LEBONG, BEO.CO.ID – Meski pesta demokrasi serentak baru akan digelar 2024 mendatang, namun suhu politik di kabupaten Lebong sepertinya mulai memanas. Bahkan, bupati Lebong Kopli Asori diminta tidak menggunakan kekuasaan dengan memerintahkan para Camat dan Pjs Kepala Desa (Kades) untuk memasang baliho salah satu bakal calon (balon) perseorangan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD – RI) daerah (Dapil) pemilihan Bengkulu.
“Memimpin pemerintahan ini harus punya etik, jangan gunakan kekuasaan untuk memerintah para camat dan Pjs Kades memasang baliho salah satu balon DPD- RI. Tidak boleh seorang bupati melibatkan mereka secara masif,” ujar Patrice Rio Capella dikediamannya, Jumat (30/6).
Dikatakan pria yang akrap dipanggil bang Rio ini, meski tidak ada larangan untuk mendukung siapapun, akan tetapi bupati sebagai kepala daerah seharusnya memberi contoh kepada para Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk tidak terlalu jauh ikut dalam politik praktis.
“Tapi ini justru malah dia (bupati – red) yang memulai. Malah memberi contoh yang tidak baik ke bawahannya, memang kini masyarakat itu diam tapi saya kira masyarakat kita di kabupaten Lebong ini tidak bodoh – bodoh amat,” kata Rio Capella.
Dia menjelaskan, politik praktis yang dilakukan bupati Lebong dengan memerintahkan ASN untuk memasang baliho balon DPD –RI tersebut justru menjatuhkan wibawa pemerintah daerah.
“Meri itu teman saya juga, bahkan saya dukung juga anaknya terjun ke dunia politik. Kalau Meri itu minta tolong ke bupati saya kira wajar – wajar saja, tapi ya bupati jangan begitu juga caranya malah memerintahkan ASN dari jajaran pemerintahan,” jelas Rio Capella.
Selain itu, Rio Capella juga meminta bupati Lebong untuk tidak anti kritik, apalagi ketika yang disampaikan para tokoh di kabupaten Lebong ini adalah kebenaran. Jangan sampai pihak yang menyampaikan kebenaran ini malah dianggap sebagai lawan pemerintah.
“Perlu juga saya sampaikan, ini bukan masalah saya suka atau tidak suka. Dan perlu juga dicatat tidak ada urusan politik antara saya dengan pak Kopli apalagi untuk urusan bisnis. Saya hanya menyampaikan yang benar, seharusnya bupati itu belajar dengan para tokoh penggagas kabupaten Lebong ini, bukan maksud saya meremehkan tapi dia itu tidak ada pengalaman dibidang pemerintahan,” ungkap Rio Capella.
Berdasarkan informasi yang dihimpun beo.co.id dari berbagai sumber, Meriani atau lebih dikenal dengan Meri Toyota merupakan pengusaha asal Bengkulu yang menjabat sebagai pimpinan cabang PT. Agung Automall Bengkulu. Dikabarkan, anak pengusaha Toyota ini pun ikut terjun ke dunia politik, berdasarkan rapat pleno rekapitulasi akhir hasil verifikasi persyaratan dukungan minimal pemilih bakal calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) provinsi Bengkulu oleh KPU ada 12 calon yang memenuhi syarat salah satunya yaitu Elisa Emasari.
Terpantau dilapangan terdapat 5 titik baliho Elisa Emasari diwilayah kabupaten Lebong terpasangan dengan baik, pertama terlihat di depan kantor Kejaksaan Negeri Lebong, tampak pula dihalaman depan Rumah Dinas (Rumdin/Kota Tubei) selanjutnya, terpasang juga ditebingan Talang Ulu serta di Puskesmas Muara Aman, Lebong Utara dan Simpang tiga Tes (Lebong Selatan). Dan hebatnya, terlihat pulabaliho tersebut bertebaran di desa – desa yang ada di Kabupaten Lebong.
Sayangnya hingga informasi ini di turunkan, bupati lebong Kopli Ansori belum dapat ditemui guna di mintai tanggapannya. (Eluban/Sbong Keme)