KERINCI, BEO.CO.ID – Diluar dugaan sama sekali, Kepala Perwakilan Sergap Provinsi Jambi, Rusdi, 58 tahun dalam WA dan penjelasannya langsung kepada redaksi BEO.co.id, mengatakan mengenai berita tentang Kades Suardesi yang dimuat Sergap.co.id bukan berita kita, katanya via sambungan telephone jarak jauh kepada Pempred BEO.co.id, saat dihubungi pkl 13: 52 WIB, Senin, 07 Februari 2022.
Menurut Rusdi, untuk perwakilan Sergap, Prov. Jambi tidak ada yang tahu nama, ‘’Syafrial Syafti’’ saya tidak tahu siapa yang menulis berita tersebut, ujarnya.
Saya mendapat postingan berita Pak Kades Suardesi dari orang lain, sebagai Kepala Perwakilan saya tidak tahu dan tidak pernah diberi tahu, siapa Wartawan yang menulis dan melaporkan berita itu ke redaksi.
Saya kenal baik dengan Kades Suardesi Sungai Batu Gantih, jika ada masalah saya akan langsung konfirmasikan dengan yang bersangkutan secara baik-baik, ujarnya.
Rusdi, menegaskan ini ada orang lain yang mengatas namakan Sergap (media kita), tulis Rusdi. Dan saya lagi menelusuri oknum Wartawan mana yang menulis berita itu, kalau untuk diprov. Jambi, saya Kepala Perwakilan, pun tidak tahu dan tidak diberi tahu ujarnya.
Dalam pengamatan redaksi BEO.co.id, sangat wajar jika Rusdi, membantah dengan mengatakan tidak tahu karena tidak melalui Perwakilan Sergap Prov. Jambi, bisa saja dilakukan hanya dengan mengatas namakan Sergap.co.id.
Dan berita itu bukan kita yang buat kata Rusdi, dalam bagian keterangannya. Sementara Suardesi, Kepala Desa Sungai Batu Gantih, dalam keterangan tertulisnya kepada redaksi media ini menjelaskan sebagai berikut.
Berikut ini Keterangan Suardesi, Pada Hari Sabtu Tanggal : 5 – Februari – 2022 sekitar Jam 16 : 15 sore sesudah melaksanakan sholat ashar dirumah Almarhumah ibunda saya, lalu saya SUARDESI mendapat telfon dari Si Yatim Putri Semata Wayang Saya Fazura Cahaya Utami yang tinggal dirumah neneknya Ibu Mawarni lalu Putri saya menangis tersendu-sendu karena kangen dan ingat dengan Almarhumah ibundanya tercinta (Alm. Istri Saya Ny. Rati Atalia Suardesi).
Meskipun dalam kondisi demam, batuk dan filek saya menenangkan Putri Semata Wayang Saya yang baru berusia 10 Tahun, dan menasehatinya agar senantiasa mendo’akan Almarhumah ibunya dan nanti ketika ayah sudah sembuh ayah ajak kamu jalan-jalan anak sayangku ujar saya kepada anak saya supaya segera menghentikan…isak tangis pilunya dan saya pun ikut menetes air mata hiba sebagai seorang ayah insan biasa yang punya rasa dan perasaan sedih…Kemudian saya turun dari rumah Almarhumah ibunda saya karena sudah ditunggu oleh beberapa orang pemuda didalam mobil saya untuk menyaksikan Pertandingan Turnamen Volly Ball antara GPM Sungai Batu Gantih Vs Koto Menanti yang bertempat di Desa Koto Tengah, Kec. Kayu Aro Walaupun dalam kondisi tidak fit namun demi rasa cinta saya terhadap Kawula Muda yaitu Pemuda Generasi penerus Sungai Batu Gantih yang akan bertanding di turnamen Volly Ball, maka saya berusaha untuk pergi mendukung atau mensupport para pemain muda yang bertalenta yaitu berasal dari Desa Sungai Batu Gantih agar lebih bersemangat dalam bertanding dengan adanya kehadiran saya selaku seorang Kepala Desa meskipun saya dalam kondisi agak lemah akibat demam, batuk dan filek yg mendera selama satu minggu ini namun saya tetap berupaya pergi menyaksikan pertandingan tersebut…
Nah, ketika saya turun dari rumah Almarhumah ibunda saya pas menurun tangga sekitar Jam 16 : 25 sore WIB saya mengikat tali sepatu saya erat-erat…
Dalam Waktu yang tidak lama ketika selesei mengikat tali sepatu saya kemudian saya menengadah kepala saya keatas segera berangkat dengan mobil saya bersama beberapa orang pemuda yang sudah menunggu didalam mobil saya karena jadwal waktu pertandingan sudah hampir masuk sementara perjalanan masih jauh Ke Kayu Aro…
Dalam waktu bersamaan pula meluncurlah dua unit kenderaan bermotor roda dua dihadapan saya kedua kenderaan bermotor tersebut di isi oleh empat orang laki-laki yang tidak saya kenal…Lalu satu orang turun menghampiri saya dengan wajah yang tidak bersahabat kemudian melompat dari atas motor langsung menuju kearah saya tanpa menperkenalkan diri terlebih dahulu kepada saya, bak hendak menangkap seorang buronan yang sudah lama kabur sambil mengatakan : Pak Kades kami nalak kayo (nyari anda) dari tadi idak ado basuo (tidak bersua/ bertemu) dengan mata yang agak melotot menghadap saya sambil mengatakan kami nak basuo kayo (kami mau bertemu anda) kami nak mintak uang (kami mau minta uang) minyak dan beli ukok (beli rokok) dengan nada yang kurang beretika (dengan logat Kerinci),..
Lalu saya kaget dan agak terbawa emosi sambil mengatakan aku tigesa-gesak nak (mau) Ke Kayu Aro kata saya ngantar Pemuda main Volly…
Kemudian dia orang yang tidak saya kenal tadi tetap ngotot mau mintak duit, spontan saya menjawab dengan nada yang agak keras jangan pancing emosi saya naik, sudah lah saya mau ke Kayu Aro lain waktu saja kita ketemu kalau memang ada keperluan dengan saya, lalu saya bergegas naik mobil kemudian memacu laju mobil saya menuju Kayu Aro, dan mereka pun berlalu pergi…Demikianlah Suardesi dikutif kembali.
Suardesi via tetelphonenya juga menegaskan hal yang sama, dan sekaligus menambahkan saya sangat menghargai rekan Pers (Wartawan), tapi tidak dengan cara-cara maksa, ujarnya.
Menurut Suardesi orang yang langsung berhadapan dirinya, dan bertanya langsung tidak memperkenal nama dan nama medianya, ciri—iri rambut Ikal, tinggi lebih kurang 160 cm, kulit Swao matang, mata melolotot agak keluar. Keempat-empatnya menatap kewajah saya. Keadaan hari gerimis, mereka arak ke mudik (hulu), ke Desa Simpang Tutup, tetangga dekat Desa Sungai Batu Gantih.
Nah….kata Suardesi, tiba-tiba muncul berita pada Sergap.co.id, dan coppynya beredar di faceebook, dan bersifat sepihak. Itu masalahnya, tandasnya.
Wartawan Indonesia dalam melaksanakan tugas Jurnalistik wajib memperkenalkan diri sesuai Identitas dari media masing-masing, bagi pihak yang dihubungi dan belum saling mengenal. Harus memperkenalkan diri dulu, nama lengkap dan nama media. Tidak seperti yang terjadi terhadap kades Suardesi.
Dan tidak dibenarkan mencampur adukkan nyari minyak motor dan minta uang. Pada pihak yang dihubungi, apa lagi dengan cara maksa, sebagaimana di jelaskan Kades Suardesi.
Dan amanat didalam UU No.40 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ) Wartawan Indonesia, tidak satu pasal dan ayatpun membolehkan, mencampur adukan minta uang minyak, uang rokok saat wawancara berlangsung, apa memaksakan kehendak.
Kalaulah keempat oknum itu benar Wartawan Profesional, jujur dan bertanggungjawab dengan tugasnya, Ia akan lebih tahu bahwa dalam wawancara, konfirmasi, klarifikasi, sama sekali tidak boleh dicampur adukkan antara keperluan pribadi dengan tugas Wartawan.
Jika benar apa yang dijelaskan Kades Sungai Batu Gantih Suardesi, atas tindakkan oknum Wartawan yang minta duit dan minta belikan rokok, sangat bertentangan dengan tugas Wartawan. Dan bisa ditangkap, karena memaksa orang lain untuk memberikan uang padanya. Dan atau mengambil hak orang lain secara melawan Hukum.
Penulis dan Penanggungjawab : Gafar Uyub Depati Intan