KOTA CURUP, BEO.CO.ID – Rencana Pelatihan Wartawan Pemula dan Madya Media BEO.co.id, anggota dan Pengurus DPD-KWRI Prop.Bengkulu dan Undangan Kehormatan rekan-rekan dan sahabat dari media lainnya, siap dilaksanakan, kata Gafar Uyub Depati Intan Ketua DPD-KWRI Prop. Bengkulu, kepada sejumlah wartawan di Kelurahan Air Putih Baru, Curup Selatan, Kota Curup (10/6/2023).
Menurutnya pelatihan, insyaallah siap dilaksanakan mulai Minggu, Pukul 8:30 Wib sampai selasi, 11 Juni s/d 13 Juni 2023 dikantor Redaksi BEO.co.id Air Putih Baru, ujarnya.
Dan akan dibuka oleh Wakil Ketua 1 DPD-KWRI Bengkulu, Pahrodi Riswan, besok pagi tandas Bang Ayub.
Menurutnya, pentingnya pelatihan Wartawan, Calon Wartawan, (Madya dan Pemula) mengingat belakangan ini trennya Mediaonline, banyaknya wartawan, khusus dilingkungan BEO.co.id dan KWRI, dan tidak tertutup kemungkinan pada media lainnya belum menguasai tugasnya sebagai journalist yang Nenteral (Independent), makanya penting kita lakukan pelatihan.
Profesi Wartawan bukan untuk gah-gahan, bertingkah angkuh dan sombong serta menyalahgunakan profesinya, semata untuk keuntungan pribadi, dari berbagai kekurangan dan penguasaan ilmu Jurnalistik, maka BEO.co.id selaku penyelenggara pelatihan sekaligus penanggungjawab melakukan pembenahan ditingkat internal dulu, dengan mengajak anggota organisasi, dan rekan dari media lainnya sebagai salah satu bentuk kepedulian dan berkembang demokrasi.
Kita tidak cukup hanya menyebutkan Pers adalah Vilar ke IV tegak demokrasi, jika masyarakat (Wartawan) sendiri tidak mengerti dengan tugas, fungsi dan tanggungjawabnya dalam berkarya.
Saya bersyukur rekan peserta dari daerah yang jauh mulai berdatangan misalnya dari Kerinci, Jambi tengah dalam perjalanan menuju kota Curup. Dan ada yang sudah sampai, pertama kali yang hadir Rizal Wajo, SH Wartawan PERS KPK TIPIKOR, dari Kabupaten Lebong sudah hadir pukul 10: 15 WIB, didampingi istrinya.
Dan saya tegaskan, lanjut Bang Ayub, pelatihan, diskusi (dialog) dan Tanya jawab sangat penting dilakukan dalam pelatihan guna memahami Kode Etik Jurnalis (KEJ) sebagai etika profesi dan tanggungjawab terhadap tugasnya.
Dan tidak sekali-kali menggunakan, profesinya (tugas) untuk kepentingan pribadi. Dimana dalam Kode Etik Jurnalistik (KEJ) telah ditegaskan Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesinya, dan memperoleh berita secara Independen dengan landasan kejujuran sebagai panglima tertinggi dalam mencari dan menegakan kebenaran. Itulah Wartawan, jelas bang Ayub.
Memang tidak mudah, apa lagi Wartawan Pemula dan Madya, harus terlebih dahulu mendalami ilmu Jurnalistik, jangan dianggap gampang. Dan di ingatkan kembali yang namanya profesi Wartawan, tidak cukup hanya batas punya Surat Tugas (ST) dan Kartu Pers, itu hanya tanda pengenal, jelasnya. Wartawan adalah orang (manusia), yang secara rutinitas, melaksanakan tugas Jurnalistik secara teratur bukan musiman, ‘’kadang jadi wartawan, kadang pemborong, kadang berhenti dan kembali jadi wartawan, dengan kata lain, sesuka hatinya’’ itulah satu bentuk wartawan-wartawanan, abal-abal bukan benaran?.
Orang yang mengaku wartawan, harus dibuktikan dengan karya Jurnalistnya secara rutinitas. Maka kita mengajak rekan-sahabat untuk ikut dalam pelatihan sesuai dengan undangan yang disampaikan baik langsung, maupun via WAHATSAAPWEB, jelas bang Ayub.
Maka pelatihan ini dilakukan, dimulai dari bawah (pemula), bagi saya, bukan Identitas yang utama, tapi Karya Jurnalistiknya yang lebih penting. Karena Wartawan akan dikenal dan di kenang karena berkarya dibaca masyarakat dan selalu di ingat, misalnya Mas Tirto Adhi Suryo, yang mendirikan Mingguan PRIAJI, 7 Januari 1907 Pers berbahasa Melayu Pertama ditanah air kita ini.
Sejarah mencatat mereka bagian yang tak terpisahkan dari perjuangan Kemerdekaan Pers, Hak Asasi Manusia (HAM), ditengah penjajahan yang ketat oleh Hindia Belanda.
Dan era tahun 1940-an, lahirnya putra bangsa Mochtar Lubis, dengan korannya yang terkenal Harian Indonesia Raya, dari era Belanda, Jepang, Orde Lama dan Orde Baru, patut kita kenang sebagai Pers perlawanan.
Kita yang ada saat ini, para Jurnalist yang berada didunia setelah reformasi, canggih dan modern dengan media Online, Televisi dan medsos, berada dalam kebebasan yang luar biasa, maka harus kita jaga dengan baik dan benar, paparnya.
Kemerdekaan Pers dengan segala kebebasannya, bukan seenaknya, maka calon wartawan Pemula dan Madya serta para seniornya, harus memahami betul peran, fungsi dan tanggungjawabnya sebagai wartawan, jelas putra asal Kerinci.
Solusi terbaik lanjut bang Ayub, sebagai insan yang memilih profesi (pekerjaan) wartawan fahami dan dalami fungsi, peran dan tugas pers, buktikan dalam karya Jurnalistik, bukan cerita besar dimana-mana tanpa karya.
Jalan keluarnya, ‘’jangan berhenti belajar jadi orang jujur dan bertindak profesional’’ karena wartawan yang baik adalah ‘’wartawan yang banyak membaca, selain mampu membaca yang tersurat, jika perlu mampu membaca yang tersirat’’ kata Drs. Syahrial Azis (Yal Azis) tokoh Pers asal Sumatera Barat, Kota Padang. Dikutif kembali. (***/ Sbong Keme).