spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Kantongi Surat Tugas & Kartu Pers, Tanpa Karya Jurnalistik Bukan Wartawan

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Oleh : Gafar Uyub Depati Intan

Dimana-mana puluhan orang mengaku sebagai Wartawan, bahkan mereka mengantongi surat tugas dan kartu pers dari media cetak dan online, tapi ironisnya tanpa karya jurnalistik.
Sebenarnya mereka bukan Wartawan, atau seorang jurnalistik. Masyarakat, Pemerintah dengan dinas dan instansinya atau OPD (Organisasi Perangkat Daerah), melalui aparatnya jangan percaya pada Wartawan tanpa karya. Itu namanya abal-abal (tak jelas), identitas ada, karyanya tak jelas, (tidak ada). Pendapat dan penjelasan ini, tentu banyak pihak yang tidak suka terutama para oknum yang mengaku Wartawan.
Yang disebut Wartawan, “orang yang proktive melakukan kegiatan Jurnalistik, dengan karya nyata, jelas dan bisa dipertanggungjawabkan, bukan hoaxs (kebohongan).”  Laporan dari beritanya, bisa saja serimonial laporan tentang pembangunan, kemanusian dan hal yang menyangkut kehidupan manusia, hewan, tumbuhan secara luas tentang alam semesta.
Berita budaya, sastra dan hiburan apa lagi masalah kontol social. Kalau hanya sekedar mengantongi surat tugas dan kartu pers, tanpa karya sama sekali tidak pantas disebut Wartawan, pekerja/ profesi  (Jurnalist). Tidak tertutup kemungkinan surat tugas dan kartu pers yang dikantongi hanya sebagai alat mendapatkan sesuatu untuk kepentingan pribadinya.
Karena keberadaan Wartawan secara sah, diatur dengan UU No.40 tahun 1999 tentang Pers, sebagai paying Hukum Pers Nasional. Dilengkapi dengan Kode Etik Jurnalistik (KEJ), sebagai pedoman (etika) dalam menjalankan tugas jurnalistik dan penulisan berita yang disajikan untuk publik. Majunya perkembangan Pers lewat media social, online, ini menunjukkan berkembangnya kebebasan menyampaikan pendapat dimuka umum tertulis dan lisan. Namun, harus diterapkan sesuai koredor (aturan) yang berlaku dalam ketentuan undang-undang dan kode etik jurnalistik.
Seharusnya dengan “menjamurnya jumlah orang yang mengaku Wartawan apa lagi mengantongi surat tugas dan kartu Pers, seharusnya tumbuh dan berkembangnya berita yang disajikan, dan terungkapnya sejumlah masalah yang tersembunyi atau disembunyikan selama ini. Sehingga dapat dibaca oleh masyarakat luas (publik).
Apa yang terjadi hari ini, esok dapat diketahui masyarakat. Berkat kerja keras para Wartawan, mencari, mencatat, memperoleh, mengelola, menyimpan, menulis berita, dan menyampaikan pada redaksi untuk diberitakan kepada khalayak ramai, dengan tetap berpedoman pada KEJ dan perubahannya yang berlaku.
Maka pengasauh media Cetak dan Online, Bidik07elangOposisi (Beo.Co.Id) yang diterbitkan PT. ALIKA INTAN PERS.  MEDIA CETAK & ONLINE, berusaha keras memberi petunjuk dan pembekalan pada Wartawan yang baru direkrut antara lain; Wika Rifani, (Ifan), Ishak Burmansyah (Burandam), untuk menambah personil liputan provinsi Bengkulu. Dan Juge Karang Sethio bersama Ismet Inono (Memet), liputan Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh. Dan akan menyusul dua nama baru dari Daerah Otoritas Batam dan Pematang Siantar Sumatera Utara.
Bidik07elangOposisi, selain telah terdaftar di Kemenkum HAM RI (Kementerian Hukum & Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. SK, Nomor: AHU-0036993-AH-01.01-Tahun 2019 Tanggal 30 Juli 2019. AKTA NOTARIS No: 17, 25 Juli 2019. Kantor NOTARIS ELVA FITRIANINGSIH, SH, M.Kn. Jl M.H. Thamrin No.138 Tlp. 0732-3344575 Curup Rejang Lebong. Surat Izin Usaha, 09 Agustus 2019 NIB (Nomor Induk Berusaha (NIB), 9120200800594, 09 Agustus 2019. NPWP : 92-462.778.9-327.000 AN. PT. ALIKA INTAN PERS. Bergabung Dalam Organisasi KWRI (KOMITE WARTAWAN REFORMASI INDONESIA) Jakarta.
Menurut Eluban Rna Intan, akrab dipanggil I,in itu, Sekretris II DPD-KWRI Prov. Bengkulu, disela kesibukannya menyiapkan berita setiap hari (1 X 24 Jam) sebagai Admint Beo.Co.Id, mengatakan pelatihan (pembekalan) dimulai dari tingkat dasar sangat penting, jika benar-benar kita mau memilih profesi Jurnalistik (Wartawan), mengingat tidak semua orang hebat (ilmuan) atau professor suka dan bisa menulis berita.
Saya baru empat tahun active di Pers dan menulis terus menerus, merasa belum bisa membuat berita yang baik, apa lagi menulis artrikel ilmiah dan lain sebagainya. Maka saya tak henti-hentinya belajar dan belajar terus baik dari para senioritas dari berbagai media Cetak dan Online. Dan melakukan investigasi lapangan, dari liputan yang dilakukan.
Menurut Redaksi, Investigasi harus dinomor satukan apa lagi menyangkut hal-hal (peristiwa) yang konflik ruwet dan susah, diperlukan kerja keras para Jurnalist, untuk melakukan chek and richek ke TKP (Tempat Kejadian Perkara), guna menjawab tantangan kalau ada berita-berita yang simpang siur, jelasnya.
Selain belajar dari para senioritas, saya belajar secara otodidak dengan membaca sejumlah buku tentang jurnalistik dan membuka dokumen-dokumen lama, perjuangan para insan Pers, seperti buku-buku yang ditulis Wartawan terkenal Indonesia, Muchtar Lubis (alm) dan sejumlah tokoh Pers lainnya.
Saya berharap pada rekan-rekan Wartawan yang bergabung dengan Beo.Co.Id, mari kita sama-sama belajar dan banyak membaca. Dan apa yang kita miliki belum bernilai apa-apa, jika dibandingkan perjuangan para insan pers dimasa – masa sulit. Sekarang kita enak, (sejak era reformasi) sumber-sumber literature bisa didapatkan agak mudah melalui internet.
Sebagai redaktur, saya merasa tugas sangat berat. Selain belum berpengalaman, saya harus banyak belajar, jelasnya.
Dari keterangan dan data diperoleh, belakangan ini khususnya di Provinsi Bengkulu, jumlah Wartawan yang ditangkap atas dugaan pemerasan terjadi penurunan dibandingkan lima tahun lampau. Dan karya para jurnalist (wartawan) pemula bermunculan walaupun baru seputar serimonial, artinya punya karya yang jelas.
Ini harus terus menerus ditingkatkan. Dan terus membangun informasi dan komunikasi dengan berbagai pihak, tetap independen guna melahirkan para jurnalist baru yang mampu membaca, menulis dan mengembangkan informasi bagi kepentingan public, semoga. (***)
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Kisah Singkat Jurnalis Gudi Podcast Kemenag Rejang Lebong

Tabut Bengkulu (Dokumentasi Yopoyo)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Headlines

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Posts

https://situs-toto.togel.togetherband.org