Menuju pembangunan Kerinci Lebih Baik (KLB), sudah bergulir sejak Adirozal terpilih dan dilantik menjabat Bupati/ Kepala Daerah Kabupaten Kerinci 2014 silam, (saat itu) berpasangan dengan Zainal Abidin dari Kerinci Hilir. Selama lima tahun 2014-2019, hasil pembangunan telah dirasakan oleh masyarakat, Kerinci “enak & tidak enaknya?” hingga kini.
KLB yang dikonsep bersama oleh putra-putra terbaik dan para ahli dibidangnya, termasuk putra Desa Sungai Batu Gantih, Kecamatan Gunung Kerinci hasilnya menjadi visi dan misi Adirozal, untuk membangun Kerinci Lebih Baik (KLB).
Seharusnya Adirozal, yang digadang-gadangkan putra terbaik Kerinci, untuk menggantikan Murasman (saat itu), dengan berbagai janji mampu mensejahterakan masyarakat Kerinci, ternyata tak banyak mengubah kedaan secara riil pembangunan yang lebih baik. Dimana-mana, bangunan berumur pendek, tidak dapat menerapkan rencana umur bangunan secara benar dan memberikan azasmanfaat sebagai tujuan akhir pembangunan?
Yang terjadi sejumlah keluarga besar Adirozal dan tim sukses memanfaatkan pembangunan KLB, hanya alat dan jenjang memegang jabatan dan mendapatkan kemudahan usaha, bagi kepentingan pribadi dan keluarga.
Sehingga tujuan akhir menuju pembangunan Kerinci Lebih Baik (KLB), hanya berbungkus semboyan, bukan fakta riil keberhasilannya dilapangan.
Program menuju pembangunan Kerinci Lebih Baik, hanya cerita yang bergaung dan digaungkan dari desa ke desa se Kabupaten Kerinci dengan jumlah 260 desa lebih, hasil riil dilapangan yang katanya untuk kesejahteraan masyarakat Kerinci masih dalam harapan bukan fakta riil dilapangan.
Hebatnya, “Adirozal” menjual cerita politik untuk membangun Kerinci Lebik Baik, sampai menyatakan kegiatan proyek tanpa “fee” (uang pelicin alias gratis), ternyata itu, “dongeng belaka” dari cacatan yang terbaikan dihimpun dari tim sukses Adirozal 2014-2019, mereka para anggota timpun “membayar fee dan sejumlah catatan pungutan lainnya” dari para oknum pemegang jabatan 2014-2019, “katanya untuk oknum pejabat tertentu dan pembuat kebijakkan”
Persoalan pungutan liar (pungli) dan fee telah didemo masyarakat melalui organisasi kepemudaan seperti PP, mahasiswa dan dilaporkan, namun mampu diredam dan redup ditengah jalan. Siapa bilang, Adirozal tidak punya kemampuan?. Itu, keliru Adirozal tangguh dan mampu “mengendalikan situasi dan kondisi yang terjadi.”
Adirozal, selaku Bupati Kerinci telah memberikan yang terbaik kepada keluarganya dan tim sukses, jabatan bagi yang berprofesi (bekerja) sebagai ASN (Aparatur Sipil Negara), dan kesempatan yang bergerak dijasa pemborongan, namun tim sukses dan keluarganya belum berbuat maksimal untuk mendukung KLB, mereka hanya evoria dengan kesempatan yang diberikan Adirozal.
Pada periode pertama, puluhan nama diberi kesempatan dijajaran pemerintahan dan BUMD, misalnya Saharuddin Ali, Dewan Pengawas di PDAM, Jondri Ali menduduki salah jabatan di BKD (Badan Kepegawaian Daerah) Kerinci bersama Romul Eladi dan Rabium dikenal Philif kadis Pertanian hingga kini. Urma Diawan, Pak Tengah Syarul, kesempatan memborong bersama Suardesi.
Dengan kata lain, Adirozal sebagai Bupati Kerinci, tidak menyia-nyiakan tim suksesnya baik dalam keluarga maupun tim inti lainnya dari ASN. Hanya saja tim yang diberi kemudahan dan kesempatan baik sebagai pejabat maupun dipemborongan tak pernah merasa puas?.
Bahkan Johani Welmen, ASN Pemkot Sungai Penuh dipindahkan ke Pemdakab Kerinci, kendati ijzahnya patut diduga bermasalah, karena saat tes disinyalir memudakan umurnya, dibawah umur adiknya “Meres” hingga kini, malah diberi jabatan oleh Adirozal. Berarti Adirozal, sangat bijak.
Seharusnya mereka yang diberi kesempatan memangku jabatan dilingkungan Pemda Kerinci dan diberi kesempatan melakukan pemborongan, menunjukkan kinerja baik untuk mensukseskan KLB 2014-2019 dengan sebutan lain KLB jilid I. Di periode pertama, berbagai kasus pembangunan mencuat kepermukaan mampu diredam dan aman hingga kini?
Para pejabat yang diberi kesempatan oleh Adirozal selaku Bupati baik yang sudah pensiun, maupun yang masih active antara lain; Atmen Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Kabupaten Kerinci.
Amri Swarta, Jarizal pensiunan Pemkab Kerinci. Berikutnya Armen Rizal Kadis Kesehatan. Efrawadi BKD/ Plt Kadis Perkebunan dan Perikanan. Syahril Hayadi Kadis Pemdes. Ardizal Kadis Perhubungan, Letmi Asisten I, Rabiun (Philif) Kadis Pertanian, Maya Vefrianti Kadis PUPR.
Berikutnya Ami (Cik Ami) Pemborong (kontraktor) hingga kini. Romul Eladi, Sekretaris Dikjar, Meres Inspektorat, Johani Wilmen, (Welmen) Dinas Perdagangan Industri dan UKM menjabat salah satu kepala bidang (Labid) dan Nirmala Kadis PPKA. Dan sejumlah nama lainnya diluar keluarga, tim sukses, dan simpatisan diberi peluang oleh Bupati Kerinci Adirozal.
Namun, sangat disayangkan mereka-mereka yang diberi kesempatan justru tidak menunjukkan prestasi kerja yang lebih baik, untuk mendongkrak visi dan misi Adirozal, untuk membangun Kerinci Lebih Baik dari periode pertama, hingga periode kedua (KLB) Jilid II Berkeadilan.
Seharusnya mereka yang diberi jabatan dilingkungan Pemdakab Kerinci, mampu mensukseskan KLB Berkeadilan, memasuki tahun ketiga dalam periode ke dua Adirozal-Ami Taher, menjabat Bupati dan Wakil Bupati Kerinci 2019-2024, mendatang.
Dimana KLB Berkeadilan, yang diusung menjadi visi dan misi Adirozal-Ami Taher, dengan 10 program unggulannya dengan sisa waktu lebih kurang dua tahun dapat diselesaikan Adirozal dengan baik bersama Ami Taher. (***)
Penulis/ Catatan yang terabaikan, Gafar Uyub Depati Intan. Pemimpin Redaksi Beo.co.id/ Gegeronline Group. Ketua Dewan Pimpinan Daerah KOMITE WARTAWAN REFORMASI INDONESIA (DPD-KWRI) Prov. Bengkulu, Pengamat masalah Sosial dan Kemanusiaan (Kaum Miskin pedesaan dan Perkotaan), Asli asal Kerinci, “Tigo Luhah Tanah Sikudung” tinggal di Kota Bengkulu.