Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu (Dinas Pariwisata) Dodi Syahdani, S.Sos, dihubungi Jum,at pagi sekitar pukul 09.15 WIB, 27 Desember 2024, “dia terkesan kaget, tapi ramah karena sama-sama belum kenal?
Dodi lalu menanyakan dari mana? Lalu dijawab ramah dari BEO.co.id, sebuah mediaonline. Silakan buka “BEO.co.id” akan terjawab.
Dulu, kata Dodi saya lama di Dinas Kominfo, namun belum kenal?. Iya pak BEO.co.id, tidak pernah memasukan proposal apapun,…kenapa?
Kita punya pandangan berbeda, sangat sulit menjadi Wartawan Independen dan professional, maka BEO.co.id tidak memasukan Proposal permohonan apapun pada Dinas Kominfo Rejang Lebong, sampai saat ini.
Namun kita tetap mendukung program pemerintah Daerah Kabupaten Rejang Lebong, khususnya Bidang Pariwisata, yang tunduk langsung dibawah Bupati Rejang Lebong. Sepanjang untuk kepentingan umum dan kemaslahatan orang banyak?
Dodi, yang menggantikan Budianto, ST.MT, kini menjabat Kepala Dinas Lingkungan Hidup (Dinas DLH) Rejang Lebong sejak Maret 2024 lampau.
Dodi, selain menanyakan asal media, dengan keramahannya juga menanyakan baju yang dipakai Wartawan BEO.co.id, loreng berlambang BEO.co.id, Pers dan Lambang KWRI (Komite Wartawan Reformasi Indonesia), karena penerbitan BEO.co.id dan Koran BiDiK07 ELANGOPOSISI, yang diterbitkan PT. ALIKA INTAN PERS, telah terdaftar di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum dan HAM) RI, sesuai ketentuan berlaku saat ini.
BEO.co.id, lalu menanyakan, setelah Bupati terpilih Rejang Lebong dilantik nantinya, apa prioritas dan peningkatan Bidang Pariwisata yang akan dilakukan ?
Dodi, dengan tenang mengatakan, kita harus merehab bangunan (pasilitas) yang sudah ada, dan telah diajukan ke Pemdakab Rejang Lebong, untuk diteruskan ke DPRD Rejang Lebong, agar keperluan dana untuk rehab bisa dikabulkan, karena tingkat kerusakannya banyak yang sudah parah, dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya jelas Dodi.
Dodi, menjelaskan lebih rinci, untuk membangun sarana Pariwisata yang baik pertama butuh uang yang cukup, kedua sumber daya manusia (SDM) yang mampu dan ketiga kerja sungguh-sungguh, ujarnya.
Sepanjang tiga hal tersebut tidak ada, bagaimana kita mau membangun Pariwisata yang baik. Maka kita usulkan pada Pemdakab Rejang Lebong (Bupati, red). Dana anggaran yang cukup untuk merehab sarana dan prasarana yang ada agar berfungsi dengan baik dan bisa dimanfaatkan paparnya.
Menjawab pertanyaan, Dodi mengatakan “bila sudah direhab akan kita kelola secara baik, ataupun diberikan kerjasamanya dengan pihak ketiga, juga harus dalam keadaan baik dan berfungsi” ujarnya.
Dan jika diberikan pengelolaannya pada pihak ketiga, tentu harus diperkuat dengan Peraturan Daerah (Perda), yang dikeluarkan DPRD Rejang Lebong.
Kini kita tetap mengelola yang ada dan mengembangkan kondisi yang ada saat ini, jelasnya ramah.
Parah dan hancur: Dari data dan keterangan dihimpun dari lapangan terdapat sejumlah lokasi Wisata Rejang Lebong, sampai tahun anggaran 2024 kondisi riil dilapangan sangat memperihatinkan?.
Pertama Rumah makan (Warung) terapung didalam Danau Harun Basri “sudah tenggelam” nyaris tak berbentuk lagi, alias mubazir.
Kedua Air Mancur, juga tidak berfungsi. Konon kabarnya tak mampu membayar aliran listrik pendukungnya. Sehingga dicabuk pihak Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN).
Dan ketiga, juga masih di Danau Harun Bastrai, tugu Pesawat (Bangkai), juga tidak terawatt dengan baik.
Dan ketiganya terkesan terabaikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Rejang Lebong.
Kendati telah dilakukan upaya rehabilitasi sejak Kadis Pariwisata di Jabat Budianto, ST.MT, lalu digantikan Dodi Syahdani, S.Sos, karena kesulitan dana pemeliharaan, sehingga banyak kondisi riil bangunan fisik Pariwisata Rejang Lebong “terbengkalai” bak rumah tak bertuan?.
Pertanyaannya bagaimana meningkatkan Pariwisata Rejang Lebong kedepannya, setelah Bupati terpilih dilantik nantinya, Pekerjaan Rumah (PR), yang satu ini harus dijawab bagi Dunia Pariwisata, Seni dan Budaya di Kabupaten Rejang Lebong.
Dan tidak akan bermanfaat, tanpa kerja nyata secara fisik (factual), yang mampu memberikan azasmanfaat, punya reputasi dan mau dikunjungi masyarakat, dari dalam dan luar daerah tidak seperti selama ini.
Masih ada catatan penting di Danau Harun Bastari, yakni Bangunan Sarana dan Prasarana Diklat (Pendidikan dan Pelatihan), ASN (Aparatur Sipil Negara) dan kegiatan pelatihan lainnya, namun ke empat sarana diatas “Warung Terapung, Air Mancur, Bangkai Pesawat dan Diklat, semuanya terbengkali? “
Untuk memaksimalkan daya fungsi keempat bangunan tersebut, Bupati baru Kabupaten Rejang Lebong, bersama DPRD Rejang Lebong 2024-2029, dan Dinas terkait harus mampu menjawab tantangan itu, manjadi asset Wisata yang berfungsi, dan bisa memberikan sumbangan bagi peningkatan Penghasilan Asli Daerah (PAD), tidak menjadi pemandangan lusuh tanpa makna.
Jika potensi Pariwista Rejang Lebong, selain untuk dinikmati masyarakat lokal dan para Wisata dari luar daerah sekaligus berfungsi sebagai salah satu sumber Penghasilan Asli Derah (PAD), Bupati dan DPRD Rejang Lebong, bersama dinas terkait harus mampu mencari solusi dan mengadakan dana rehab dan pemeliharaan agar lokasi Wisata bermanfaat mampu mengundang masyarakat, tanpa diundang, (memberikan azasmanfaat), minimal untuk jangka menengah PAD lima tahun kedepan. (***).
Penulis: Ketua DPD-KWRI Prop.Bengkulu, Pengamat Kemiskinan di Pedesaan, Pempred BEO.co.id.
