KERINCI, BEO.CO.ID – Des (Dalton Erial Sandi), 35 tahun, selain dipercaya menjabat Kepala Desa Tanjung Genting Mudik (TGM), Kecamatan Gunung Kerinci, Kabupaten Kerinci, Prov. Jambi, ternyata Ia juga masuk daftar masyarakat miskin, berada pada urutan ke 10 (Sepuluh) penerima Bantuan Sembako Bersubsidi (BSB), berupa minyak Goreng Rp.300.000,- dan Sembako tahun 2022 Rp.200.000,- total jumlah Rp500.000,- kenapa bisa,….benarkah dia betul-betul miskin?
Berdasarkan daftar yang dikeluarkan dia bagian orang miskin. Kendati, dari pandangan mata warga masyarkat Tanjung Genting Mudik, yang mengungkapkan kepada awak media ini mengatakan, Dalton dan keluarganya orang yang berkecukupan, tak pantas menerima bantuan tersebut ?.
Bayangkan ketika Ia mencalon menjadi kades, berani jor-joran menghabiskan uangnya, agar terpilih. Namun setelah dilantik dan menjabat kades, Ia masuk dalam daftar orang miskin???.
Dan masih sangat banyak warga Desa Tanjung Genting Mudik, yang betul-betul miskin dan selama ini tidak mendapat bantuan. Justru Des (Dalton), berada pada urutan 10 besar?. Inilah agaknya Camat Gunung Kerinci dan Bupati Kerinci, perlu tahu (sekedar untuk tahu), tindakkan ‘’Des.’’
Masyarakat Desa Tanjung Genting Mudik, hanya bisa mengeluh dan tak berani melakukan tindakkan apa-apa alias jadi penonton dikampung sendiri, dan mereka berbuat baik-baik saja pada kades mereka, (Dalton ES, red).
Mereka hanya berharap, pada Pemdakab Kerinci, punya secuil (sedikit) perhatian, bisa mengingatkan Des, kata warga miskin berkeluh kesah pada awak media ini. Kami tahu wewenang mengatur daftar nama-nama yang berhak menerima bantuan (orang miskin) memang diatur oleh Kades Des Tanjung Genting Mudik (Kerinci). Kini, sejak Des, memangku jabatan yang miskin kian miskin, apa lagi hampir dua tahun terakhir kita menghadapi kesulitan tinggi Covid-19, yang turut membuat ekonomi masyarakat ‘’morat marit’’.
Warga mengeluhkan, mereka tak menduga tindakkan Des, seperti itu. Saat pra dan Pilkades, ia menghiba-hiba minta warga memilihnya, tapi kini tindakkannya seperti ini? Mengelola Anggaran Desa Rp 1 M/Tahun.
Masyarakat Desa Tanjung Genting Mudik, merasa aneh Kades Dalton Erial Sandi, dalam pertahun mengelola anggaran desa mencapai Rp1,4 miliar terdiri dari dana desa (DD) dan Anggaran Dana Desa (ADD), dan mendapat Gaji dari Pemdakab Kerinci dan tunjangan lainnya. Masa Ia, terdaftar sebagai penerima bantuan, seyogyanya untuk orang miskin (tidak mampu). Setahu kami di Tanjung Genting Mudik, ia termasuk orang yang mampu sebelum menjabat kades.
Ironisnya dalam daftar nominatif penerima bantuan program sembako dan subsidi minyak goreng di Desa Tanjung Genting Mudik, yang dikeluarkan oleh PT pos dan giro di Siulak Deras Kades Dalton Erial Sandi tercantum pada urutan ke 10 dengan nomor NIK 1501062605910001 dari 89 kk (kepala keluarga) penerima bantuan?
Kades Dalton Erial Sandi (20/4/22) di hubungi untuk konfirmasi lewat via wa menjelaskan bahwa pendataan untuk mendapatkan bantuan sembako dan subsidi minyak Goreng dari KEMENSOS. tidak pernah dinas meminta data di desa terkait bantuan BANSOS seluruh desa di Kabupaten Kerinci kata Dalton dalam keterangannya.
Dalton, juga tidak menjelaskan berapa banyak daftar masyarakat miskin dan sangat miskin di desa yang dipimpinnya. Dan tidak menjelaskan pedoman pemerintahan desa Tanjung Genting Mudik menentukan kriteria masyarakat miskin.
Sementara itu Samsibar (65) warga Tanjung Genting Mudik (21/4/2022) mengaku kepada wartawan tidak pernah mendapatkan bantuan, dan kami kata Samsibar sangat mengharapkan dimasukkan ke BLT (bantuan lansung tunai) karena suami saya sudah tua dan sakit mata sebelah kanan.
Lanjut Samsibar kalau pendataan dari perangkat desa sering datang kerumah menjemput fotocopy kk untuk dimasukkan dalam daftar bantuan, kenyataannya sampai hari ini kami tak pernah menerima.
Ditempat terpisah Lili Diana (35) RT 3 desa setempat juga menceritakan hal yang serupa kami kata Lili tidak dapat bantuan mungkin karena rumah kami di ujung desa.
Dikatakan Lili Diana dan suaminya Adam Malik secara ekonomi kami sangat mengharapkan bantuan dari pemerintah baik pusat, provinsi, daerah, apalagi menyongsong hari idul fitri kami punya anak kecil 2 orang yang bersekolah malah kata lili, kami belum mendapatkan bantuan sementara kebutuhan 9 bahan pokok naik dipasaran hingga kian menyulitkan keadaan kami, ujarnya.
Hal yang hamper sama ditambah, Anis (60) warga RT 1 yang suaminya Murahimin (70) sudah lama tergelentang sakit tidak jauh dari kediaman rumah kades Dalton juga mengaku tidak menerima bantuan padahal ekonomi kami sangatlah membutuhkan bila di bandingkan dengan ekonomi pak kades, yang jauh lebih baik, jelasnya.
Kami harap kata Anis dapat dimasukkan ke dalam BLT (bantuan lansung tunai) yang sebentar lagi akan dibagikan oleh perangkat desa ujarnya.
Dilain tempat YS (30) pemuda Tanjung Genting menghimbau seharusnya bagi masyarakat yang tidak termasuk dalam bantuan dalam program BNPT (pkh), BST, dan bantuan lainnya yang bersumber dari pemerintah pusat dan juga pemerintah daerah (kabupaten,red) masukkan lah mereka dalam program BLT (bantuan lansung tunai) yang bersumber dari DD (dana desa) supaya tercapai pemerataan.
”YS” berharap penerima program pkh yang secara ekonomi sudah terjadi perubahan (membaik) harap tanamkan rasa kesadaran, rasa sosial karena masih banyak masyarakat kita yang ekonominya lemah (tidak mampu) yang lebih berhak menerima, jelasnya.
Lebih jauh diterangkan “YS” siapapun kepala desa setelah terpilih dan dilantik harus bisa mengayomi seluruh masyarakat yang berada di dalam desa tersebut jangan sampai ada pemilahan meskipun dipilkades ada benturan politik semua itu telah usai kata “YS” mari bergandeng tangan bersama untuk membangun desa kita, agar lebih baik kedepan.
Laporan : Marhaen
Editor/Penulis : Gafar Uyub Depati Intan