KERINCI, BEO.CO.ID – Menanggapi sejumlah persoalan pasca bencana Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh, Kepala Seksi PTN Wilayah I Kerinci Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (BBTNKS) menyebutkan penyebab banjir dan longsor, diakibatkan curah hujan yang cukup tinggi dan penggarap dikawasan TNKS telah mengikuti Undang – Undang Cipta Kerja (UUCK).
“Menurut saya karena curah hujan yang sangat tinggi mempengaruhi kebanjiran dan kerusakan hutan, bukan hanya hutan TNKS. Selain itu juga saya menduga ada beberapa aktifitas lain yang menyebabkan meluapnya air,” kata Kepala Seksi PTN Wilayah I Kerinci BBTNKS, Nurhamidi kepada awak media, Minggu (28/1).
Pihaknya juga telah berupaya menjaga kawasan, selain itu dalam jadwal patroli rutin, operasi gabungan, penyuluhan juga melakukan kemitraan konservasi dalam rangka pemulihan ekosistem yang rusak.
“Kemitraan konservasi dilakukan kepada kelompok masyarakat yang sudah berketerlanjuran menggarap kawasan TNKS sesuai UUCK),” kata ditulis WhatsApp.
Disinggung soal reboisasi atau kegiatan rutinitas setiap tahun, pihaknya mengakui bukan rutinitas bahwa masyarakat yang sudah terlanjur menggarap.
“Kemudian dilakukan kesepakatan untuk melakukan perjanjian kerjasama, yang isinya antara lain masyarakat harus menanam tanaman kayuan di lahan garapannya,” pungkasnya. (*/Eluban RI)