spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

“Menunggu Politik Uang” ?

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
Laporan : Mushawwir Ramadhan S.Farm APT ( Pengusaha Properti )

Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Lebong yang akan digelar 9 Desember 2020 nanti disebut masih akan diwarnai oleh politik uang.

LEBONG, Beo.co.id -Dalam bincang-bincang santuy/santai pengusaha properti Real Estate Indonesia (REI), Mushawwir Ramadhan S.Farm APT, disalah satu tempat strategis Pasar Muara Aman, terkait persoalan krusial yang menghantui masyarakat Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu, ketika berhadapan menjelang Pilkada 2020, Sabtu, (17/10/2020).
Disampaikan dalam perbincangan tersebut, Mushawwir Ramadhan S.Farm APT, mengatakan, tak memungkiri pasti akan terjadi money politik di lingkungan masyarakat Swarang Patang Stumang. menurutnya, selagi belum ada kesadaran dari semua pihak maka praktik ini pun sulit dihilangkan.
“Ini dinilai sulit dihilangkan karena belum adanya kesadaran semua pihak tentang pentingnya pilkada yang bersih dari praktik politisasi uang. Oleh karena itu sebagai pengusaha properti sudah semestinya saya menjadi yang terdepan yang mengikis praktik buruk dalam demokrasi yang tengah berjalan,” ujarnya.
Lanjut dia mengatakan, kalau saja masyarakat memiliki kesadaran tinggi akan bahaya politik uang, maka pelaksanaan pilkada yang menjadi pesta demokrasi di daerah diyakini akan membawa masyarakatnya menjadi lebih baik.

“Realita fakta di masyarakat juga sering kali seperti itu. Boleh jadi paslon dan partai selaras dengan visi – misi yang bagus. Tapi masyarakat punya keinginan lain. Kalau nggak ada uangnya maka nggak mau nyoblos (pasangan calon bersangkutan), untuk itu masyarakat perlu di edukasi tentang bahaya tersebut, karena akan berpengaruh 5 atau 10 tahun kedepan resiko terdampak bagi masyarakat,” paparnya ingat politik uang.

Samping itu, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Lebong, harus menegaskan pasangan calon (Paslon) dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2020 dapat didiskualifikasi jika terbukti melakukan politik uang. Hal tersebut tercantum dalam undang-undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada.

“Lantas bagaimana ? Jika kandidat yang melakukan kegiatan poltik uang terpilih, ini adalah sebuah kerugian bagi negara dan rakyat. Kita sudah mengetahui, bahwa paslon atau kandidat tersebut mengeluarkan modal besar untuk membeli suara masyarakat agar dia terpilih,” lugasnya.
Saat menjabatlah pejabat terpilih berusaha mengembalikan modal yang telah ia keluarkan untuk kegiatan politik uang. Ini sangat berbahaya apalagi beberapa paslon pernah kalah dalam kontestasi pilihan bupati Kabupaten Lebong dan maju lagi dalam kontestasi sekarang.

“Inilah yang seharusnya menjadi refleksi kita sebagai masyarakat, apalagi yang masih doyan dengan poltik uang. Mungkin kita bisa membeli beras dengan uang 200 ribu yang kita terima namun akan banyak ribuan yang kelaparan akibat ulah pejabat-pejabat politisi nakal ini,” tuturnya.

Pemilih pemimpin


Dia pengamati, saat ini banyak orang yang berlomba-lomba dalam kontestasi politik, namun yang harus kita pertanyakan adalah apa tujuan seseorang mencalonkan diri? dan mengapa anda harus saya pilih? dua pertanyaan simple, namun dua pertanyaan tersebutlah yang akan menghantarkan kita untuk mendapatkan pemimpin yang sebenarnya.

“Janganlah kita memilih pemimpin yang menggebu-gebu, pilih lah pemimpin yang mempunyai ketegasan dalam memimpin rakyatnya. Ketika seseorang menginginkan kekuasaan yang menggebu-gebu dengan menghalakan berbagai cara, pertanyaannya: ada apa? ketika seseorang mengejar kekuasaan itu jelas kepentingan pribadi, hingga golonganlah yang mungkin sedang diperjuangkan,” tanggapnya.
Masih di dalam perbincangan, bukankah seharusnya yang diperjuangkan adalah kepentingan rakyat yang ia pimpin. Mulai dari sekaranglah kita berbenah, kapan lagi kita dipimpin oleh pemimpin yang amanah dan jujur, yang memiliki integritas dan ketegasan yang bukan hanya tertulis pada spanduk atau slogan.
“Revolusi harus kita genjot, edukasi politik harus digiatkan. Agar masyarakat semakin pintar dan objektif dalam memilih pemimpin, sehingga merubah paradigma masyarakat pada kegiatan politik uang yang terus mencoreng pemilu,” ungkap pria berbadan tinggi kepada Beo.co.id.

Diakhir dia menyampaikan, semoga pilkada Kabupaten Lebong 9 Desember 2020, menjadi ajang kontestasi putra dan putri terbaik kabupaten Lebong untuk memimpin ke depannya, tutupnya.


spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Kisah Singkat Jurnalis Gudi Podcast Kemenag Rejang Lebong

Tabut Bengkulu (Dokumentasi Yopoyo)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Headlines

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Posts

https://situs-toto.togel.togetherband.org