LEBONG, BEO.CO.ID – Capaian pendapatan asli daerah (PAD) dinas Pertanian dan Perikanan (Disperkan) kabupaten Lebong setahun belakangan ini tercatat sebagai yang paling rendah. Dalam tempo setahun, OPD satu ini hanya menyumbang Rp. 216 ribu PAD.
Pelaksana tugas (Plt) kepala Badan Keuangan Daerah (BKD) Erik Rosadi S. Stp, M. Si melalui Kepala Bidang (Kabid) Pendapatan dan Bagi Hasil Moginsidi meyebutkan capaian PAD Disperkan ditahun 2021 lalu tidak mencapai 50 % atau hanya sekitar 10,8 % saja.
“Realisasi PAD Disperkan tahun lalu hanya Rp. 216 ribu atau hanya sebesar 10,8 % dari target penerimaan“, ujar Mogindisi beberapa waktu lalu.
Rendahnya capaian PAD tersebut, kata dia, disebabkan oleh pandemi Covid- 19. Sehingga para pemilik hewan ternak enggan untuk memanfaatkan rumah potong hewan yang sudah disiapkan oleh Disperkan.
“Kalau versi mereka (Disperkan – red) rendahnya capaian PAD ini dikarenakan oleh pandemi sehingga masyarakat yang memiliki hewan ternak seperti sapi enggan untuk memanfaatkan rumah potong hewan yang telah disediakan pemerintah,” kata dia.
Meski demikian, ada juga OPD penyumbang PAD lebih dari target. Dinas Kesehatan (Dinkes) dengan realisasi PAD Rp. 39 juta atau 111 % yang diperoleh dari sektor pelayaran kesehatan.
“Kemudian restribusi sampah oleh DLH dengan realisasi Rp. 24,7 juta atau atau 107 %, dinas DMPTSP Rp. 183,5 juta atau sebesar 104 % yang diperoleh dari retribusi perizinan IMB,” ucapnya.
Sementara itu untuk OPD Setda menyumbang Rp. 7,5 juta atau sebesar Rp. 50 % bersumber dari retribusi penyewaan tanah dan bangunan, lalu Disparpora Rp. 52,7 juta atau 75 % dari retribusi tempat rekreasi dan olahraga, PUPR – Hub sebesar Rp. 63,7 juta atau 79,6 % dari retribusi parkir kendaraan bermotor, Disperindagkop dan UMKM Rp.35,7 juta atau 105% bersumber dari retribusi pelayanan pasar dan BKD sendiri dari retribusi pemakaian mess pemda yang terdapat di propinsi Bengkulu.
“Kalau untuk tahun 2022 ini laporan belum seluruhnya direkap, tapi khusus untuk retribusi wisata dan tempat rekreasi kami harap capaian PAD bisa mencapai target apalagi pantauan dilapangan pengunjung tempat wisata bisa dikatakan sangat padat,” demikian Moginsidi. (Sbong Keme)