Dan tambang-tambang Pasir lainnya se Kabupaten Kerinci yang merusak lingkungan, apa lagi tanpa izin sama sekali tambang liar (tanpa Izin) dalam penertibannya jangan ada lagi tebang pilih, batang tubuh bumi alam Kerinci harus diselamatkan dulu.
Jika benar Kerinci mau diselamatkan, sikat semua yang melanggar dan merusak ekosistem hutan dan lingkungan akibat penambangan Pasir tanpa mengindahkan perundang-undangan yang berlaku, buktinya secara fisik Kerinci hancur diwilayah titik rawan saat ini.
Seperti tambang Pasir kapasitas besar, tanpa membangun minimal tiga Kolam penyaring Limbah untuk satu lokasi pertambangan.
Tambang Pasir yang ada di Kerinci tidak satupun yang membangun Kolam Endapan (Penyaring) limbah, limbahnya dibuang ke Sungai Batang Meraoo, semaunya tanpa dihentikan oleh aparat berwenang.
Tak heran warna air sungainya terkadang kuning pekat campur hitam, apa lagi saat banjir akibat hujan. Tak layak mencuci pakaian, apa lagi untuk diminum.
Bupati Kerinci terpilih MONADI, S.Sos., M.Si. dan Wakil Bupati H. MURISON, S.Pd., S.Sos., M.Si. duet tokoh Kerinci Hulu (mudik) dengan Hilir, dikonfirmasikan Via Whatsappwebnya, pertanyaannya, apa skala prioritas pembangunan Kerinci lima tahun kedepan? Monadi, tidak memberikan jawaban sama sekali. Ia, mendiamkan….?
Dalam Visi dan Misinya, bisa dilihat tekad besar Monadi-Murison mau menyelamatkan Kerinci dan membangunnya, untuk mengejar ketertinggalan Kerinci dari Kabupaten Lainnya di Propinci Jambi dan Propinsi tetangga lainnya.
