“1000 ha Lahan Kebanjiran“
Laporan : Syafwandi Depati Intan

Daerah Irigasi (D.I.) Air Patah, Semurup Kabupaten Kerinci Jambi dibangun tahun 1969/ 1970 oleh Dinas PU Propinsi Jambi melalui PT. WASKITA KARYA, (Simak berita sebelumnya).
Ironisnya, hanya berfungsi lebih kurang tiga tahun, pada tahun 1973 tidak lagi berfungsi sampai sekarang, alias terbengkalai “(bak rumah tak bertuan)” kata “Refki” (59) warga Desa Koto Diair, Semurup, kepada BEO.co.id, (30 Mei 2025) lalu.
Sawah yang terlantar lebih kurang 1000 ha itu meliputi Semurup, Desa Kubang, Lubuk Suli. Hal yang sama juga disampaikan Nogi Efendi, sawah yang terlantar milik ibuk Delia, Semurup dan sejumlah sawah warga lainnya.
Dari temuan investigasi lapangan, selain rawan banjir saat hujan turun, dari dua jalur bangunan penghantar satu total tidak berfungsi, (jalur kiri) hanya 1 Jalur sungai saja yang berfungsi itu pun tidak teratur.

Satu jalur tidak mampu menyerap debiet air, sehingga tidak mampu menahan banjir, apa lagi banjir besar ketika musim hujan, dampaknya juga melanda masyarakat Desa Koto Majidin dan sekitarnya.
Setidaknya berdampak 10 desa kebanjiran setiap tahunnya. Ini perlu mendapat perhatian pemerintah Propinci Jambi dan Pemdakab Kerinci dan Kota Sungai Penuh.
Kerusakan Irigasi Air Patah Bangunan Induknya di Desa Koto Majidin Mudik Kerinci, rusak akibat Timbunan tanah / endapan ( Lumpur ) dan Sampah, dari Sungai Batang Merao yang semakin dangkal dan kerusakannya sudah berlangsung puluhan tahun sehingga daerah irigasi (D.I.) di Air Patah Semurup sejak tahun 1973 tidak berfungsi sampai sekarang?.
Hasil Investigasi Wartawan Beo Co ID terkini 04 -06-2025 Pukul 12 :31 Siang, Bahwa Bendung Air Patah Koto Majidin tersebut, dari Semurup, sampai sekarang ini, dapt dipakai secara bergiliran, siangnya dialirkan kesawah Koto Majidin Mudik, malamnya dialirkan lagi kesawah Sawah Desa Koto Majidin Hilir, jelas warga pada awak media ini,
Pada hal seharusnya dulu Bendung Air Patah Koto Majidin tersebut, dipakai buat sawah Desa Tebat Ijuk,Desa Kubang, Sampai Ke Desa Lubuk Suli, Tapi, sekarang Bendung Air Patah Koto Majidin tersebut tidak layak dipakai lagi, karena tidak mengalirkan air normal dan cukup,karena endapan sidemennya cukup tinggi Sungai Batang Merao.

Karena Bendunganya sudah tersumbat Pasir Tanah dan Sampah, akibatnya Air mengalir Kecil, tidak mengalir sebagaimana mestinya hanya cukup buat Persawahan, Desa Koto Majidin Mudik dan Desa Koto Majidin Hilir saja.
Kondisi itu juga dibenarkan, Masyarakat Semurup, Pak REFKI warga Desa Koto DiAIR Semurup, Pada, 30 Mei 2025, Dikawasan Sungai Air Patah tersebut, Refki mengatakan sejak tahun 1973 tidak mampu beroperasi maksimal, hanya untuk masyarakat Petani Koto Majidin Mudik dan Hilir itupun harus bergantian, antara siang dan malamnya (gentian).
Sehingga Sawah dari Sungai Air Patah sampai Ke Kedesa Kubang dan Lubuk Suli terlantar sekitar 1000 Hektar.
Keterangan Masyarakat lainnya yang juga warga Desa Balai Semurup NOGI ENDI CANDRA menjelaskan Kepada Wartawan Beo Co id, 30 Mei 2025 Pukul 13: 39, membenarkan akibat Irigasi tersebut rusak berat akibat Sawah masyarakat terlantar, dan rawan Kebanjiran saat hujan deras turun.
Seperti Sawah Sekitar Air Patah milik Ibuk ELIA Semurup dan yang lainnya. Mengabarkan bahwa Banjir akibat Irigasi Air Patah Semurup tidak berfungsi seperti dulu, dampaknya luar biasa pada kerugian ratusan petani daerah itu.

Masyarakat sangat berharap pada Pemdakab Kerinci melalui dinas terkait dan Gubernur Jambi untuk mengkaji ulang sejumlah potensi bangunan irigasi untuk mengairi ratusan hektar Sawah yang terlantar dan berubah fungsi menjadi Sawah Tadah Hujan. Dan tak mungkin akan mampu mendukung program Pemerintah menjadikan Indonesia Lumbung Padi Nasional termasuk Kerinci?.
Masyarakat bersawah, musim tanam (MT) menunggu anugerah hujan turun dari langit. Karena potensi yang ada air dari Sungai Batang Merao, tidak dimanfaatkan, dan irigasi yang ada tidak berfungsi lagi.
Solusinya, dalam rangka menggerakan Pangan Nasional, (Indonesia Lumbung Beras), Pemerintahan Desa yang Sawah masyarakatnya terlantar (terbengkalai) yang menggunakanb air dari dua daerah irigasi Semurup dan Koto Majidin.

Dari data yang dihimpun dilapangan terdapat, Sawah IRIGASI Air Patah Semurup, Desa AIR TENANG, DESA BALAI, DESA BARU SEMURUP, Desa KOTO DIAIR, Desa KOTO DUA LAMA, Desa Pasar Semurup, Desa Sungai TUTUNG, Desa Sungai Abu,Desa Kemantan.
Nama Desa IRIGASI Bendung Air Patah Koto Majidin, Desa Koto Majidin Mudik, Desa Koto Majidin Hilir, Sawahan Koto Majidin, Belui, Tebat Ijuk, Kubang, Lubuk Suli, Koto Lanang.
Nama Desa yang diakui Terkena Banjir Sungai Batang Merao/ Air Patah. Berikutnya Desa Paling Serumpun, Desa Maliki Air, Desa Larik Kemahan, Kubang Gedang, Kubang Koto Simpai. Simpang 3 Rawang, Kampung Dilir, Desa Tanjung, Hamparan Rawang.

Pemerintahan desa terkait, harus mengusulkan pada pemerintah untuk membangun kembali dua daerah irigasi yang jadi masalah kekeringan air, dan sumber bencana setiap hujan turun, semuanya kebanjiran. Ini satu-satunya solusi jika ekonomi masyarakat Kerinci mau diselamatkan di sektor Persawahan, yang sudah terlantai puluhan tahun lamanya.
( BEO.co.id / *** / sy ).Penulis/ Editor & Penanggungjawab : Gafar Uyub Depati Intan.