LEBONG, BEO.CO.ID – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu ketika disinggung soal anggaran rutin tanggap darurat dalam siagaan menghadapi bencana alam hingga rehabilitasi dan rekonstruksi (Rehab – Rekon) hanya memiliki anggaran puluhan juta.

Selain anggaran yang kecil, BPBD sendiri tidak memiliki alat berat yang memadai, sebaliknya juga di Dinas PUPR – Hub Lebong. Kendati demikian, disisi lainnya fakta lapangan masih ada bangunan infrastruktur jembatan yang mengalami kondisi yang cukup memprihatinkan, diakibatkan bencana alam yang belum ditangani secara maksimal.
“Kami warga disini kerap kali gotong royong membangun jembatan darurat atau seadanya, salah jembatan menuju TPU Desa Blau, tidak mungkin terus menerus mengambil bambu dan batang kelapa, kita berharap ada pembangunan,” ungkap warga setempat berhasil berbincang kepada media ini, Selasa (25/3).

Sementara itu, Plt Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Lebong Tantawi menuturkan bahwa pihak memiliki anggaran tanggap darurat bencana hanya sekitaran 70 sampai 80 juta untuk satu tahun anggaran.
“Walapun kecil anggarannya, kita tetap melaksanakan apa yang menjadi tanggungjawab kita, sesuai fungsi satu komando pimpinan kami Sekda, jika ada bangunan yang rusak itu rana kami namakan rehab – rekon,” terang Tantawi kepada wartawan.

Pihaknya sendiri tidak tinggal diam, BPBD sendiri tetap ada upaya yang sedang berproses mengajukan proposal ke pusat perintah bupati, lokus pembangunan sendiri sudah ada kejadian bencana alam dibulan April – Mei banjir bandang.
“Ada jembatan, ada bronjong, ada gedung sekolah dan pula gedung pemerintah yang rusak ini masuk proposal kami ke pusat, kita juga tidak tahu anggaran berapa nilai yang akan dicukurkan nantinya,” katanya.



Tentunya, anggaran tersebut harus diajukan terlebih dahulu ke pusat dan sebaliknya, jika tidak diajukan atau dikerjakan tentu nihil. Bila bicara anggaran puluhan juta tersebut untuk menghadapi bencana alam, jelas tidak ketahui besar atau kecil anggaran yang dibutuh.
“Namanya bencana terkadang estimasi tidak menentu, tergantung besar kecilnya bencana yang terjadi ada rusak berat dan ada juga rusak ringan termasuk bangunan infrastruktur bangunan negara. Selain itu, wajar terkadang ada bangunan yang belum tersentuh diakibatkan bencana, salah satu faktor anggaran kita miliki minim,” pungkasnya. (*/SB)