CURUP, BEO.CO.ID – Masyarakat (kita semua) perlu peduli dengan kondisi tertentu, terutama masalah ekonomi dan Sosial kemanusiaan kita ditakdirkan dalam keadaan kondisi berbeda-beda sebagai Ciptaan Illah (Tuhan) yang maha segalanya, bagi yang kuat –mampu, seharusnya membantu yang lemah. Tak perlu, dari golongan mana, “Suku, Ras, Agma dan Antar Golongan” hendaknya tanpa membedakan, apa lagi generasi muda untuk meraih ilmu dan masa depan yang lebih baik.
Tepatnya, Rabu, 3 Afril 2024 Puasa ke 23 bulan Suci Rmadhan 1444 H, Jurnalist BEO.co.id, Iskandar sempat terpanggil menyaksikan seorang anak kecil (dibawah umur), setelah didekati dan ditanya, nama dan orang tuanya Ia menjawab ramah. Siapa dia…?
Ia mengaku bernama, “Anita Ulan Dari” Asril, tinggal di Desa Tasik Malaya, Kecamatan Curup Utara, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu. Ia, berumur 13 tahun, baru duduk di Kelas 1 MTs Tarbiyah Jalan Gajah Mada Curup.
Ia tiga bersaudara, dua laki-laki, satu Perempuan. Ia, sibuk dengan kegiatannya mencari barang bekas (rongsokan), buangan dari sampah dari rumah masyarakat, berupa Kardus Bekas dan Plastik bekas, sorenya dijual ke penampung barang bekas di Pasarde Kota Curup.
Kardus Bekas dan Plastik hasil kerjanya, dikumpulkan dibersihan (didaur manual) lalu dijual kembali, untuk mendapatkan uang tambahan biaya sekolahnya.
Anita Ulan Dari, akrab disapa, “Nita” ini diluar jam sekolahnya Ia tanpa dipaksa oleh orang tuanya, aktivie melakukan kegiatan mencari barang bekas (rongsokan), untuk meringankan beban orang tuanya dalam membiayai sekolahnya.Dengan kerja keras dalam satu hari hanya mendapat uang sekitar Rp15 ribu s/d Rp30 ribu.
Dan sang ayah, Asril juga pencari barang bekas (rongsokan) di sungai-sungai, juga untuk menutupi biaya hidup keluarganya. Sementara sang istri Ny. Hotijah, seharinya menjual Opak. Keluarga ini, semua bekerja sesuai kemampuannya masing-masing, tanpa dipaksa termasuk kepada ketiga anaknya.
Dalam Tanya jawabnya dengan Jurnalist BEO.co.id didepan Kantoe Pemdakab Rejang Lebong, biasanya tempat Wartawan berkumpul melepas lelah, Anita (Nita) menjelaskan secara terbuka, saya bekerja seperti ini tidak ada paksa,an dari ke dua orang tua ini kemauan saya sendiri, ujarnya ramah.
Jelas atas kemauan sendiri, ke dua orang tuanyapun masih ada. Nita, tutur sapanya sopan, tenang dan ramah. Terlihat sangat sopan dan tenang, sikapnya menunjukkan kepribadian yang baik, bahkan soal pendapatannya pun di jelaskan apa adanya sekitar Rp 20.000, sampai 30.000 per-hari.
Dari pemantuan BEO.co.id, memang tidak mudah adanya kesadaran para hartawan (orang mampu), jikapun ada tentu dalam jumlah kecil yang mau berbagi secara ikhlas tanpa dipaksakan. Itulah kehidupan dan penghidupan namanya.
Soal Perhatian: Pemda Rejang Lebong, dibawah kepemimpin Bupati/ Kepala Daerah Syamsul Effendi, telah membina dinas dan instansi yang menangani masalah Sosial Kemanusian, termasuk diantaranya ada Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra), Dinas Sosial dan dinas lainnnya yang ada kaitannya dengan bantuan Sosial.
Tapi semua itu tergantung kesadaran pejabat terkait, apakah ada dalam program kerja mereka? Semuanya tergantung niat mau membantu atau tidak?
Karena mereka sibuk dengan tugas dinas, katanya memberikan pelayanan terbaik pada rakyat. Rakyat mana yang harus disejahterakan atau diringankan bebannya, hanya mereka yang tahu?.
Secara umum mereka adalah orang-orang (pejabat) yang diberi kewenangan oleh Negara, jikapun ada uang dikelolanya, kita tahu juga bersumber dari pajak yang dibayar rakyat. Namun, cara penggunaannya yang benar hanya mereka yang tahu dan cara mengaturnya yang benar untuk apa. (*** /kandek).
Penulis/ Editor : Gafar Uyub Depati Intan.
