KERINCI, BEO.CO.ID – Pengerjaan Jalan Siulak Kecil Hilir, Kecamatan Siulak, Kabupaten Kerinci, Jambi sepanjang 550 meter = 0,5.59 km dikerjakan Kontraktor CV.GELORA BANGUN UTAMA dengan biaya Rp.404. 540, 000,-(kontak) selama empat (4) hari, hasil masih banyak yang membentuk “cekung dan Cembung.” Namun, Yarpani, ST.MT, mengatakan pihak kontraktor, sudah bekerja sesuai petunjuk dan teknis (petunjuk teknis), katanya saat menjawab pertanyaan awak media ini diruang kerjanya, Kamis (9 September 2021) di Bukit Tengah, Kerinci.
Dijelaskan Yarpani, link jalan tersebut terpaksa kita penggal- penggal pekerjaannya ada sebagian kecil yang tidak dikerjakan karena melihat kondisi fisik jalan tersebut dan yang kita kerjakan yang rusak saja.
Lebih lanjut dijelaskan Yarpani, ketebalan jalan tersebut dari titik nol secara menyeluruh 7cm dan volumenya 559 meter. Dan sudah selesai dikerjakan seluruhnya, hanya pencairan keuangan baru 30%, ujarnya.
Dijelaskannya lebih rinci, jikalau mengukur ketebalan jalan berdasarkan teknis tidak kita ukur dari pinggir, yang biasa dari titik nol ke titik as (tengah badan jalan) dan sistem kerja yang dilakukan oleh rekanan sudah sesuai dengan petunjuk teknis, jelasnya.
Ironisnya, kondisi riil dilapangan saat di chek Beo.co.id 6 September lalu, dan juga di chek oleh salah satu LSM, kondisinya banyak yang cekung dan cembung, artinya setelah dikerjakan dengan melakukan pengaspalan, sesuai teknis (baca kata Yarpani, PPTK-red), tapi kondisi jalannya tinggi rendah (cekung dan cembung). Dan aspal terpasang ada yang sangat tipis.
Teori (bantahan) Yarpani, mungkin saja sudah benar adanya. Tapi masyarakat awam tidak mengerti teori dan cara yang baik melakukan pengaspalan. Masyarakat Siulak Kecil Hilir, merasa janggal melihat hasil kerja CV. GELORA BANGUN UTAMA. Yang menurut Yarpani, sudah benar?.
Dari catatan Jurnalist Beo.co.id, melakukan chek and richek kelapangan didampingi masyarakat dan hasil chek LSM PETISI SAKTI, link Siulak Kecil Hilir-Padang Jantung ketebalan di titik nol 12cm dan beberapa titik bagian lain ada yang 3cm ada yang 5cm bervariasi malah ada bagian tengah jalan terbentuk cekung cembung yang tidak dikerjakan inilah yang membuat pertanyaan bagi masyarakat setempat.
Menurut sumber Bidik07ElangOposisi (Beo.co.id) yang berkompeten (mengerti tentang pengaspalan) di Dinas PUPR Kerinci, mengatakan pengukuran ketebalan jalan (pengaspalan) dari patok ke patok 50-50 maksimal 100 Cm dan itu harus merata dari titik nol ke as jalan bagian tengah juga pinggir, ujar sumber menerangkan.
Sementara itu LSM PETISI SAKTI, Iwan Efendi, yang juga langsung investigasi ke lapangan, mengatakan seharusnya kondisi pekerjaan yang hanya di kerjakan 4 hari pengaspalan dengan volume 559meter dengan menelan dana Rp. 404.540.000,00- pengawasan harus lebih ketat dari dinas terkait mengingat pembangunan ini, yang digunakan uang dari pembayaran Pajak oleh rakyat, paparnya.
Sementara itu di tempat terpisah Sandra Boy Caniago, LSM PKLH mengatakan, seharusnya mulai dari titik nol bekerjalah sesuai dengan spek (Spesifikasi Pekerjaan), secara teknis seharusnya has ail pekerjaan merata tidak seperti sekarang ini pekerjaan terputus-putus dan pengaspalannya terlihat banyak yang tipis.
Hasil pekerjaan yang memperihatinkan itu, seharusnya diperbaiki oleh pihak perusahaan. Kendati semua pemborong pada prinsipnya tidak mau rugi. Karena mereka dalam mendapatkan pekerjaan tidak gratis, nota benenya juga keluar biaya. Tidak gratis, terang sumber yang dilindungi namanya.
Sampai berita ini diturunkan Vidra, ST selaku Kepala Bidang Bina Marga Kerinci, belum di dapat keterangannya, saat dihubungi hari yang sama, sedang tak berada di kantornya, Bukit Tengah.
Dari pengamatan redaksi Beo.co.id, (catatan), sejak tujuh tahun berjalannya program menuju pembangunan Kerinci Lebih Baik (KLB), lima tahun pertama dan lima tahun berikutnya, Kerinci Lebih Baik-Berkeadilan, puluhan paket kegiatan pengerjaan Jalan Kabupaten, dan rehabilitasi daerah/ jaringan irigasi, dan pengerjaan bangunan gedung banyak ditemukan tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Tapi, dianggap berjalan baik dan tetap diterima oleh dinas dan instansi terkait. Dan Tim PHO Serah terima pertama dan akhir (Fhinis hanoper) tetap 100%, tak heran kualitas (mutu), bangunan di Kabupaten Kerinci, kurang baik dan berumur pendek.
Padahal, jika mutu bangunannya baik, akan sangat mendukung program Bupati Kerinci Adirozal, menuju Kerinci Lebih Baik Berkeadilan (KLB-Berkeadilan). Makanya, Bupati Kerinci dalam memilih pembantu, menggunakan (hak proregatip)nya tidak semata menghandalkan orang “pintar” dibidangnya, perlu dibarengi dengan kejujuran. Dan punya komitmen membangun Kerinci yang berkualitas.
Karena kepintaran tanpa kejujuran, bisa terjadi hasil kerjanya “akan sia-sia” tidak memberikan azas manfaat yang maksimal sebagai tujuan akhir pembangunan.
Karena Bupati/ Kepala Daerah, hanya jabatan Politis bukan teknis. Keberadaannya banyak dikantor, dan bukan untuk memahami taknis, tapi perlu sedikit tahu, dan hasil kerja jajarannya berguna dan bermanfaat bagi kemaslahatan orang banyak.
Tak heran jika banyak oknum kadis (kepala dinas) dan Kepala Bidang (Kabid), yang orangnya pintar “mendadak jadi – okb” (Orang Kaya Baru). Gerakkan dan kerja keras menuju pembangunan Kerinci Lebih Baik Berkeadilan, kesannya bak meminjam istilah “masih jauh panggang dari api” Kita tetap berharap, pembangunan Kerinci kedepan lebih baik dan mampu mensejahtera masyarakat Kerinci secara khusus. (***)
Laporan : Marhaen Liputan Bengkulu-Jambi
Editor/ Penulis : Gafar Uyub Depati Intan