AE Bendahara Dinas Perindustrian, Ajak Wartawan Berkelahi
LAPORAN : WIKA RIFANI
KOTA CURUP, BEO.CO.ID –Anwar Efendi, Bendahara Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM (Usaha Menengah Kecil dan Menengah), ajak Wartawan Bidik07 ElangOposisi (BEO.CO.ID) berkelahi diduga dampak pemberitaan yang telah tiga kali diturunkan, beberapa waktu lalu.
Menurut Wika Rifani lebih dikenal dengan panggilan, Ifan melaporkan langsung kepada pemimpin redaksi Beo.co.id, sekitar pukul 17:30 WIB, Selasa, 13 Afril 2021.
Ifan, selaku Wartawan Beo (Bidik07elangoposisi) menjelaskan, jelas dan rinci kepada redaksi, soal kedatangannya menemui Kadis Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM, Buldani selaku Pelaksana Tugas (PLT0 saya hubungi siang tadi, Selasa 13 April 2021 saat konfirmasi terkait Pasar Daging di Pasar Rakyat (Pasar Atas) Kota Curup, yang menghabiskan dana miliaran namun belum bisa dimanfaatkan dan terbukti pada Investigasi dilapangan, 11 April 2021 masih dalam keadaan tertutup.
Melihat kondisi itu, maka saya konfirmasi lanjutan dengan PLT Buldani selaku Kadis di ruang kerjanya.
Ketika ditanyakan kenapa belum dimanfaatkan Pasar Daging tersebut? Buldani meminta untuk menanyakan langsung ke KPA (Kuasa Pengguna Angaran) dan PPA (Pejabat Pembuat Komitmen), kata Buldani ramah.
Sedangkan Kadis Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM (Usaha Kecil dan Menengah) Dwi Purnama Sari, kini mantan, red. Telah memberikan penjelasan pada berita sebelumnya, dengan mengatakan saya bukan kadis lagi. Kegiatan tersebut sudah selesaikan dan telah diserahkan ke Bupati Rejang Lebong, (waktu itu), bukan tanggungjawab saya lagi ujar Dwi. Dikutif kembali.
Usai wawancara, lanjut Ifan memang saya tawarkan Iklan, jika anggarannya ada? Dijelaskan Buldani, anggarannya tidak ada. Lalu jawab saya (Ifan,red) kalau tidak ya tidak apa-apa pak.
Lalu saya keluar dari ruangan, “pak Buldani” Pak Buldani, mengatakan tunggu dulu, saya cari Bendahara maksudnya Anwar Efendi. Begitu saya sampai dihalaman kantor, kebetulan Pak Anwar Efendi, ada didalam mobil sedang memainkan handphonenya.
Saya menghampiri Anwar Efendi, dan mengatakan bapak dicari pak Kadis maksudnya dicari “pak Buldani?”
Anehnya Pak Anwar acuh dan cuek, bahkan pak Buldani sempat keluar menemui bawahannya itu. Seraya, mengatakan “pinjam uang dinas, ada keperluan” malah dijawab tak mengenakkan.
Dijawab Anwar Efendi dengan mengatakan kalo uang habis baru sudah beli beras. Mungkin maksud Buldani mau pinjam uang kantor bukan uang pribadi Anwar Efendi. Susana menjadi tegang “Anwar Efendi” naik pitam (marah) kepada saya (Ifan).
Ia, mengajak saya berkelahi (begaseak) “wai pak ini puaso pak” disampaikannya dalam bahasa daerah Rejang.
Anwar, menantang awak media ini berkelahi dan mengejar keluar kantor. Tetap ngajak berkelahi. Untung saya tidak terpancing, kata Ifan.
Pada saat itu Hendri selaku supir kantor di panggil sama Pak Buldani menayakan Anwar efendi untuk pinjam uang selaku bendahara.
Dan hampir pada saat bersamaan masuk Kasi UKM Lusi bersama, saya sangka mereka ada komunikasi serius, ternyata tidak ada.
Mereka hanya batas menanyakan dari mana saja kepada liswin di jawab liswin dari pasar, hanya itu.
Namun, Anwar tetap menantang dan mengajak berkelahi. Dengan mengatakan” ko lak begaseak, (kamu mau berkelahi), saya berusaha menahan diri. Peristiwa ini disaksi Neng Cs, yang juga Wartawati Beo.co.id.
Diduga keras marahnya, Anwar, dia adalah orang dekatnya bu Dwi Purnama Sari, mantan Kadis Perindak Perdagangan Koperasi dan UKM, (kini mantan, red). Dan masalah Pasar Daging, belum memberikan azasmanfaat sebagai tujuan akhir pembangunan telah diberitakan Beo.co.id, 24 Maret 2021, 28 Maret 2021 dan 29 Maret 2021, dan juga langsir sejumlah berita Online dan cetak lainnya.
Patut diduga, Anwar Efendi, sengaja mau buat keributan dengan saya, lanjut Ifan buktinya saya sudah keluar dari halaman malah dia kejar dan dia siapkan mobil, menghadapkan badan dan kepalanya kepada saya, agar saya pukul. Tapi, saya sadar, apa lagi ini bulan puasa dan saya tengah berpuasa, saya tidak mau terpancing, papar Ifan.
Yang jelas terlepas soal itu semua, Pasar Daging di Pasar Rakyat belum memberikan azas manfaat, bagi masyarakat, khususnya para pedagang Daging, kini mereka mengais hidup dengan berjualan diluar Los Daging yang dibangun itu.
Dari keterangan dihimpun tim media Beo.co.id, mengatakan “ Pasar Daging, ada yang mau diubah dan diperbaiki agar bisa dimanfaatkan para pedagang daging.
Anehnya Pasar Daging yang ada dan belum memberi manfaat itu, diresmikan saja untuk pemakaiannya belum, itu di akui Dwi Purnama Sari Mantan Kadis Perindag Perdagangan Koperasi dan UKM itu, pada tiga berita sebelumnya.
Diduga bermasalah: Belum difungsikannya Pasar Daging itu, prinsip bukan para pedagang tidak mau, yang jadi masalah ada beberapa catatan penting, pertama “tidak ada pembuang limbah (kotoran), yang kedua Lapak jualannya sangat Kecil, dan ketiga tertutup, tidak bisa dilihat pembeli dari luar, karena satu pintu. Dan keempat lobang angin (ventilasinya) berada pada posisi tinggi dan kecil, jelas ketika daging dihamparkan akan menimbulkan bau busuk. Dan belum diperbaiki selama ini.
Wakil Bupati Rejang Lebong Hendra Yudiansyah, yang sidak (Inspeksi mendadak) kelapangan beberapa pekan silam, melihat langsung dengan kasat mata, Pasar Daging belum berfungsi, dan Hendrapun mengaku ada beberapa item yang harus dibenahi dan sepekan kedepan Pasar Daging di Pasar Rakyat ini, akan segera berjalan (beroperasi).
Dan secara keseluruhan akan segera diperbaiki dan dimanfaatkan, ujarnya dikutip sebagian isi berita Radius RAFFLESIA. Dari Sidak Wabup Rejang Lebong itu, 25 Maret 2021, sampai berita ini diturunkan 13 April 2021, ternyata Pasar Daging Pasar Atas itu, “mangkrak pemanfaatannya” alias belum bisa difungsikan?
Dari keterangan sumber kompeten kepada media ini mengatakan ini dibangun dimasa Bupati Ahmad Hijazi menjabat Bupati Rejang Lebong dan Dwi Purnama Sari Kadis Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM 2020 lampau, jadi bukan tanggungjawab PLT Kadis yang baru. Dan tak bisa serta merta, menyalahkan, “Buldani sebagai PLT, karena belum berfungsinya bangunan tersebut?
Masalah kebijakkan pembangunan ada ditangan Bupati (Waktu itu) teknis dan pemcairan Keuangan 100% ada ditangan “Dwi Punama Sari”, dan Bendahara, Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), dan PPK (Pejabat Pembuat Komitmen).
Salah satu sumber mengatakan KPA, PPK dan Kadis Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM, dirangkap, Bu “Dwi” dimana salahnya jika keliru kita belum tahu, nah kita tunggu perkembangan lebih lanjut. Yang jelas, penjelasan Wabup Rejang Lebong, Hendra, belum terbukti satu minggu Pasar Daging itu, bisa di operasikan. Dengan kata lain, maaf pak masih terlantar hingga berita ini diturunkan.
Dari keterangan dihimpun media ini, sebagus apapun bangunan dinyatakan selesai, sepanjang tidak memberikan azasmanfaat bagi masyarakat, jelas bertentangan dengan tujuan pembangunan. Bisa saja, dampak kegagalan pembangunan sebagian atau keseluruhan, maka perlu dibentuk tim independen kenapa sampai tidak bermanfaat?.
Apakah ada dugaan kerugian keuangan Negara atau tidak, dan apa masalah yang sebenarnya.
Dan ketika pembayaran 100%, nilai fisik juga harus 100% artinya pembayaran sesuai dengan MCY atau fisik yang dicapai dan tidak ada item (bagian) fisik yang fiktif, sehingga bisa dimanfaatkan para pedagang dengan baik. Agak aneh, jika Pasar Daging yang sudah dibangun itu, tidak bisa dimanfaatkan?. Apanya yang salah???
Pemimpin Redaksi Bidik07elangoposisi, Gafar Uyub Depati Intan, mengatakan Wartawan (Para Jurnalist) harus bekerja secara professional, harus mengutamakan kepentingan umum (masyarakat) untuk kemasalahan orang banyak. Demikian juga pejabat Negara/ daerah, LSM dan aktivis lainnya.
Jika ada informasi yang tidak benar, mari secara jujur kita membuka diri dimana kelirunya sampai Pasar Daging, belum bisa difungsikan. Dari data dan keterangan dilapangan masyarakat Pedagang Daging, berharap Pasar Daging tersebut, memiliki standar yang layak harus ada; pembuangan limbah yang baik, ukuran lapak yang cukup, ventilasi (lobang angin) yang baik, sehingga tidak menimbulkan bau busuk berlebihan saat dipakai, dan terbuka bisa dilihat dari luar serta tidak hanya satu pintu, kata Ketua KOMITE WARTAWAN REFORMASI INDONESIA (KWRI) Prov. Bengkulu ini, disaat-saat kesibukkannya menulis sejumlah artikel tentang Kemiskinan, bangunan yang “gagal” anak terlantar, Selasa sore, (13/4/2021).
Dan pembangunan fisik di Rejang Lebong lima tahun terakhir ini, ada beberapa bangunan fisik yang tidak bermanfaat, sekecil apapun dana yang dikucurkan, itu bersumber dari uang rakyat, (pajak, retribus dan sumber-sumber lainnya).
Dan kita harus berada dalam solusi (jalan keluar), untuk kepentingan masyarakat bukan individu atau oknum tertentu. Dan harus keluar dari masalah yang terjadi, dan tidak berkutat dalam tanggapan. Jalan keluar harus dinomor satukan, tandas Bang Ayub. (Beo.co.id/ *)
Kisah Singkat Jurnalis Gudi Podcast Kemenag Rejang Lebong
Tabut Bengkulu (Dokumentasi Yopoyo)