LEBONG, BEO.CO.ID – Lagi-lagi Desa Tangua, Kecamatan Uram Jaya, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu dilanda banjir. Hal ini menjadi pukulan yang tidak diharapkan kala masyarakat masih dalam suasana pandemi Covid-19.
Dari informasi dan keterangan masyarakat, tingginya curah hujan mulai pukul 15: 38 WIB sampai pukul 18 :30 WIB mengenangi akses jalan Desa Tangua yang merupakan akses jalan menuju Desa Kota Baru notabene kampung Bupati Kopli Ansori.
Peristiwa banjir yang menjadi langganan di desa Tangua diakibatkan luapan Sungai Air Uram serta sempitnya drainase masyarakat, membuat air kembali kesaluran drainase hingga menutup badan jalan hampir 50 Meter dan ketinggian air yang diperkirakan 30 cm.
“Kita mengharapkan kepada BPBD Kabupaten Lebong untuk menganggarkan pembangunan pelapis beton di Sungai Air Uram, jangan hanya Sungai Air Kotok saja,” ungkap Burhan Kades Tangua saat hubungi via Whatsapp (11/3/21).
Kembali dia memuturkan, banjir tersebut berlangsung hanya setengah jam lebih dan kita juga termasuk wilayah langganan banjir, biasa daerah desa Lemeu mengalami hal yang sama, bahkan lebih parah.
“Pemerintah daerah, baik BPBD dan DPUPR Lebong menyiapkan anggaran tanggap darurat yang memang sudah siap, jika tidak desa kita seperti ini terus ketika menjelang curah hujan intentitas tinggi,” ucapnya.
Selain itu dia mengingatkan pemerintah untuk serius melakukan penanggulangan bencana banjir, dan serius melakukan bentuk upaya dalam kesiapan menghadapi bencana, karena sudah dua Bupati dan selanjutnya Bupati tiga Kopli Ansori diharapkan ada perubahan minimalisir banjir.
“Jika daerah Tangua banjir dan jalan alternatif Embong mengalami longsor (tembus Ujung Tanjung), saya rasa ini perlu dijadikan prioritas Bupati sebagai program strategis dan krusial, dia kan berasal dari sini Kecamatan Uram Jaya,” tutupnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Indra yang mengharapkan adanya pembangunan wilayah Sungai Air Uram dengan tujuan minimalisir banjir. Slogan bahagia dan sejahtera ini harus dibuktikan dipencapaian target kerja dan kemampuannya harus diwujudkan kedepan sebagai tolak ukur bagi masyarakat di Uram Jaya melihat kuantitas dan kualitas pelayanan publik dalam mengatasi banjir.
“Semoga pemerintah bisa menjawab atas peristiwa banjir ini, untuk menuju bahagia dan sejahtera,” singgungnya, (11/3/21).
Sambungnya, meminta perwujudan untuk menegasan komitmen dan memperkuat slogan sebagai motto bupati terpilih dikampungnya sendiri. “Ini perlu buktikan dalam mengatasi banjir kecil ini, ya alhamdulillah banjir hanya setengah jam hingga air sudah surut ” tegasnya mengakhiri.
Pewarta : Sbong Keme