spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Legenda Putri Serindang Bulan Yang Menjadi Simbol Kebijaksanaan di Bengkulu

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
Ilustrasi/Dok foto : @andreanPutrado – Masjid Agung Sultan Abdullah Kabupaten Lebong

Legenda Putri Serindang Bulan merupakan salah satu cerita rakyat yang berkembang di tengah masyarakat Bengkulu. Apakah Kawan pernah mendengar kisah dari legenda yang satu ini?

Kira-kira bagaimana ya, cerita yang terdapat dalam legenda Putri Serindang Bulan tersebut?

Legenda Putri Serindang Bulan

Dikutip dari buku 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara : Cerita Kepahlawanan, Mitos, Legenda, Dongeng, & Fabel dari 33 Provinsi, dijelaskan bahwa cerita rakyat Bengkulu ini menceritakan tentang seorang tokoh yang bernama Putri Serindang Bulan. Dirinya merupakan putri dari raja yang berkuasa di wilayah Lebong.

Putri Serindang Bulan merupakan anak bungsu dari tujuh bersaudara. Pada saat sang raja meninggal, tahta kekuasaan dilanjutkan oleh saudaranya yang bernama Ki Karang Nio.

Kecantikan dari Putri Serindang Bulan cukup dikenal dan tersebar ke seantero negeri. Hal ini membuat banyak pangeran dari kerajaan lain yang datang untuk meminangnya.

Namun Putri Serindang Bulan ternyata memiliki penyakit yang aneh. Pada saat dirinya dilamar oleh seseorang, maka tiba-tiba dia akan terserang penyakit kusta.

Penyakit ini akan menggerogoti seluruh tubuh Putri Serindang Bulan. Satu-satunya obat yang mujarab untuk penyakitnya tersebut adalah ketika pertunangan dengan pangeran yang melamarnya dibatalkan.

Ketika hal itu dilakukan, maka secara tiba-tiba penyakit kusta yang ada di tubuh Putri Serindang Bulan akan hilang begitu saja. Kejadian ini terus berulang sebanyak sembilan kali ketika pangeran dari kerjaan lain datang untuk melamar dan mempersunting dirinya.

Melihat hal ini, saudaranya yang lain merasa malu dengan kondisi Putri Serindang Bulan. Mereka menganggap bahwa adik bungsunya tersebut bisa menjadi aib bagi keluarga kerajaan.

Saudaranya yang lain akhirnya memutuskan untuk mengasingkan Putri Serindang Bulan ke hutan belantara. Mereka pun memerintahkan Ki Karang Nio untuk melakukan hal tersebut.

Ki Karang Nio sebenarnya tidak ingin melakukan hal ini, sebab dirinya sangat menyayangi Putri Serindang Bulan. Akan tetapi, dia tidak bisa berbuat apa-apa menghadapi desakan dari kakak-kakaknya tersebut.

Pada akhirnya, Ki Karang Nio mengajak Putri Serindang Bulan untuk berjalan-jalan ke hutan. Sepanjang perjalanan, Ki Karang Nio terus memikirkan cara yang bisa dia lakukan untuk menyelamatkan sang adik.

Kemudian muncul sebuah ide ketika dirinya sampai di pinggiran sungai. Ki Karang Nio membuat sebuah rakit dan menghanyutkan adiknya di sungai tersebut.

Putri Serindang Bulan pun sedih harus berpisah dengan kakak kesayangannya. Namun dia pun tidak bisa berbuat apa-apa dan menerima keputusan yang dilakukan oleh Ki Karang Nio.

Akhirnya Putri Serindang Bulan mengikuti arah sungai dan terdampar di Pulau Pegat. Di sini, dirinya bertemu dengan Raja Inderapura yang memimpin Negeri Setia Barat yang kebetulan sedang berburu di pulau tersebut.

Raja Inderapura pun tersentuh mendengar kisah Putri Serindang Bulan. Akhirnya sang raja membawa Putri Sendang Bulan ke istananya dan mempersuntingnya sebagai permaisuri.

Kabar pernikahan Putri Serindang Bulan dengan Raja Inderapura ini juga sampai ke Kerajaan Lebong. Saudara-saudaranya yang lain terkejut mendengar kabar tersebut.

Mereka pun marah kepada Ki Karang Nio karena dianggap berbohong dan tidak melakukan apa yang mereka suruh. Namun mereka sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi karena adik bungsunya akan menjadi permaisuri dari Raja Inderapura.

Akhirnya Ki Karang Nio bersama saudaranya yang lain berangkat ke Negeri Setia Barat untuk menghadiri pernikahannya tersebut. Di luar dugaan, Putri Serindang Bulan justru menyambut saudaranya tersebut tanpa menaruh dendam sedikitpun.

Bahkan Putri Serindang Bulan dan Raja Inderapura menghadiahkan banyak harta kepada para saudaranya untuk dibawa kembali ke Lebong. Ki Karang Bulan pun bahagia dengan pertemuannya kembali dengan adik yang disayanginya tersebut.

Nantinya Ki Karang Bulan juga berpesan kepada Putri Serindang Bulan untuk memilih penerus tahta Kerajaan Lebong dari kedua anaknya, yakni Ki Pati dan Ki Pandan ketika dirinya wafat. Nantinya Putri Serindang Bulan memilih Ki Pandan sebagai pemimpin di Kerajaan Lebong selepas Ki Karang Bulan wafat.

Berkat kisahnya tersebut, sosok Putri Serindang Bulan dianggap sebagai simbol kebijaksanaan dan menjadi contoh teladan bagi masyarakat Bengkulu.

Sumber:
– Reza, Marina Asril. 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara: Cerita Kepahlawanan, Mitos, Legenda, Dongeng, & Fabel dari 33 Provinsi. Visimedia, 2010.

Artikel ini sebelum sudah pernah tayang di www.goodnewsfromindonesia.id

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Kisah Singkat Jurnalis Gudi Podcast Kemenag Rejang Lebong

Tabut Bengkulu (Dokumentasi Yopoyo)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Headlines

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Posts

https://situs-toto.togel.togetherband.org