
Mampukah putra terbaik Kerinci ini, yang juga berasal dari Siulak Tanah Sekudung, (Monadi) dan Murison dari Tarutung Kerinci Hilir hanya Wakil?

Ini Bupati Kerinci ke 4 berasal dari “Tigo Luhah Tanah Sekudung” (Siulak).” 1982 – 1988 Drs. Mhd Awal, Era orba. Bupati Kerinci 2009 – 2014, Murasman (ayah) dari Monadi. Bupati Kerinci berikutnya menggantikan Murasman, Dr H Adirozal, MSi 2014-2019 dan 2019-2024 (dua periode) Kerinci ditangan kepemimpinan “Adirozal” yang gagal membangun Kerinci?.
Lalu pada Pilkada serentak, 27 Nopember 2024 Monadi-Murison tampil sebagai pemenang dan terbaik dari tiga Paslon sebagai kontestan Pilkada Kerinci, Paslon Darmadi-Darifus (No.1), Tafyani Kasim-Ezi Kurniawan (No. 2), Paslon Monadi-Murison (No.3) dan Deri Mulyadi- Aswanto (No. 4), ketiga paslon itu tumbang, dalam perolehan suara mengalahkan ketiga Paslon tersebut, (Darmadi- Darifus ), Tafyani Kasim-Ezi Kurniawan, Deri Mulyadi-Aswanto, ke tiganya di ungguli oleh Monadi-Murison.
Setelah penetapan KPU Kerinci atas kemenangan Monadi-Murison, muncul gugatan keberatan ketiga Paslon ke MK (Mahkamah Konstitusi) Jakarta minta suara Monadi-Murison dibatalkan, ternyata ketiganya juga tumbang untuk kedua kalinya. Dan kini Monadi sudah sah secara undang-undang selaku Bupati Kerinci, dan telah dilantik Presiden Prabowo Subianto.
Suka tidak suka, kemampuan Politik di Bumi Sakti Alam Kerinci, masih dikuasai Siulak, “penjajah menurut, Samsu Arfin Depati Intan Muaro Masumai” dalam Berita BEO.CO.ID jauh sebelumnya. Dan Samsul Arifin, yang jadi tim sukses Tafyani Kasim Paslon Bupati Kerinci No. 2 dari Kerinci Hilir, Kerinci, “gigit jari”
Samsu Arifin, yang juga putra terbaik dari Siulak Tigo Luhah Tanah Sekudung Kerinci, justru berjuang secara politis untuk Kerinci Hilir (saat) pilkada serentak, 27 Nopember 2024 lampau, ikut tumbang, dalam memperjuangkan Tafyani Kasim. Nama Samsu Arifin, redup karena dua Bupati asal Siulak, Murasman dan Adirozal, di tukangi Samsu Arifin. Tapi kali ini, keberuntungan tidak berpihak padanya, konon kabarnya Ia kembali ke kampung halaman istri tuanya di Kota Padang, Ia jarang sekali Nampak di Kerinci, “bak raib ditelan waktu ?”
Kini yang jadi PR (Pekerjaan Rumah) yang harus diselesaikan untuk melepas beban berat selama ini. Masyarakat Kerinci butuh bukti bukan janji-janji muluk (pencitraan) lewat ekspose besar-besaran dimedia tertentu, ‘mengabarkan pembangunan Kerinci berhasil? Itu terjadi diera “Adirozal-Ami Taher” cara kerdil berfikir, bekerja dan kebohongan itu jangan terulang kembali, kurun waktu lima tahun kedepan.