OPINI
Penulis: Benny Hakim Benardie
Ada pendapat, sejarah asal usul Suku Rejang sudah sangat tidak memungkinkan diriwayatkan secara benar, senyata fakta sebenarnya. Hal ini disebabkan beberapa faktor, yang mengakibatkan sejarah asal usul Rejang terhapus dan hilang ditelan ketidaktahuan generasi masa lalu.
Tentunya pendapat itu terlalu naif untuk dijadikan paham, sehingga misteri ini gagal terkuak. Padahal komunitas ini masih banyak dan terus berkembang, pada tempat asalnya di Kabupaten Benteng, Bengkulu Utara, Rejang Lebong dan Lebong
Meminjam pendapat Hakim Benardie, berbagai teori sosiologi – antropologi – arkeologi mengajarkan bahwa, “Peradaban manusia itu selalu berawal dari kehidupan sekelompok manusia dipesisir pantai atau sungai. Selanjutnya berkembangan menjadi komunitas masyarakat yang semula homogen, lalu berubah menjadi heterogen”.
Dalam suatu masyarakat yang lebih besar berbentuk bangsa (Nasional), dan selanjutnya berkembang menjadi antar bangsa-bangsa (Internasional).
Menguak perjalanan Anak Negeri Lu-Shiangshe yang mengaku dirinya sebagai kelompok Suku Rejang, Rha-hyang, Ra-Hyang, Re-Hyang atau Re-jang ini.
Chung Ku-o inilah yang pertama kali menamakan dirinya dengan sebutan kata Rejang pada 185 – 254 tahun Imlek atau 186 – 117 Caka atau 264 – 195 sebelum Masehi (sM).
Chung Ku-o Jen untuk sebutan orang China yang tiba pada 224 – 233 tahun Imlek atau 147 – 138 Caka atau 225 – 216 sM, yang mengaku dirinya sebagai suku Rejang Lebong.
Asal Kata Rejang
Kata Rejang diambil dari akar kata Rha-Hyang atau Ra-Hyang berati Dewa yang maha berkuasa. Kata Ra-Hyang berevolusi bahasa dan berubah menjadi kata Re-Hyang atau Re-jang. Kata Rejang dalam bahasa Sangsekerta (Sanskrit) dapat diartikan, penyembahan kembali. Maksudnya orang yang sudah lama meninggalkan kepercayaannya dan kembali taat menyembah Dewa.
Kata Rejang ini juga tidak jelas, apakah ada hubungannya antara nama etnik tersebut dengan nama sungai Rejang dan suku Rejang yang berada di Kalimantan atau Suku Rejang yang berada di negeri Birma, Thailand, Malaysia, atau tari Rejang dari Bali.
Negeri Lu-Shiangshe diperkirakan atau setidak-tidaknya hampir bersamaan dengan keberadaan negeri Andripura (Indrapura), Maco (Muko-moko), Tapan (Nampan), dan Ippeoh (Getah yang beracun). Negeri-negeri ini telah ada sejak lama (dulu) di pesisir pantai barat Pulau Sumatera.
Kata Rejang tidak saja sekadar menunjukkan nama suatu etnis yang mendiami sebuah negeri di pesisir barat pantai Bengkulu, tetapi juga sekaligus menunjukkan, adanya aktifitas yang pernah dikerjakan penduduk yang mendiami , bermukim di pesisir pantai tersebut.
Komunitas pertama yang tiba dan membangun negeri Lu-Shiangshe itu adalah penambang-penambang emas dan batu mulia yang pandai dan gigih.
Antara Tahun 264 – 195 sebelum Masehi (sM), telah ada negeri yang bernama LU-SHIANGSHE. Kata ini dalam terjemahan bebasnya berarti negeri Sungai Harum, wangi atau Sungai Kejayaan atau Sungai yang memberi kehidupan / harapan atau Sungai Emas
*Permerhati Sejarah dan Budaya Bengkulu
Sumber : https://www.klikwarta.com/rejang-salah-satu-suku-tertua-di-sumatera