BENGKULU UTARA, BEO.CO.ID – Cukup miris dan memprihatinkan akses jalan menuju 4 desa yang sekarang menjadi dusun secara administrasi bergabung di dua Kecamatan Giri Mulya dan Kecamatan Pinang Raya, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, tidak sama sekali tersentuh dari pembangunan daerah khusus infrastruktur jalan masih “berlandasan tanah.”
Hal diungkap langsung oleh pengguna jalan saat melintasi 4 desa yaitu, Sebayuah, Limes, U’ei dan Kembung yang kondisi akses jalannya masih tanah dan bercampur lumpur.
“Terkait masalah situasi dan kondisi saudara-saudara kita yang berada di 4 desa di Kecàmatan Padang Bano (Limes, U’ei, Sebayuah dan Kembung) yang sangat memprihatinkan, terutama dari segi infrastruktur jalan akses utama dari jalan protokol (jalan hotmik) menuju ke 4 desa tersebut yang masih tanah kuning,” terang Rian (11/10/22) kemarin.
Kendati demikian dari informasi yang didapatkan dilapangan banyak masyarakat setempat mengeluhkan kondisi jalan harapan adanya pembangunan diwilayah tersebut. Tidak hanya kondisi jalan termasuk beberapa titik jembatan yang saat masih ada berlantai kayu.
“Ketika 2009-2010 sewaktu 4 desa tersebut masih masuk wilayah Kabupaten Lebong, di 4 desa tersebut sudah ada landasan bangunan infrastruktur yang di bangun, berupa pembuatan jembatan, Balai desa, Postu dan program listrik masuk desa,” ungkapnya.
Rian juga menjelaskan, setelah gànti rezim kepemimpinan di Kabupaten Lebong praktis tidak ada bangunan infrastruktur yang di bangun di 4 desa tersebut, terkhusus pembangunan jalan yang menjadi akses transportasi utama di 4 desa dalam mendukung sektor perekonomian masyarakat.
“Selain itu, permasalahan tapal batas antara Kabupaten Lebong – Kabupaten Bengkulu Utara yang membuat pembangunan infrastruktur di 4 desa tersebut nyaris tidak ada bangunan apapun,” pungkasnya.
Catatan BEO.CO.ID : Kurang lebih 20 kilometer jalan diwilayah tersebut masih bermaterial tanah kuning, tidak hanya akses jalan yang menjadi catatan penting serta keluhkan masyarakat setempat, termasuk pelayanan kesehatan yang tidak berjalan secara optimal untuk memberi pelayanan kepada masyarakat.
Dari informasi yang didapatkan dari lapangan, apabila ingin mendapatkan pelayanan kesehatan harus melewati akses jalan yang cukup licin dan cukup terjal, ketika menjelang hujan tiba tanah jalan menjadi lumpur dan akses keluar dari desa khusus Kembung cukup jauh, menempuh jarak puluhan kilometer.
Sebaliknya, tidak kalah penting dunia pendidikan perlu menjadi perhatian serius pemerintah setempat untuk meningkat sumber daya manusia (SDM ) dalam memenuhi hak-hak anak serta berhak mendapatkan pendidikan yang layak dan sesuai. (Sbong Keme)