Laporan : R. Kopral
KERINCI, BEO.CO.ID – Pejabat Bupati Kerinci, Jambi Asraf, SPt.MSi serahkan bantuan Sembako berupa Beras, Susu, Serdenc, Gula, dll Nya di Kantor Kecamatan Gunung Kerinci Siulak Deras, Kerinci 29 Januari 2024 pukul 11 WIB. Kata Rifdy Camat Gunung Kerinci menyampaikan kepada awak media, bahwa pembagian-pembagian paket bantuan dari CSR Bank Jambi, untuk masyarakat yang terdampak banjir dan longsor, di serahkan lansung oleh Pj Bupati Kerinci, Asraf, SPt. MSi, katanya kepada awak media ini.
Dijelaskan Rifdy, untuk mendapatkan bantuan itu, mereka yang terdapak banjir (betul-betul kena banjir), atau korban banjir dan longsor, dibeberapa desa berdasarkan laporan dar masing-masing Pemerintahan Desa (Pemdes), ujarnya.
Masyarakat yang mendapatkan bantuan tersebut, yang terdampak banjir dan longsor, di beberapa desa yakni.
Kel. Siulak deras 73 KK
Siulak deras mudik 55 KK
Sungai Baru Gantih 20 KK
Simpang tutup 5 KK
Suko pangkat 18 KK
Total banyak bantuan yang di berikan kepada masyarakat sebanyak 166 KK, (29/01/2024 ) lalu.
Sama kita ketahui, akibat curah hujan yang tinggi akhir tahun 2023, (30/31/12/2023), memasuki tahun baru, 1-2 Januari 2024 Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh dilanda banjir, longsor (amblas) sama kita tahui, masyarakat Kerinci yang terdampak (korban) banjir “babak belur, rumah roboh, hanyut, harta benda berupa Sawah fungsional (produktif), ternak dan lainnya hilang, (ladang dan kebun) Kayu Manis, Kentang dan sayur mayur hancur terkena banjir dari Sungai Batang Meraoo, dan ribuan anak sungai kecil lainnya yang berasal dari Bukit Barisan antara Kerinci Jambi, Sumatera Barat.
Khusus kebun (ladang) Kayu Manis yang longsor merobohkan puluhan dan bahkan ratusan, terpaksa di kuliti oleh pemiliknya dari pada rugi lebih besar lagi, kendati harga kulitnya saat ini lagi turun.
Seperti yang terjadi di Desa Sungai Batu Gantih, karena banjir kali ini memang memporak poranda ekosistem tanah dan tumbuhan sudah rapuh (ekosistemnya sudah rusak), dan mudah abrasi (longsor), apa lagi diperbukitan yang terjal dan lokasi dekat dengan sungai dan tempat lainnya di Kerinci.
Banyak pihak berpendapat jika tidak hujan banjir tidak akan terjadi, itu semata ujian dan bencana dari tuhan, bukan kehendak manusia…? Kita percaya dan sependapat, namun setiap anugerah yang diberikan tuhan kewajiban kita bersama untuk memeliharanya dan memanfaatkan secara benar, sekaligus memelihra dan menjaganya.
Jika bumi (tanah), hutan diexsplorasi berlebihan tanpa beraturan terus menerus di tidak memperhatikan keselamatan (tidak seimbang) lambat atau cepat bencana longsor (amblas)/ abrasi dan kehancuran lingkungannya, diyakini pasti terjadi, karena ulah- tangan-tangan Jail (jahil). Karena kerakusan dunia tidak akan pernah berhenti, jika tanpa membangun kesadaran bersama untuk memeliharanya.
Dimana masyarakat Kabupaten Kerinci telah diberikan, alam yang subur, hawa yang sejuk, hutan yang lebat, keindahan yang luar biasa, memiliki Danau Kerinci, Danau Gunung Tujuh dan sejumlah danau-danau kecil lainnya’
Sepanjang tidak dipelihara dan dijaga, dan dimanfaatkan semau-maunya untuk kepentingan pribadi, tanpa menjaga dan memelihara, “bak meminjam istilah apa yang kita tabor dan itu pula yang akan dituai” jadi jangan salahkan alam dan pemberian tuhan. Dan tak kita hanya senang menggaungkan “Kerinci Sekepal Tanah surge yang dijatuhkan ke bumi, tanpa dijaga dan dipelihara”.
Maka dihimbau siapapun Bupati/ Kepala Daerah (Pemimpin Kerinci) kedepan, harus mampu membaca topografi Kabupaten Kerinci yang indah itu, dan memanfaatkannya secara benar.
Dan jika kerakusan yang ditampilkan, mengutakan kepentingan sesaat tidak tertutup kemungkinan, Kerinci yang disebut-sebut “Sakti Alam Kerinci” akan kembali dilanda musibah banjir, longsor, akan beralih fungsinya “menjadi danau?”
Karena sebagian besar Kerinci memiliki dataran rendah yang memanjang dari Hulu sampai ke hilir lebih kurang 90 km sampai ke Sungai Batang Merangin PLTA yang tengah dibangun sekarang.
Dan kondisi hutannya kiri dan kanan Sungai Batang Meraoo yang diapit perbukitan (Bukit barisan) sudah banyak yang gundul, jika musim hujan turun deras dan agaklama Kerinci akan kembali menuai badai bencana seperti akhir tahun 2023 dan memasuki tahun baru 2024 yang baru saja kita rasakan bersama dampak buruk bagi kehidupan.
Pembangunan PLTA (Pembangkit Listri Tenaga Air) sekitar 40 km dihilir (dibawah) posisi Danau Kerinci sangat dibutuhkan untuk mencukupi kepentingan penerangan bagi masyarakat Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh, sekaligus dayanya mendukung Pikitring Sumatera Selatan, untuk empat Propinsi Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan dan Lampung.
Semuanya harus di tata dengan rapi, cara yang cerdas, jujur dan benar, jika tidak Kerinci akan mengalami hal yang sama, banjir, longsor dan kehancuran.
Karena ekosistem alamnya sudah rusak, sudah tidak mampu menyerap air (menyimpan) secara normal, karena hutannya kian kritis dan rusak dimana-mana. Karena tindakan “kerakusan dan tangan-tangan jahil” Kerinci kedepan harus segera berbenah diri bersama Pemerintah Kabupaten Kerinci, Kota Sungai Penuh dan Jambi. Berbenah, dan memperbaiki kerakusan dengan kesadaran, dengan cara menjaga apa yang telah diberikan tuhan kepada kita semua. ( ***/ rk ).
Penulis/ Editor & Penanggungjawab : Gafar Uyub Depati Intan.