Refleksi puitis ini ditulis beberapa tahun lampau, namun masih aktual dan relevan untuk kondisi kekinian. Selamat menyimak.
Oleh Valens Daki-Soo
Wahai politisi, naiklah ke mimbar dan silakan berorasi
Tapi jangan bawa SARA atau hasut sana-sini!
Negeri ini dibangun di atas fondasi nan agung sejati
Bung Karno menggalinya sambil didera ujian tanpa henti
Dibuang dari sudut ke sudut negeri
Itulah Pancasila, api abadi untuk bangsa ini
Wahai politisi, naiklah ke mimbar dan silakan berorasi
Tapi jangan bawa SARA atau hasut sana-sini!
Ini tanah dibasuh darah pejuang berhati murni
Mereka meregang nyawa karena cinta Ibu Pertiwi
Kesetiaan yang mungkin sulit dipahami
Kecuali dengan merunduk menatap bumi
Menelusuri jejak-jejak mereka yang telah pergi
Para pahlawan perkasa yang tak pernah kenal korupsi
Mereka hanya berderap dengan jiwa memekik:
Merdeka atau mati!
Wahai politisi, naiklah ke mimbar dan silakan berorasi
Tapi jangan bawa SARA atau hasut sana-sini!
Belajarlah tentang politik sebagai ilmu, strategi, seni dan nilai
Politik sebagai “praktek cinta” kepada rakyat dan negeri
Temukan mutiaranya bukan dalam buku-buku “kelas tinggi”
Tidak pula dalam diskusi dan pidato yang serba teori
Tapi gemakan kembali dalam relung hati
Isi “Sumpah Pemuda” yang bikin Indonesia semerbak mewangi
Keindahan yang dirangkai oleh aneka bunga warna-warni
Wahai politisi, naiklah ke mimbar dan silakan berorasi
Tapi jangan bawa SARA atau hasut sana-sini!
Berpolitiklah dengan nilai dan integritas tinggi
Tunjukkan martabat dan kehormatan diri
Karena politik bukan sekadar soal kursi
Karena politik tak hanya urusan baku bagi jabatan dan menabur janji,
Karena politik berarti kerja keras bahkan sampai setengah mati
Untuk bangsa dan negeri ini
Tak perlu ada rakyatku di sana yang makan umbi hutan lagi.
Wahai politisi, naiklah ke mimbar dan silakan berorasi
Tapi jangan bawa SARA atau hasut sana-sini!
Dengarkan gelegar ucapan Bung Karno, Sang Proklamator, Pemimpin Sejati:
“Indonesia adalah satu untuk semua!
Semua untuk semua!”
Taman Monas, 5 Agustus 2012
* SARA: Suku, Agama, Ras, (Antar) Golongan
Sumber : http://indonesiasatu.co/detail/jangan-bawa-sara-ke-politik–puisi-