Perlu waspada jangan diabaikan :
KERINCI, BEO.CO.ID – RENCANA KUNJUNGAN KERJA PRESIDEN RI KE 7, IR. JOKO WIDODO, KEKABUPATEN KERINCI, JAMBI (3 / 4/ 2024) RABU, TERTUNDA NAMUN BELUM DIKETAHUI HALANGAN APA? Ironisnya Bencana Banjir yang tak diduga kembali goyang Kerinci, sekitar pukul 18.40 WIB hujan turun mengguyur Kabupaten Kerinci sekitar 1 s/d 1, 5 jam Kerinci kembali dihajar banjir. Kali ini banjir kecil, hanya melanda tiga desa, yakni Desa Alam Batu Kecamatan Gunug Kerinci. Desa Koto Kapeh, Sungai Pegeh Kecamatan Siulak. Desa Mukai Hilir Jalan ke Sungai Langkap, Kecamatan Siulak Mukai.
Harap dicatat datangnya Bencana Banjir dan lainnya tak dapat diprediksi, hanya perkiraan karena hujan turun. Masyarakat Kerinci, perlu waspada. Bayangkan Kerinci hanya diguyur hujan 1 s/d, 1. 1/2 jam sudah terjadi banjir kendati hanya di tiga desa tersebut diatas. Juga menghambat jalannya transportasi masyarakat, setidaknya antar desa bertetangga seperti yang terjadi di Desa Alam Batu, Koto Kapeh, Sungai Pegeh dan Mukai Hilir.
Hal ini dilaporkan Tim Redaksi BEO.co.id dari lapangan, dan laporan Koresponden Lepas (Sandra Boy Chaniago), dibenarkan Wartawan senior Dilas Dizar, yang baru saja melewati Jembatan Pahlawan Siulak Mukai, membenarkan kejadian banjir di Mukai Hilir, Kerinci. Itu banjir biasa (kecil) akibat hujan ujarnya via sambungan telephone Cellullarnya.
Dengan kejadian banjir, hampir disetiap hujan turun. Penting menjadi perhatian (fokus) Pemdakab Kerinci, dan Pemprop Jambi kedepannya, jangan sampai diabaikan, apa yang harus dilakukan, dalam pengemanan Tanaman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS) yang selama ini sering ditebangi secara liar.
Dan para Penambang Pasir, baik yang punya Izin Usaha Pertambangan Operasional Produksi (IUP-OP), tanpi memperhatikan keselamatan Lingkungan, dan Pelestariannya, apa lagi Penambang Pasir (Bebatuan) dulu bernama Galian C. Dan perusakan lingkungan oleh tangan-tangan “jahil” sudah harus dihentikan tanpa pandang bulu (tebang pilih).
Sampai pukul 21.52 WIB Wartawan BEO.co.id Reka Kopral sedang berada dilokasi Banjir Desa Alam Batu.
Dalam laporannya, kali ini air dari balik Bukit, tiba-tiba meluap dan menghantam Desa Alam Batu. Dan warga setempat bersama Polsek Gunung Kerinci, berada dilokasi dalam rangka pengamanan, jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diharapkan menimpa warga setempat.
Fakta dan petunjuk dari sebab dan akibat banjir Kerinci, sudah cukup jelas diduga keras dari “Penebangan hutan secara liar, Tambang Pasir liar dan Punya Izin, tanpa memperhatikan keselamatan Lingkungan dan Pelestariannya.
Sedangkan Banjir di Desa Koto Kapeh, dan Sungai Pegeh diduga dari Air yang mengalir dari D.I. (Daerah Irigasi) Siulak Deras (Jalur kanan), dari Desa Lubuk Nagodang, ke arah Siulak. Diduga Pintu Intake (B.0), terlambat ditutup, hingga air Sungai Batang Merao, yang mengalir dari Siulak Deras dan Alam Batu sekitarnya, semuanya mengalir ke Sungai Merao, yang sudah dangkal akibat sejumlah Tambang Pasir dibagian Hulunya, yang tidak memperhatian dan menyelamatkan lingkungan, dan berjalan active sampai laporan ini diturunkan.
Kehancuran Kerinci akibat Banjir, jikapun banyak pihak membantah, bukan akibat kerusakan hutan (penebangan liar) dan Tambang Pasir, dan telah Dangkalnya Sungai Batang Merao Kerinci. Namun, sulit membantah fakta yang ada?.
Kini, tergantung Pemdakab Kerinci, Pemprop Jambi, Balai Taman Naiosal Kerinci Sebelat (TNKS), Dinas Kehutanan, Dinsa ESDM Propinsi Jambi, dan Balai Wilayah Sungai Sumatera VI, “mau mengakui atau tidak?” Kerusakan hutan (penebangan liar) Penambang Pasir dan Perusakan Lingkungan oleh tangan-tangan jahil, yang sudah menahun, diduga terjadi Pembiaran.
Pemdakab Kerinci, Pemprop Jambi, dinas-dinas terkait dan Balai Taman Hutan Nasional, BWSS VI, harus ada pandangan bersama, bagaimana menyelamatkan Kerinci Jangka Pendek, Menengah dan Jangka Panjang. Jika tidak sangat di khawatirkan “Kerinci akan menjadi danau?”
Banjir Bandang dan Longsor Kepung Kerinci, sudah terjadi 31 Desember 2023 dan memasuki tahun baru, 1-2 Januari 2024, berlanjut beberapa kali banjir susulan yang melanda Kerinci dalam bulan Januari 2024 yang baru lalu.
Ini fakta yang harus ditangani kedepan, jika tidak dikhawatirkan Kerinci akan menuai badai lebih gawat dari sebelum-sebelumnya. Mengingat topografi Kerinci, terdiri dari perbukitan Barisan membentang luas dari Selatan ke Utara, kiri dan kanan alam Kerinci.
Langkah PJ Bupati Kerinci, Asraf SPt. MSi, sejak 3 Nopember 2023, menggantikan Dr H Adirozal MSi, Bupati Kerinci dua periode, mengatakan “mari Bersama Membangun Kerinci” kita sependapat, namun Solusi apa yang harus dilakukan untuk menyelamatkan “Bumi Sakti Alam Kerinci” sudah harus dikaji dari sekarang.
Jika Perut bumi Kerinci tidak diselamatan dari keselamatan dan pelstarian hutan dan lingkungannya, “Kerinci akan menuai badai kembali” jadi siapapun Bupati Kerinci setelah Pilkada 2024-2029, tanpa menyelamatkan batang tubuh hutan Kerinci dan Lingkungan, keselamatannya menjadi PR (Pekerjaan Rumah) tahunan yang sangat berat?.
Dan ini harus dijawab, karena Posisi Kabupaten Kerinci adalah puncak tertinggi di kepulauan Sumatera, jika puncaknya rusak dan lingkungannya hancur dari ketinggian 700 m, 1.500 m s/d 2000 m dari permukaan laut jika sampai rusak berat, bisa mengancam Propinsi tetangga yang terdekat Sumatera Barat (Kab. Solok Selatan), Pesisir Selatan.
Khusus nama terakhir Pesisir Selatan, baru saja dihajar banjir dan menelan banyak korban jiwa, makanya Puncak Andalas Gunung Kerinci, 3. 808 meter dari permukaan laut harus diselamatkan. Dimulai dari ketinggian 500 Mdpl s/d 2000 meter, dan puncaknya 3. 808 meter sebagai Gunung tertinggi di Kepulauan Sumatera.
Dalam kehidupan dan penghidupan ini, kita dipastikan punya masalah, ada tanggapan positif dan negative serta Solusi. Seharusnya kita menghentikan perkutatan (debat) sengit dalam masalah, dan tanggapan. Dan kita harus berada dalam Solusi (jalan keluar) dari masalah yang dihadapi.
Pemerintah Kabupayen/ Kota, Propinsi dan Pusat harus duduk satu meja mencari solusi yang terbaik untuk menyelamatkan Kabupaten Kerinci kedepannya. (***).
Penulis/ Editor & Penanggungjawab: Gafar Uyub Depati Intan.