Jarang orang mengenal betul siapa Nop?. Apa lagi Nop muda. Yang giat didunia Sastra, Budaya dan Biburan. Dialah Drs. Noprianto, MM, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong, Propinsi Bengkulu, yang menjabat kadis dikbud 2024 untuk yang kedua kalinya, menggantikan Reza Pahlevi, SH Kadis Dikbud Rejang Lebong sebelumnya.
Selasa, 11 Juni 2024, udara di Kota Curup dan sekitarnya Nampak cerah, seolah menjanjikan sesuatu yang baik, “bak secerah harapan” bagi pejuang yang menata kehidupan dengan baik.
Sekitar pukul 10:45 WIB Selasa, Gafar Uyub Depati Intan Pemimpin Redaksi MEDIA “ BEO.co.id ” – mewawancarai “Nop” selaku Kadis Dikbud Rejang Lebong, seputar dunia pendidikan, mulai dari generasi yang paling dini PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) – Taman Kanak-Kanak (TK) – Sekolah Dasar/ Sederejat dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Sederajat.
Menjawab pertanyaan, Nop menjelas dan menguraikan panjang lebar pace (tahap) perkembangan anak dari tingkat yang paling bawah, pertama menurut Nop, kita harus selalu memberi support (semangat), dimulai dari dalam rumah orang tua / wali masing-masing.
Mulai dari cara berpakaian sederhana dan disenangi, selalu melepas dengan senyum dan keramahan yang menggugah dan menanamkan kepercayaan, bangun semangat dan kepercayaan dirinya, bahwa sekolah itu penting, namun tetap memberi ruang bagi anak-anak sepulang dari sekolah dan hari-hari libur, untuk bermain sesuai usianya.
Dan jangan sekali-kali dipaksakan, apa lagi dimarahi disaat nilainya sedang menurun atau tidak baik-baik saja. Ia malu dengan teman-temannya disekolah dan takut dengan kita (orang tua / walinya), ini kian menambah beban, tandasnya.
Nop, selalu menghimbau pada seluruh orang tua / walimurid antarkan anak-anak kita mulai dari berangkat dari rumah dengan support (semangat) kerja dan belajar dengan baik, tentu dengan “ senyum dan kelembutan hati ” tuturnya.
Apa lagi anak-anak kita diusia dini, PAUD, TK dan SD jelasnya. Mereka sangat butuh kasih saying, untuk tahu segala sesuatu, membedakan sesuatu mana yang baik dan kurang baik.
Apa lagi dunia pendidikan saat ini, yang didukung teknologi serba canggih, seperti ANDROID, segala informasi bisa diperoleh, namun dalam penggunaannya bagi anak-anak kita harus dijaga dengan ekstra ketat.
Karena pengaruh informasi tidak selalu memberikan dampak positif, dan bisa negative paparnya.
Maka kepantasan anak menggunakan Hp Android dan lainnya, agar diberikan pemahaman secara pelan-pelan, penting tidaknya memakai hanphone. Kita selaku orang tua/ walimurid, dan guru harus memberi contoh yang baik, jelasnya.
Karena besarnya pengaruh terhadap anak-anak, kita tidak bisa manahan 100 peresen untuk tidak menggunakan hp saat ini, maka perlu dilakukan nasehat secara pelan-pelan untuk tidak mengakses hal-hal yang tidak baik diluar batas kewajarannya.
Penggunaan Aplikasi: Dan khusus untuk para Kepala Sekolah, majelis guru (tenaga pendidik), kita minta untuk mampu menguasai Aplikasinya, yang telah diprogramkan dalam dunia pendidikan, selain untuk percepatan informasi pendidikan, dan penyelesaian metode perkembangan belajar dan mengajar harus dikuasai para kepala sekolah dan majelis guru, guna memudahkan pengechekan dan mengikuti perkembangan dalam menjalankan tugas sehari-hari.
Karena disetiap sekolah penggunaan Aplikasi yang diharus, sehingga seluruh data pendidikan disekolah masing-masing mudah di akses, dan pemahaman terhadap nilai-nilai yang pantas dan benar.
Dan dari berbagai masalah yang terjadi disetiap sekolah mudah di koordinasikan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong, yang memiliki operator untuk membantu keperluan sekolah yang dibutuhkan.
Tentang apa saja, bagi keperluan pendidikan kita, dan tidak dipungut biaya, jelas Nop.
Maka para kepala sekolah, saya minta segala sesuatu kesulitan segera koordinasi dengan dinas, jangan sampai mengambil kebijakan yang tidak pantas, apa lagi bertentangan dengan perundang-undangan dan ketentuan berlaku.
Kita menyadari masih banyak sekolah dan para kepala sekolah, yang belum menguasai Aplikasi, dengan ketentuan berlaku saat ini, selalu kita himbau untuk terus mempelajari dan mendalaminya, sehingga penerapan tugas belajar dan mengajar berjalan dengan baik, ujarnya.
Kita menyadari para Kepala Sekolah banyak yang sudah berumur 57 tahun dan tak lama lagi mereka akan pension, Ia kita minta untuk terus mendalami pemakaian/ penggunaan dan pemanfaatan Aplikasi. Karena Aplikasi penting dan Strategis jelasnya.
Dijelaskan Nop, lebih rinci menjawab sejumlah pertanyaan yang diajukan. Nop, dengan ramah dan tenang menjelaskan, khusus untuk anak-anak kita usia dini, jangan dipaksakan dalam penerapannya.
Namun secara sabar dan rutin tanpa henti memberikan yang terbaik kepada anak-anak, sehingga mampu memacu semangat mereka untuk belajar dan menyenangkan.
Memang tidak mudah. Makanya, para guru perlu menciptakan sesuatu yang menyenangkan para murid terhadap dirinya dalam memberikan pelajaran. Karena guru contoh dan teladan yang baik.
Anak-anak belum bisa kita lihat karakter sesungguhnya seperti apa? Dari PAUD, TK, SD, SMP/ sederajat. Tapi setelah mereka tamat SLTA (SMA/ sederajat) dan kuliah itu sudah mulai terlihat dengan tanggungjawabnya.
Dan kelebihan yang dimiliki masing-masing, ketekunan dan menyelesaikan tugas dan tanggungjawabnya.
Maka sejak dini penerapan rutinitas belajar harus dilakukan. Dimulai dari rumah orang tua / walimurid, melakukan praktik belajar, tidur (istirahat) dan bangun pagi minimal mendekati tepat waktu.
Kalau sudah menjadi kebiasaan dari pendidikan dini, akan muncul (lahir) karakter-karakter yang baik setelah mereka tamat di sekolah menengah atas dan kuliah ataupun tidak kuliah, mereka membentuk karakter sendiri, dan membuka peluang perjalanan hidupnya kedepan.
Saya pribadi kata Noprianto, bukan anak yang cerdas waktu disekolah baik ditingkat SMP, SMA/ sederajat dan Kuliah, selalu berada dalam kelompok prestasi 10 besar.
Dan tidak pernah berada di urutan pertama dan prestasi tertinggi berada diurutan tiga (tiga besar), soal prestasi unggul jujur saja, saya tidak secerdas kawan-kawan saya disekolah.
Dan ada juga pace yang saya lalui menurun, berada dalam kelompok 15 besar. Dan saya kembali menerapkan rutinitas belajar, bekerja menyelesaikan Pekerjaan Rumah (PR) dengan baik, kembali berada di 10 besar, berada dalam poisi 3 dan kadang 5 besar.
Berani ambil inisiatif: Contohnya ketika jam belajar olah raga, kebetulan gurunya absen, saya gunakan tetap olah raga bersama kawan-kawan.
Karena saya hobby Vollyball, maka saya ajak kawan-kawan main Volly, saya bangun rasa kebersamaan dan manfaatkan waktu tetap olah raga sepanjang jam belajar olah raga.
Karena berani dan hobby olah raga Volly Ball, kawan-kawan bilang saya pintar, padahal tidak saya mengajak kawan-kawan menghabiskan waktu pelajaran olah raga dengan olah raga “main volley” begitu saya tidak pintar jelas Nop.
Demikian juga untuk mata pelajaran lainnya, jika gurunya sedang berhalangan, saya manfaatkan untuk membaca buku-buku pelajaran dan menulis catatan harian dalam bentuk Puisi-Puisi ala saya, jelasnya.
Dan saya juga hobby music, jam-jam pelajaran Seni Suara bila gurunya berhalangan saya bermain music, dan membaca pelajaran Seni, terkadang tidak terlalu serius, tapi tidak Norak atau sia-sia.
Saya selalu ingat pesan orang tua yang menarapkan (rutinitas) dalam belajar yang diajarkan, “jangan membuang-buang waktu sia-sia. Inisiatif belajar sendiri, sambil main-main saya lakukan.
Bersama Tokoh Sastrawan Indonesia :
Noprianto, 1999-2001 sudah menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil), dan mengajar sebagai guru, di SMN 1 Curup, kegiatan Seninya terus berjalan dan dikembangkan diberbagai media, termasuk menulis di Majalah Berita Mingguan “TEMPO” khusus menulis potensi dan kebanggaan daerah (ciri khas daerah) antara lain Colineer, Seni dan budaya disesuaikan pesanan Redaksi dan sejumlah tulisannya telah dimuat.
Dan saya merasa bangga dan terhibur, bahkan diberikan honor tulisan yang cukup besar, hampir separoh dari Gaji saya dalam satu bulan, seratus ribu keataslah, ungkarnya seraya tertawa lebar.
Bayangkan kalau satu tahun puluhan artikel yang dimuat hasilnya cukup lumayan lebih besar dari gaji saya, paparnya tersenyum.
Selain menulis tentang Seni, Sastra, Budaya dan Hiburan, Nop terus membangun Komunikasi dengan tokoh Sastrawan, Budayawan Nasional dan perfilman.
Dalam satu tahun minimal dua kali ke Jakarta, dan sengaja membangun Komunikasi, dialog dengan para tokoh Sastrawan Indonesia antara lain dengan, CHAIRUL UMAM (Sutradra), SUTARJI COULZUM BACHRI. WS RENDRA Sastrawan Kondang dan Kritikus Indonesia yang terkenal tajam dan berani. PUTU WIJAYA, dan TAUFIK ISMAEL.
Dari pertemuan dan dialog dengan para tokoh besar tersebut, banyak ilmu diperolehnya dibidang Seni, hingga menambah ilmu untuk dunia pendidikan, seperti WS Renda, terkenal dengan Sajak-sajaknya dan Puisi yang menyentuh langsung kepentingan rakyat bawah dan bangsa.
Sajak-sajak WS Rendra, punya nilai seni nan indah, tajam, menukik kritis, menggugah dan mengandung kritik sehat mudah difahami pembacanya.
Selain menyumbangkan tulisan-tulisannya dimedia Nasional lewat Sajak-sajak dan Puisinya ia juga menyumbangkan banyak Puisinya di Surat Kabar Mingguan INDEPENDEN BIDIK Bengkulu, dari tahun 2003 s/d 2007 antara lain, “SETAN MASUK MAQRIB” puisi itu, cukup jelas menggambarkan, “setan dan iblis” betapa kejamnya Setan tanpa kenal lelah menggoda dan menghancurkan anak manusia dari detik, menit dan setiap kesempatan.
Dari Puisi itu, ada catatn Sakral (penting), kita harus selalu mendekatkan diri kepada Tuhan yang maha Esa, melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya. Jika perlu menyentuh larangannya pun jangan.
Kini Nop, yang diberikan tanggungjawab oleh Pemerintah Daerah Rejang Lebong, membangun, meningkatkan dan mencerdaskan anak bangsa (generasi) muda daerah ini, (catatan-pen) harus disupport (apresiasi), karena pendidikan Aset bangsa dan Negara, mereka menentukan masa depan. Dan ditangan merekalah nasib negeri (daerah) ini ditentukan.
Dan harus ditopang dengan kesungguhan bagi kita semua menyekolahkan anak-anak, cucu, dan piyut menyambut esok yang penuh tantangan.
Dengan meminjam istilah “Merdeka Belajar dan Belajar Merdeka” tanpa batas.
Dimana pendidikan yang baik, diharapkan mampu melahirkan manusia “cerdas” mampu membaca dunia, dan melahirkan “pemimpin yang berilmu, jujur dan bertanggungjawab” untuk bangsa dan Negara, bagi kemakmuran rakyat Indonesia. ( *** ).
Penulis/ Editor : Gafar Uyub Depati Intan, Ketua DPD-KWRI Bengkulu, Pempred BEO.co.id, tinggal di Kota Curup.