KEPRI, BEO.CO.ID – Dalam acara peningkatan sampah di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau dari waktu ke waktu terus naik. Untuk menjawab permasalahan tersebut. Pemkab Natuna melalui Dinas Lingkungan Hidup berupaya pengurangan sampah dari sumbernya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Natuna, Boy Wijanarko Varianto mengungkapkan bahwa penanganan sampah mesti dimulai sejak dini, yakni dari lingkungan rumah tangga hingga sekolah-sekolah.
“Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Natuna, berupaya menjadikan lingkungan masyarakat bersih dari sampah, baik sampah organik maupun non organik,” ungkap Boy Wijanarko Varinto, Rabu (3/3) di Kantor Bupati Natuna, Bukit Arai beberapa hari yang lalu.
Dalam penanganan sampah, sebut Boy Wijanarko, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Natuna mempunyai konsep atau program berupa Tacil Natalin, Milih, dan Gemas Milih,” Program Tacil Natalin atau tangan kecil menata lingkungan kata Boy Wijanarko, merupakan program pendekatan pelajar siswa/siswi Sekolah Dasar untuk peduli lingkungan secara dini.
Kemudian ujar Boy Wijanarko, melalui program Milih atau milenial peduli sampah, yang merupakan program untuk pendekatan ke pelajar siswa/siswi SLTA dan Sederajat agar lebih mencintai lingkungan. Sedangkan program Gemas Milih atau gerakan masyarakat peduli sampah tambah Boy Wijanarko, merupakan program untuk pendekatan ke masyarakat.
“Konsep ini untuk untuk menuju Kabupaten Natuna bebas sampah,” kata Boy Wijanarko.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Natuna saat ini ujar Boy Wijanarko, sangat gencar memotifasi masyarakat untuk mengelola sampah menjadi nilai ekonomis. Salah satunya bekerja sama dengan pihak Bank Syariah Mandiri. Yaitu dengan membuka rekening khusus untuk pembayaran hasil penjualan botol plastik, dan juga dari pihak bank sampah.
“Tujuannya untuk membantu kebutuhan ekonomi masyarakat. Entah untuk biaya sekolah atau juga kebutuhan lainnya termasuk kebutuhan keluarga,” sebut dia.
Di wilayah Bunguran Besar yang meliputi Kecamatan Bunguran Timur, terdiri dari 4 Kelurahan yaitu Kelurahan Ranai Kota, Kelurahan Bandarsyah, Kelurahan Ranai Darat dan Keluarahan Batu Hitam terang Boy Wijanarko menghasilkan sampah 4 ton hingga 15 ton perhari.
Dari berjumlah 4 ton hingga 15 ton perhari tersebut, jika di jadikan nilai okonomis, mampu menambah Pendapatan Aali Daerah (PAD) Natuna. Karena 70 persen adalah sampah plastik dan punya nilai ekonomis,” terang dia.
Dari pengelolaan sampah ini jelas Boy Wijanarko ada peningkatan PAD dari tahun sebelumnya cuma berkisar 15 juta, kini naik menjadi 100 juta. “Keberhasilan ini, DLH terima penghargaan atau reward dari Dinas Pendapatan Pajak dan Retribusi Daerah (DP2RD) Natuna,” ujar dia.
Kedepan tambah dia lagi, DLH ada konsep Sibajak Latah yang bekerja sama dengan DP2RD, yang mana sistem bayar pajak bisa melalui sampah. “Kita ingin mengedukasi masyarakat untuk menjadikan sampah bermanfaat,” tambah dia lagi.
Sebagaimana diketahui sambung Boy Wijanarko konsep jangka pendek program ini yaitu tersusunnya rencana kerja untuk penyusunan dokumen penanganan limbah plastik dimulai dari sekolah dan masyarakat.
Tujuan jangka menengah yaitu terbentuknya kelompok/komunitas di sekolah dan masyarakat dalam penanganan limbah plastik, Dan tujuan jangka panjang yaitu terwujudnya pengelolahan dan penanganan limbah plastik yang terintegritas dalam mewujudkan kawasan/kampung pro klim (kampung iklim) dan Kota Bersih (Adipura).
“Manfaat dari program ini adalah untuk medukung target nasional dalam pengurangan dan penguraian limbah plastik, khususnya di Kabupaten Natuna,” sambung dia.
Program lingkungan masyarakat bersih dari sumpah ini kata dia juga untuk mendukung misi kepala daerah Kabupaten Natuna dalam menciptakan daya dukung, daya tampung lingkungan hidup yang berkelanjutan.
“Misi kepala daerah ini juga sejalan dengan program Presiden Jokowi dalam Lingkungan Hidup,” kata dia mengakhir.
Pewarta : Sartika Sari D