Oleh : Gafar Uyub Depati Intan
KERINCI, BEO.CO.ID – Ketika Bupati/ Kepala Daerah Kabupaten Kerinci, DR.H, Adirozal, MSi (Pemimpin daerah), tidak lagi dipercayai rakyat, mulai kalngan mahasiswa (akedemisi), para intelektual lainnya dan masyarkat awam, yang disampaikan melalui demo Mahasiswa, Jum,at (22/04/2022) didepan Kantor DPRD Kerinci, dengan lantang meminta Adirozal mundur, dengan kesadaran sendiri, karena di nilai gagal memimpin dan membangun Kerinci dua periode. Tercatat 2014-2019, & 2019-2024 (yang tengah berjalan) dan tersisa dua tahun lagi dan menggadang-gadangkan dengan visi dan misi pembangunan Kerinci Lebih Baik Berkeadilan (KLB-Berkeadilan), yang dinilai ‘’gagal’’ pertanyaan menggelayut mana hasil yang siqnipikan KLB Berkeadilan?
Hal ini berkaitan dengan 6 dari 7 Fraksi DPRD Kerinci, terkecuali PAN (Partai Amanat Nasional) yang tidak ikut, meminta Bupati Adirozal mencopot Maya Febri Handayani, ST (Maya), dari jabatannya selaku Kepala Dinas PUPR Kabupaten Kerinci, yang diduga banyak masalah?.
Tuntutan bukan hanya itu, melalui Demo mahasiswa Jum’at (22/4/2022), giliran Adirozal yang dituntut mundur dari jabatannya selaku Bupati Kerinci. Alasannya tak lain karena dinilai gagal membangun Kerinci dalam masa dua periode hingga April 2022. Kata Zoni Irawan, Aktivis Senior Provinsi Jambi, yang dihubungi Via telephone sambungan jarak jauh, (22/04/2022) malam.
Kita berharap lanjut Zoni Irawan, semua berjalan dengan baik dan serius.
Hal ini tak terlepas dari peristiwa ricuhnya hearing saat diruang komisi III DPRD. Lanjut Dewan menggelar rapat gabungan dengan hasil meminta Bupati Kerinci mencopot kadis PUPR Kerinci Maya Novefri oleh enam fraksi di DPRD Kabupaten Kerinci, (mayoritas) Kamis (21/4) kemarin. Dikutif kembali dari berbagai sumber.
Aksi demo depan gerbang kantor DPRD Kerinci, mahasiswa berorasi nyaris ricuh dengan aparat keamanan dan Sat Pol PP.
Mereka berunjuk rasa karena mosi tidak percaya terhadap Bupati Kerinci Adirozal dua periode yang dianggap tidak mampu memimpin birokrasi di Bumi Sakti Alam Kerinci.
Dengan suara lantang menyebutkan, “Sudah dua periode kepemimpinan Adirozal tapi tidak ada perubahan dan malah banyak persoalan yang tak selesai.
“Saat ini Kerinci bukan lebih baik melainkan lebih buruk yang ada. Mundur saja kalau tidak mampu,” teriak mahasiswa saat di depan Gedung DPRD Kerinci Jum,at.
Dalam orasi gabungan mahasiswa tersebut terdapat 4 tuntutan mahasiswa yang disampaikan yaitu:
- Membatalkan 3 Mega proyek multiyears yang tidak memiliki azas manfaat.
- Meminta pimpinan DPRD Kabupaten Kerinci turun jabatan secara hormat.
- Dua periode kepemimpinan Bupati Kerinci Adirozal GAGAL.
- Meminta Bupati Kerinci Mundur dari jabatan secara
terhormat. Sebagaimana dilaporkan Sandra Boy Chaniago.
Dari keterangan dihimpun redaksi media ini, kegalauan masyarakat Kerinci sudah lama, sejak periode pertama Adirozal menjabat Bupati Kerinci, pertama soal Fee proyek, Adirozal menjanjikan proyek tanpa fee ternyata ‘’bohong’’ Tes PNS, tanpa uang ternyata ada yang bermasalah, belum dituntaskan.
Dan berikutnya penegakkan supremasi Hukum ditubuh Pemdakab Kerinci, tidak berjalan sebagaimana mestinya, seperti kasus Johani Wilmen yang juga adik kandung Adirozal, diduga memudakan umur saat Tes CPNS di Pemkot Sungai Penuh, lalu pindah ke Pemda Kerinci dan diberi jabatan di Disperindag & UKM, sebagai salah satu kabid.
Dan 10 (Sepuluh) program unggulan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Dan dalam pembangunan fisik jalan kabupaten puluhan kilo meter bahkan ratusan menjadi kubangan belum diperbaiki sampai detik ini.
Dan termasuk kerusakkan lingkungan pembabatan TNKS (Tanaman Nasional Kerinci Sebelat), Lingkungan akibat galian bebatuan (Galian C) liar dan lain sebagainya.
Jika mahasiswa menilai ada kegagalan itu, ‘’wajar’’ mereka menilai Adirozal, mundur dari jabatannya selaku Bupati Kerinci, dengan kesadaran karena tidak dipercaya masyarakat, karena kepercayaan adalah nomor satu, ‘’bukan uang dan kekuatan kekusaan dalam memimpin’’
Rakyat Kerinci butuh bukti pembangunan, bukan janji-janji lagi. (***).