang cukup dan baik, maka pelayanan tidak akan pernah berhasil?.
Bayangkan orang Kerinci sudah bertahun – tahun terpaksa berobat keluar Kerinci. Itupun bila punya kemampuan Keuangan dan bila tidak, hanya menunggu dalam menuju kematiannya?.
(*** /yn /syw).
Penulis / Editor : Gafar Uyub Depati Intan