KERINCI, BEO.CO.ID – Sedikitnya 18 paket Jalan Usaha Tani (JUT), yang dibangun tahun anggaran 2022, dikelola Dinas Pertanian Kabupaten Kerinci, Prop. Jambi, diantaranya menghancurkan tanaman Petani, Kentang, Bawang dan lainnya.
Pembangunan JUT dimaksud tanpa dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan para Petani, hanya dadakkan (tiba-tiba) dibangun dan melewati Kebun Kentang yang sedang rimbun, Bawang yang akan dipanen dilewati oleh alat berat dan digusur, tak heran menimbulkan kerugian besar terhadap para petani pemilik kebun (lading) dan isinya sepanjang dilewati.
Seperti dialami Badril, 60 tahun penduduk Desa Koto Baru, Kecamatan Kayu Aro, Kerinci, yang ditemui Beo.co.id dan GardaTerkini.Com, 2 Agustus 2022 lalu dikebunnya.
Lebih lanjut, Badril, berkeluh kesah, pada awak media ini tanaman Kentang miliknya saat ini telah menjadi korban sekitar kurang lebih 4 Bagor (karung) dengan berat 200 kg karena telah ditimbun material tanah dan dilewati oleh alat berat, keluhnya.
Dan bibit pun saya hutang sama orang lain Rp.10.000 1 kg (satu kilo) belum saya bayar.
Itu Kentang saya sedang rimbun daun telah tertimbun tanah, ya saya kecewa, kalau begitu caranya, apalagi Kentang, Cabe dan Bawang milik warga yang di atas ladang saya habis, (hancur) dilewati oleh alat berat yang sedang bekerja. Tanpa komunikasi apa lagi ganti rugi, ujarnya.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) ‘’buk Ses’’ Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Kerinci yang dihubungi Via Phonselnya, menjawab pertanyaan Ses mengatakan benar tahun ini ada 18 paket pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT), kalau masalah teknis dang anti rugi tanyakan pada Pejabat Pelaksaan Teknis Kegiatan (PPTK), ‘’pak Dafril’’
Sejauh ini, Dafril belum berhasil diperoleh konfirmasinya, atas kehancuran Kebun Kentang, Cabe dan Bawang sebagai usaha para petani di Kerinci untuk menyambung kehidupan keluarga mereka sehari-hari.
Dan pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT), tidak ada kaitannya dengan proyek Aspirasi dewan Kerinci, berdasarkan ketentuan dan UU yang ada hanya ditingkat pusat, didaerah tidak ada jelas sumber kompeten. Itu, hanya ulah oknum-oknum yang ingin mencari pencitraan seolah-olah kemampuan dewan mengadakan proyek, itu tidak benar adanya?.
Dari keterangan dihimpun Wartawan BEO.co.id, kedepannya untuk pembangunan JUT, harus disurvey terlebih dahulu, dimana akan dibangun, kondisi tanaman Petani sedang apa, akan panen, baru tanam atau sudah panen, sehingga tidak mengorbankan usaha para Petani, begitu banyak, seperti dialami Badri dan Badri-badri lainnya…
Masyarakat petani bukannya menolak dibangunnya JUT, jika dikoordinasikan terlebih dahulu, dan di survey dengan baik, tidak akan menimbulkan kerugian yang besar bagi para petani di Kerinci.
Bupati Kerinci DR.H. Adirozal, MSi, dan Kadis Tanaman Pangan dan Holtikultura, harus tahu kerugian dan keluhan masyarakat ditingkat bawah. Sektor Pertanian adalah bagian 10 program Prioritas Bupati Kerinci Adirozal.
Para petani, bukannya menolak pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT), jalan belum selesai mereka sudah jadi korban dari kebijakkan pembangunan JUT itu sendiri. Ini melukai dan mengorban para petani. Maka kedepannya, harus ada upaya solusi terbaik, jalan tetap dibangun, petani jangan di korbankan? (+_ /***).
Editor/ Penulis : Gafar Uyub Depati Intan.
