LEBONG, BEO.CO.ID – Warga Desa Tambang Sawah, Kecamatan Pinang Belapis, Kabupaten Lebong menyampaikan kekecewaan atas pembangunan jalan yang dinilai tidak adil. Warga memprotes karena proyek pembangunan infrastruktur jalan Muara Aman – Tambang Sawah yang dijanjikan pemerintah tidak melewati wilayah desa mereka.

Berdasarkan informasi yang telah dihimpun, pembangunan rekonstruksi ruas jalan Muara Aman – Tambang Sawah sepanjang 7,4 Kilometer (Km) yang akan dilaksanakan oleh PT. Pebana Adi Sarana bersumber dari APBD Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran (TA) 2025 dengan menelan anggaran mencapai Rp 30 miliar.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Desa (Kades) Tambang Saweak, Zulkarnain mewakili kekecewaan masyarakat setempat. Bahwa akses jalan Tambang Sawah sampai objek Wisata Air Putih lebih layak dan sangat dibutuhkan untuk memperlancar aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat.
“Wajar kita protes dan kecewa, mengapa perencanaan pembangunan jalan Muara Aman – Tambang Sawah tidak dilokuskan dari jembatan Sungai Air Serikat (Tambang Sawah) sampai jembatan Sungai Air Putih (Biok Putiak/Objek wisata), sama kita ketahui 2,5 kilometer kondisi jalan Tambang Sawah sudah lama rusak parah,” ujar Zulkarnain, Rabu (2/7/25).
Ia menambahkan, berharap kepada orang nomor satu di bumi Merah Putih, Provinsi Bengkulu untuk dapat mengambil langkah strategis serta memberi solusi, bahwa titik pelaksanaan pembangunan jalan lebih idealnya, mulai dari jembatan Sungai Air Serikat sampai jembatan Air Putih.
“Kita meminta kepada Gubernur Bengkulu, bapak Helmi Hasan dapat mengambil langkah, serta mencari solusi bersama OPD teknis untuk membangun jalan sepanjang 2,5 Kilometer dari Jembatan Sungai Air Serikat sampai Jembatan Sungai Air Putih, mengingat bahwa objek wisata Air Putih merupakan icon wisata unggulan Kabupaten Lebong dan Provinsi Bengkulu,” harapnya.












Sementara itu, kontraktor pelaksana kegiatan pembangunan tersebut menanggapi soal titik lokus pembangunan, ia mengatakan melaksanakan kegiatan pembangunan Muara Aman – Tambang Sawah sesuai dengan petunjuk teknis dari Dinas PU Provinsi Bengkulu.
“Kami sebagai kontraktor bekerja sesuai dengan perencanaan, setelah di kontrak perencanaan memang dari Muara Aman titik nol – nya sampai ke titik akhir pembangunan tahun sebelumnya (SMPN 3 Lebong /Air Kopras),” jelas sumber meminta nama untuk tidak ditulis.
Dia juga menyebutkan bahwa pembangunan jalan sepanjang 7,4 Kilometer tersebut, dimulai dari SMP N 3 Lebong Desa Air Kopras sampai Simpang Tiga Hotel Asri (Pasar Tradisional Modern) dengan pengaspalan dua kali.
“Pengaspalannya dua kali ini permintaan dari pihak PU Bengkulu dengan tujuan tidak mengulangi pembangunan berikutnya, untuk jalan 2,5 Kilometer menjadi kekecewaan warga kemungkinan tahun depan akan dibangun, yang jelas kami kontraktor hanya menerima perencanaan pembangunan dari PU,” pungkasnya. (*/SB)