spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Cagar Budaya “Memakan” Korban, Garbeta : Pemerintah Harus Bertanggung Jawab !!

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

LEBONG, BEO.CO.ID – Berita duka kembali menyelimuti masyarakat Swarang Patang Stumang pasalnya salah satu dari tiga penambang tradisional meninggal dunia, akibat tertimbun material ampas dilokasi Cagar Budaya Pemkab Lebong meninggalan Belanda tepatnya di desa Lebong Tambang (Kaler) Kecamatan Lebong Utara, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu, Kamis (23/9/21) kemarin.

Kades Lebong Tambang, Mispon lokasi salah satu rumah warga pasca kejadian musibah kecelakaan yang menelan korban penambang tradisional menjelaskan indentitas kepada awak media ini.

Berikut identitas korban penambang emas tradisional yang tertimbun material ampas dilokasi Cagar Budaya Pemkab Lebong :

1. Nama          : Anton Jaya (meninggal dunia)
Umur          : 35 tahun
Alamat        : Desa Suka Marga, Kecamatan Amen, Kabupaten Lebong.
2. Nama          : Rio
Umur          : 35 tahun
Alamat        : Desa Nangai Tayau, Kecamatan Amen, Kabupaten Lebong
3. Nama          : Yakun
Umur          : 45 tahun
Alamat        : Desa Air Kopras, Kecamatan Pinang Belapis, Kabupaten Lebong.

BACA JUGA :  Hitung Cepat di Pilkada Lebong, Azhari - Bambang Unggul Dari Petahana

Ditempat terpisah, Ketua Ormas GARBETA Provinsi Bengkulu, Dedy Mulyadi menyikapi musibah yang menelan korban penambang emas tradisional di lokasi Cagar budaya Pemkab Lebong di pabrik bekas pengolahan emas peninggalan Belanda.

“Kita sangat disayangkan kejadian ini, ini merupakan kejadian yang kesekian kalinya terkait masalah pertambangan,” ujar Dedi.

Lanjut Dedi berharap pemerintah daerah dan DPRD Kabupaten Lebong harus segera mencari solusi untuk para penambang emas tradisional, guna minimalisir kejadian yang sama.

“Kita berharap pemerintah dan DPRD Lebong mampu mencari solusi, agar hal-hal seperti ini tidak terjadi lagi,” harapnya.

Dirinya sempat menyinggung terkait dengan rusaknya Cagar Budaya peninggalan situs Belanda yang dijadikan tempat pengambilan ampas dan dia juga meminta Pemkab Lebong dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lebong harus bertanggung jawab.

“Kenapa ini bisa terjadi, ini semua akibat kurangnya perhatian pemerintah terkait dengan Cagar Budaya peninggalan Belanda yang mestinya menjadi aikon menarik bagi Kabupaten Lebong,” tutupnya.

Pewarta : ED/SB

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Kisah Singkat Jurnalis Gudi Podcast Kemenag Rejang Lebong

Tabut Bengkulu (Dokumentasi Yopoyo)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Headlines

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Posts

https://situs-toto.togel.togetherband.org