Bunga diyakini, semua orang menyukainya. Karena keindahannya memancarkan cahaya dan banyak kenangan bagi yang melihat dan mau memaknai arti
keindahannya.
Karena keindahan Bunga membawa ketenangan hati dan jiwa. Dan bunga selalu dicari kaum lelaki, apa lagi wanita sangat edentik Pemelihara dan menyayangi bunga, dan sudah menjadi bagian dalam kehidupan manusia didunia.
Bunga melambangkan “kedamaian, cinta dankasih sayang.” Tapi sayang, Bunga sering lupa pada kuatnya Akar yang menopang Perkembangannya.
Akar, nyaris tak terlihat, Ia berkembang mengakar kuat, ditengah gelap pekat himpitan tanah. Tidak saja bunga yang lupa? Pembeli, pengambil, pemetiknya tak pernah bertanya, siapa menghidup dan membesarkan bunga menjadi indah, harum semerbak & mewangi.
Bahkan penanam bungapun tak pernah dikenang, siapa dia….sebenarnya? Yang mengaspirasi banyak orang didunia, menyukai dan menyenangi Bunga.
Akar dengan beban beratnya, menghidupkan batang, berkembang menjadi Dahan bercabng-cabang, Dahan berkembang tempat Daun menjadi Rimbun, dan melahirkan putik (kembang) menjadi Bunga dan buah semua dikodratkan tuhan bergantung hidup pada Akar.
Kuatnya batang pohon tempat bersandar. Daun nan rimbun tempat Berteduh, Dahan bercabang tempat burung dan serangga mencari manis dan madu, Bunga semerbak Indah dipandang, Ia penyeduk mata memandang, membawa kedamaian. Dan buah jadi makanan binatang, burung, serangga dan manusia, semuanya terbangun dari akar yang kuat. Itulah akar, tak banyak yang menanyakan akar, orang hanya menanyakan Bunga dan buahnya.
Dan akar yang kuat hidup dari tanah, bersemai bersama hujan dan air. Tanah dan akar dua kekuatan yang maha dahsad, membesarkan “Pohon, Dahan, Daun, Bunga dan Buah” jadi yang sangat terkenal dan kenal hanyalah “Bunga” karena keindahan, dan bau harum bak semerbak, mewangi.
Tapi, Ia berumur pendek bersama buah, sepanjang musim bungan dan buah. Tapi, namanya paling dikenal dan didambakan banyak orang. Kendati digunakan kepentingan sesaat, tapi jadilah “bunga yang harum, indah dipandang dan dikenang sepanjang masa, dengan tidak melupakan Tanah dan Akarnya.”
Ingat, tanpa tanah yang baik, akar tidak akan hidup mengikat dan menjalar kemana-mana, bak akar serabut dan tunggal menguatkan. Untuk menghidupi beban berat diatasnya, “pohon, dahan, daun, bunga dan buah” masing-masing punya fungsi yang melekat. Dan menjadi kekuatan bersama.
Hai pemetik bunga, jangan lupakan beban akar yang berat. Jangan lupakan tanah tempat hidupnya. Tanpa tanah yang cocok, akar dan pohonnya takkan pernah hidup subur, apa lagi melahirkan bunga nan indah, harum mewangi itu?. Dari cerita bunga ini, barangkali ada pelajaran yang bisa kita petik, untuk kebaikan. Jika anda bagaikan bunga jangan melupakan, akar dan tanahnya.
Karena tanah dan akar, yang menghidupkan semua bunga dan pohon lainnya. Maka seharusnya kita menjaga lingkungan sehat, tanah yang subur dan memanfaatkan bagi peruntukannya. Cerita ini teraspirasi, dari bunga yang berkembang, ditengah hati yang gelisah dan gundah ini.
Ternyata bunga memberikan rasa Lambang Perdamaian kendati sesaat. Ditulis oleh: Gafar Uyub Depati Intan. Ctt: Anda boleh tidak sependapat, boleh mengkritik pedas, saran dan pendapat kekontak person Hp/WA. 082178784803 atau ke Email: [email protected] (+ _)