KERINCI, BEO.CO.ID – Dalam tahun politik sejak tahun 2023 silam, masyarakat Kerinci, Jambi, telah menjalani ujian berat dengan terjadinya “bencana banjir dan tanah longsor, (31/ 12-2023) memasuki tahun baru 1, 2 Januari 2024, bahkan banjir susulan sampai 21 Januari 2024, dimana-mana” dampaknya luar biasa merosotnya Perekonomian masyarakat.
Semua ini tak lepas dari sebab dan akibat. Maka Bupati Kerinci kedepan 2024-2029, diharapkan yang mampu menyelamatkan Kerinci, minimal memperkecil bencana banjir bandang dan longsor, dan mampu mengatasi “penebangan liar, tambang Pasir liar dan tambang Pasir, tanpa memperhatikan lingkungan dan keselamatan lingkungan.
Dan bukan batas mampu memenangkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak termasuk Kerinci, akan berlangsung Nopember 2024 (menjelang akhir tahun). Soalnya keselamatan Kabupaten Kerinci harus diutamakan dulu, dari dampak bencana banjir, longsor (amblas) dimana-mana.
Artinya dengan kata lain bakal calon Bupati Kerinci, yang mampu berfikir kuat (mampu), menyelamatkan bumi Kerinci, dulu. Soalnya topografi daerahnya, sama kita ketahui berada dipuncak andalas (bukit barisan) Sumatera, dengan ketinggian dataran tingginya rata-rata 1.500 s/d 2000 meter diatas permukaan laut sedangkan puncak berada di Gunung Kerinci, dengan ketinggian 3. 808 meter dari permukaan laut.
Kata Muhammad Marhaen, 54 tahun Tokoh Pemuda Desa Sungai Batu Gantih, Kecamatan Gunung Kerinci, yang juga aktivis Pers Senior Kerinci, yang telah malang melintang melakukan Investigasi Reporting dilapangan dari tahun 2015 sampai sekarang, sudah lebih kurang 8 tahun, banyak temuan telah disampaikan pada Pemdakab Kerinci, namun nyaris diabaikan sama sekali.
Baik secara langsung dimasa Bupati Kerinci dijabat Dr. H Adirozal, MSi, yang menjabat dua periode sampai PJ Bupati Kerinci Asraf, SPt. MSi (sekarang) lewat pemberitaan dan artikel ilmiah, namun tak di indahkan.
Peristiwa Kerinci di Kepung Banjir dan Longsor, sudah seharusnya menjadi perhatian (fokus) Pemdakab Kerinci bersama Pemprop Jambi, Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS) yang berpusat di Kota Sungai Penuh, Kerinci. Dan bekerjasama dengan Kementerian terkiat yakni; Kementerian Kehutnan, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI.
Melihat dari beratnya tugas dan tanggungjawab Bupati Kerinci kedepan, untuk menyelamatkan Kerinci terlebih dahulu, dari bencana banjir dan longsor maka diperlukan Sosok tokoh (Bupati/ kepala daerah) Kabupaten Kerinci yang mampu bekerja , berfikir ekstra keras untuk menyelamatkan Kabupaten Kerinci dari penebangan liar, penambangan Pasir (mengakibatkan pendangkalan Sungai Batang Merao), dan perusakan lingkungan dan ekosistemnya yang dirasakan saat ini. Tegas Marhaen.
Jika bumi Sakti Alam Kerinci, tidak diselamatkan dari kehancurannya, dampak dari penebangan liar, pertambangan Pasir (Galian Batuan), dulu Galian C dan perusakan lingkungan oleh tangan-tangan jahil, kita akan sulit berharap Kerinci, akan aman dari Bencana Banjir.
Tanggungjawab ini, ada ditangan kita semua masyarkat Kerinci, terdepan harus ditangani dan dikelola oleh Pemdakab Kerinci, Pemprop Jambi, TNKS, Balai Wilayah Sungai Sumatera VI, dan tiga Kementerian terkait secara teknis. Maka Bupati Kerinci, harus memiliki visi dan misinya menyelamatkan Kerinci terlebih dahulu.
Dampak banjir dan longsor Kepung Kerinci, sudah sama kita lihat dengan kasat mata, dan rasakan yang telah terjadi sebagai bukti konkriet, di akhir tahun 2023 dan memasuki tahun baru 2024, tiga bulan lampau. Maka disaat “aman” seperti sekarang sudah harus dilakukan pengkajian detail oleh para ahlinya mulai dari sekarang, yang dipasilitasi Pemdakab Kerinci sebagai tuan rumah.
Dampak besar dari banjir Kerinci dari hulu Sungai Batang Merao dikaki Gunung Bungkuk, mudik Desa Sungai Gelampeh, Sungai Beremas dan sekitarnya, dan sejumlah anak sungai lainnya yang mengalir ke Sungai Batang Merao, semuanya berpotensi banjir bandang saat hujan deras turun.
Karena perbukitannya, sudah banyak yang tandus jadi Ladang dan menjadi hutan belukar kecil, yang sudah tidak mampu lagi menyimpan resapan air yang cukup.
Jadi siapapun yang akan terpilih dan menjadi Bupati Kerinci lima tahun kedepan setelah Pilkada nanti, harus matang memprogramkan bagaimana menghentikan Penebang Liar, Penambangan Pasir, Perusakan Lingkungan.
Dan melakukan penghijauan kembali, dan membangun kesadaran masyarakat untuk tidak lagi membabat TNKS. Karena dampak yang ditimbulkan sangat luar biasa terhadap kehancuran Kerinci kedepan, jika tidak ditangani secara fokus (serius) dari sekarang.
Bila Kabupaten Kerinci yang kita cintai ini, tidak dikelola secara tekhnis, keselamatan hutannya, sungai yang dijadikan pertambangan, perusakan lingkungan, kita perlu menyadari anugerah dan kekayaan alam yang diberikan tuhan, tanpa dijaga dan dirawat, kita akan menuai badai kembali.
Dampak dari banjir Kerinci, otomatis menerjang Kota Sungai Penuh, (dataran rendah) Kerinci, terus ke Sungai Batang Merangin kawasan PLTA yang sedang dibangun saat ini, Bangko, Batang Hari, Muara Jambi dan Kota Jambi. Sangat luar biasa, dampak penderitaan yang akan ditimbulkan bagi masyarakat, jelas Marhaen.
Karena kerusakan Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS), Hutan Lindung (HL) dan kerusakan sungai-sungai akibat penambangan Pasir, jelas dan patal. Antara lain kawasan Hutan TNKS di Danau Belinis, Kecamatan Kayu Aro, (bagian belakangnya), sudah ditebangi dan dijadikan kebun (ladang) oleh para mafia penebangan liar, yang sudah berlangsung menahun lamanya, tanpa dihentikan, sebagaimana diberitakan media ini pada sejumlah berita yang diturunkan sebelumnya.
Maka Balonbup dan balonwabup Kerinci menjelang pendaftaran tahun ini, perlu berfikir dan bekerja ekstra keras, jika diberi kepercayaan oleh rakyat Kerinci menjadi Bupati (pemimpin) daerah, “mampukah menjawab tantangan” yang begitu berat kedepannya ?
Bakal Calon (Balon) Bupati Kerinci, yang namanya telah muncul atau dimunculkan oleh para pendukung dan simpatisannya antara lain, “Tapyani Kasim, Cori Siska, Yanti Maria, Boy Edwar, Dery, Darmadi, Fadli Sudria, Monadi, Yulizarman dan Arwiyanto, Liswar, Yuldi Herman (Ujang Hitam), Asraf, dan Hasan Basri”
Dari nama-nama tersebut diatas didominasi dari ketokohan masyarakat “Tigo Luhah Tanah Sekudung, (Siulak) “ Antara lain; Monadi, Fadli Sudria, Darmadi, Hasan Basri, Boy Edwar, Dery, Yulizarman, Arwiyanto, Yuldi Herman (Ujang Hitam). Tercatat 8 orang dari Tigo Luhah Tanah Sekudung (Siulak).
Sedangkan dari Kerinci Hilir dan Tengah, Tapyani Kasim, Cori Siska, Liswar dan Asfaf, ada empat nama. Semua bakal calon Bupati dan Calon Wakil Bupati, punya peluang dan tak dapat dipandang enteng.
Dengan muncul atau dimunculkan nama-nama tersebut diatas adalah putra-putra terbaik Kerinci saat ini.Maka masyarakat Kerinci, sudah waktunya melakukan penilaian, dengan membaca rekam jejak para balon.
Dan yang terkonfirmasikan antara lain, “Darmadi” via sambungan telephone cellullarnya beberapa pekan terakhir mengatakan serius akan mencalon, karena saya telah pensiun dini dari TNI-AD, ujarnya singkat.
Kedua Liswar juga purn. TNI-AD, menjawab pertanyaan mengatakan “siap maju sebagai orang noimor dua (Cawabup)
Calon Wakil Bupati Kerinci, berpasangan dengan siapa saja, “baik hilir, maupun mudik” dan saya dua tahun lalu turun kelapangan (bawah), melihat secara nyata maunya masyarakat apa, tergantung ada peluang atau tidak. Saya telah melakukan banyak komunikasi dengan para senior, ujarnya. Kita terus melakukan komunikasi sampai saat ini, jelasnya.
Dan wajah baru kedua, Hasan Basri dari Tigo Luhah Tanah Sekudung (Siulak), secara terbuka mengatakan kita siap mendampingi Calon Bupati dari Kerinci Hilir. Kendati “tidak dihitung dihulu, ituhal biasa dalam dunia politik kata doctor Hukum ini, yang juga mantan TNI-AD, seraya berseloroh pada BEO.co.id.
Dari seluruh nama diatas, tiga dari mantan TNI-AD, yang telah malang melintang didunia militer, mereka dikenal “pekerja keras, disiplin kerja, disiplin menjalankan perintah.”
Dalam catatan BEO.co.id, dari lima belas tahun terakhir Kerinci telah dipimpin “Sipil-Sipil” dan kedepannya tidak tertutup kemungkinan, “Sipil Militer atau Militer Sipil” Kerinci butuh pengawasan yang ekstra ketat.
Selama ini, harus diakui secara kasat mata terlihat lemahnya pengawasan dalam pelaksanaan pembangunan fisik, sehingga umur rencana bangunan banyak yang berumur pendek. Dan telah berulangkali ditulis BEO.co.id, Nyaris diabaikan?.
Dan bukan berarti, “Sipil-Sipil” tidak disiplin, itu semua tergantung sosok tokohnya yang tampil. Dan dari rekaman Tanya jawab dengan masyarakat, mayoritas berpendapat pertama lemahnya Pengawasan dalam pembangunan Kerinci dari 2009-2014, 2014-2019 dan 2019-2023. Penerapan umur rencana bangunan, tidak dapat dicapai secara maksimal.
Yang rugi masyarakat Kerinci, selaku pengguna jasa pembangunan, yang seharusnya memberikan azasmanfaat, bahkan ada, bak seumur jagung. Berangkat dari kelemahan yang ada maka harus diperbaiki dengan pengawasan yang benar dan bertanggungjawab. Dan tercapainya efeisensi pembangunan yang bermanfaat.
Bagian dari penyebabnya, hasil temuan BEO.co.id dilapangan, tingginya “praktik KKN, (Kolusi, Korupsi dan Nepotisme)” ada satuan pembangunan dari tahun 2021-2022-2023, azasmanfaatnya tidak mencapai 65 % sedangkan kegiatannya dalam satu tahun anggaran selama tiga tahun puluhan miliar rupiah. Sangat merugikan masyarakat Kerinci. Dan Beo.co.id, akan mengupas kembali pada berita lainnya. (BEO.co.id / Tim)
Laporan/ Penulis-Editor : Gafar Uub Depati Intan.