Wartawan Beo.co.id berminggu-minggu dan bahkan ber-bulan tanpa Karya Jurnalistik (berita), berarti otaknya tidak berfikir dan tidak bekerja untuk profesinya sebagai Wartawan.
Identitas yang diberikan seperti surat tugas, kartu Pers redaksi dan kartu Pers dari organisasi Wartawan tak lebih sebagai ‘’identitas sekedar untuk mendapat pengakuan sebagai Wartawan’’ tak lebih dari itu?.
Ini untuk menjawab kritik, saran, dan pendapat dari pembaca BEO.co.id yang budiman dan berada dibelahan bumi nusantara dalam dan luar negeri. Redaksi memberanikan diri menjawab rasa kecewa masyarakat pembaca yang disampai pada Pemimpin Redaksi secara langsung Via Whatsapp. Dan tak berlebihan jika kami selalu koordinasi dan mengingatkan Wartawan media ini.
Khusus para insan Pers yang bergabung di media online BEO.co.id, memang ditekankan untuk berkarya sebagai Wartawan, bukan hanya mengklaim diri berbungkus identitas, tanpa karya. Kita utamakan insan Pers yang berada dalam rumah kita dulu, (Beo.co.id), diluar sana urusan pihak lain.
Bagi Wartawan BEO.co.id, yang tidak peduli lagi dengan perkembangan informasi yang terjadi ditengah masyarakat, dalam melaksanakan tugas Wartawan, lebih mundur (mengundurkan diri), tanpa diminta atau diberhentikan dari status Wartawan.
Masyarakat akan lebih mengenal sosok seorang Wartawan, bukan karena, tindakannya gagahan, ganteng, merasa hebat sendiri, benar sendiri, melainkan karena Karya Jurnalistiknya, (Wartawan) yang diakui masyarakat, (pembaca)nya, bukan siapa-siapa?.
Dan karya-karya Jurnalistnya sampai kepada pembaca, dan memberikan informasi yang akurat bukan hoax atau bohong-bohongan, sebagai hak public untuk mengetahuinya.
Jangan sampai menjadi Wartawan CNN. Apa itu Wartawan CNN? Mengutif istilah mantan Gubernur Propinsi Bengkulu H Hasan Zen (alm), mengatakan ‘’menjelang hari raya Idul fitri, Adha dan tahun baru, bermunculan Wartawan CNN, Cuman Nengok-Nengok, tanpa berita.’’ Ujung-ujungnya amlop, tak lebih dari itu.
Dan meminjam istilah Wartawan Muntaber, Ia ada tapi Muncul tanpa berita, alias Muntaber. Identitas, hanya sekedar pengakuan sebagai Wartawan.
Ketika ditanya masyarakat, pejabat dan aparat TNI/ Polri, mana beritanya atau apa berita menarik minggu ini, jawabannya saya Wartawan pak….Seraya menunjukan ini Identitas, hanya batas itu, ia tak mampu menunjukkan identitasnya dalam bentuk karya Jurnalistik yang akurat dan sampai pada pembacanya, dan tidak abal-abal?.
Padahal dalam dunia Jurnalistik, setidaknya ada tiga tugas utama (tugas pokok), antara lain: Tugas menyampaikan segala bentuk perkembangunan pembangunan ditengah masyarakat, yang akan direncanakan, yang sedang dilaksanakan secara fisik dan hasil-hasil yang telah dicapai.
Berikutnya, menyampaikan perkembangan berita Seni, Budaya, Sastra dan Hiburan.
Kemajuan positif, terkikisnya nilai-nilai budaya, (Degradasi mental) dan penyimpangan nilai budaya melayu yang kebarat-baratan, bertentangan dengan budaya asli Indonesia, (masyarakat tanah melayu). Muaranya, merusak etika moral dan budaya asli bangsa ini.
Dan ketiga melaksanakan Sosial Kontrol (Kontrol Sosial), melakukan pemantauan terhadap jalannya pemerintahan dan pembangunan di segala sector (kepentingan) masyarakat terutama yang menggunakan keuangan Negara, anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN) dan anggaran pendapatan dan belanja daerah), karena keduanya anggaran tersebut bersumber dari uang rakyat dan pinjaman luar negeri, yang menjadi utang Negara yang dibayar oleh rakyat.
Negara dan daerah tidak punya uang, yang punya uang adalah rakyat (masyarakat). APBN dan APBD disebutkan bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) dan dana alokasi umum (DAU), berarti berasal dari uang pajak yang dikumpulkan dari seluruh rakyat Indonesia, antara lain; Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak dari Perizinan, seperti IMB (Izin Mendirikan Bangunan), Pajak Perusahaan, Perseroan terbatas (Pt/CV), pajak penghasilan, retribusi dan Perkebunan.
Dan sumber dari perizinan, Izin Pertambangan sesuai tingkatannya, pajak kendaraan roda dua, roda empat, mobil tumpangan umum, angkutan bertonase tinggi, pribadi, mewah. Perkapalan mulai dari tradisional, sampai mewah dan pesawat udara (pesawat terbang) milik pribadi (perusahaan), dan BUMN/ BUMD.
Dari tiga tugas Wartawan yang secara rutinitas harus dilakukan. Dari tiga tugas tersebut meliputi penyampaian berita pembangunan disegala sector, budaya, sastra dan hiburan & control social (Sosial control), sebagai Wartawan khususnya BEO, harus bertanyalah pada diri sendiri, kita sedang berada dimana dan apa yang sudah dilakukan?
Dengan tetap menjunjung tinggi azas dasar dalam bertugas, kejujuran guna mencari kebenaran, bukan pembenaran.
Dengan dasar (payung hukum) UU No.40 tahun 1999 tentang Pers dan melaksanakan Kode Etik Jurnalistik (KEJ), sebagai etika profesi (pedoman), guna memperkecil tingkat kesalahan dan terhindar dari berita hoax (bohong).
Wartawan BEO.co.id, terus ditekankan redaksi dalam melaksanakan tugas mengutamakan chek and richek, setiap informasi yang diperoleh jangan ditelan mentah-mentah tanpa melakukan chek pada tempat kejadian perkara (TKP), dan memperoleh keterangan/ data dari pihak yang berwenang, mulai dari korban, pelaku, para saksi, RT/RW dan masyarakat setempat atau yang melihat dan berada disekitar TKP.
Aparat berwenang (berwajib), Polisi/ TNI (Polsek dan Koramil), Camat, Kepala Desa (Kades), Kepala Kelurahan dan pihak lain yang tahu adanya peristiwa. Dan pejabat tinggi Negara dan daerah.
Data lapangan sangat penting, guna menjawab keterangan yang bisa saja terjadi simpang siur, atau di ekspose pihak tertentu dengan tujuan kepentingan pribadi, kelompok, dan atau penyalahgunaan penyelidikan oleh oknum tertentu, dengan tujuan tertentu pula.
Chek and richek secara jujur dan bertanggungjawab dari seorang Wartawan, merupakan senjata vital yang kuat dan ampuh untuk mendukung tegaknya supremasi Hukum dan melahirkan rasa keadilan ditengah masyarakat.
Kejujuran dalam memperoleh data dan keterangan, secara tak langsung menghancurkan ‘’berita bohong/hoax’’ tren terjadi diera teknologi canggih saat ini.
Maka investigasi reporting seorang jurnalist strategis penting melenyapkan info kebohongan (hoax) yang diciptakan oknum tertentu dengan tujuan tertentu pula.
Redaksi BEO.co.id, tanpa henti mengingat Wartawan yang mengabdi dan bergabung di media BEO.co.id dan KORAN BIDIK07ELANGOPOSISI, agar jujur dan ikhlas dalam menjalankan tugas, dan melaporkan hasil liputan dan pemantauannya pada redaksi tertulis dan lisan. (***)