Catatan yang terabaikan, Gafar Uyub Depati Intan
Kita harus bersyukur, kepada tuhan yang maha kuasa, sampai hari ini masih diberi kesempatan untuk hidup melihat, beraktivitas dan merasakan dunia yang fana ini. Serba ada, “baik dan buruk, untung dan rugi.” Lima saudara kita diatas adalah bagian tak terpisahkan dalam jajaran Pemerintah Daerah Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, yang kebetulan sebagai orang yang benruntung diberi kepercayaan oleh Bupati Kerinci, sebagai pejabat, sejak DR.H.Adirozal, MSi, menjabat Bupati Kerinci, 2014-2019 dan 2019-2024 mendatang.
Keberhasilan ini, “berkat prestasi, pangkat/ golongan yang dianggap sudah cukup dan wajar memangku jabatan masing-masing yang diberikan Bupati / Kepala Daerah Kabupaten Kerinci kepada mereka.”
Walaupun terikat dengan keluarga kandung Bupati Kerinci yang tengah berkuasa. Karena hak proregatip mengangkat pejabat dilingkungan Pemda Kerinci adalah Bupati yang sedang berkuasa. Makanya kita harus bersyukur, karena tuhan selalu membuka jalan bagi hambanya.
Itulah orang yang beruntung (saat ini) di Pemda Kerinci, Jambi sebagai ASN (Aparatur Sipil Negara), dugaan indikasi nepotisme “tidak berlaku lagi” karena kewenangan ditangan Bupati/ Kepala Daerah Kabupaten Kerinci.
Itu mereka yang berada dalam status ASN dan saudara kandung, belum lagi yang berstatus keluarga besar, yang ada hubungan “sepupu, keponakan, satu nenek dan datuk (Nyantan), bisa saja diangkat oleh Bupati sebagai pembantunya untuk membangun Kerinci Lebih Baik-Berkeadilan, (KLB Berkeadilan). Kesempatan memangku jabatan, sekaligus tempat menunjukkan prestasi kerja, untuk memberikan pelayanan terbaik pada public, atau setidak pada masyarakat Kerinci.
Jadi kita harus berprasangka baik dan jangan berprasangka buruk, dengan meminjam istilah penceramah lucu dan menyenangkan, Ustadz Das’ad Latif, sering diucapkannya dalam setiap ceramah secara umum, tidak ditujukan pada pihak tertentu, dikutif kembali.
Pengangkatan sejumlah anggota keluarga pejabat di Pemerintah Kabupaten Kerinci di jajaran pemerintah daerah setempat menjadi perhatian publik. Tulis media online Geger.co.id, dikutif kembali. Masih menurut laporan Geger, “ Dari pantauan media ini, saudara kandung Bupati Kerinci Adirozal saat ini menduduki jabatan Strategis.
Dan pada pelantikan terakhir di Pemerintahan Kabupaten Kerinci yang dilaksanakan beberapa waktu yang lalu, Romul Eladi dilantik menjadi sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Kerinci.
Berikut daftarnya keluarga Adirozal yang menjadi pejabat di Pemkab Kerinci:
Romul Eladi dengan jabatan Kabid Mutasi di BKPSDM dilantik menjadi Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Kerinci.”
Radium Halis Menjabat sebagai Kepala Dinas Pertanian Dan Holtikultura.
Johani Wilmen, Selaku Kabid Perdagangan Umum Disperindagkop. Adra Nemires menjabat sebagai Irban I di Inspektorat Kabupaten Kerinci.
Pejabat yang berwenang menyatakan, pengangkatan Saudara-saudara kandung Bupati Adirozal ini telah memenuhi syarat dan telah sesuai prosedur yang berlaku. Bagaimana melihat fenomena ini?
Aktivis Kompej, Harmo Karimi menilai, fenomena ini menunjukkan gejala Nepotisme. Menurut dia, promosi jabatan seharusnya didasarkan pada prestasi dan pengabdian.
“Saya kira itu gejala Nepotisme yang kini lagi merebak, yakni penggunaan kekuasaan untuk mempromosikan anggota keluarga dalam proses penentuan dan peningkatan karier birokrasi,” ujar Harmo.
Harmo menilai, dalam hal seperti ini, sorotan publik merupakan hal yang wajar karena kepala daerah memiliki kewenangan untuk memutuskan mereka yang menjabat posisi di pemerintahan daerah.
“Kalau dalam sumpah jabatan Bupati/Walikota ada pernyataan bertindak adil, maka nepotisme itu bertabrakan dengan janji berbuat adil tersebut,” ujar harmo lagi.
Selain itu, menurut dia, wajar pula jika ada istilah “aji mumpung” ketika melihat fenomena seperti ini.
“Aji mumpung itu terkait dengan lamanya jabatan Bupati yang dipegang. Nepotisme untuk mempromosikan keluarga di birokrasi hanya bisa dilakukan sewaktu dia menjabat sebagai Bupati saja,” lanjut Harmo.
Lanjut Harmo, praktik seperti ini hampir terjadi di setiap level pemerintahan dan politik. Pelarangan nepotisme politik sebenarnya sesuatu yang wajar dan menjadi bagian dari pembenahan sistem pemerintahan di era modern. Dikutif, dari sumber Gegeronline. (***)
Sumber : Data keluarga dari keturunan ke enam Depati Intan dari
Siulak Mukai, Kerinci dan Media Gegeronline.