JAKARTA, BEO.CO.ID – Menurut WHO (World Health Organization) organisasi kesehatan dunia, anjuran sebaiknya tiga (3) bulan sekali kontrol ke dokter gigi walaupun tanpa keluhan ini masih sulit di lakukan di Indonesia, karena belum dibiasakan?.
Baca Juga : Gigi Dan Mulut Elemen Penting Jangan Diabaikan ?
Baca Juga : Jangan Dibiasakan Membersihkan Gigi Dengan Tusukan, Itu Kebiasaan Yang Salah?
Masyarakat kita kalau tidak sakit tidak mau kontrol kedokter. biasanya kalau sakit baru ke dokter gig, sementara keadaan giginya sudah parah, apakah itu jaringan penyangga giginya atau giginya sendiri yang sudah berlobang parah tidak bisa di pertahankan lagi?.
Apabila kondisi sudah begini, (parah) biaya yang di keluarkan jauh lebih mahal. Selain biaya perawatan gigi, datang bolak balik ke dokter gigi, selain harus pakai biaya, waktu juga akan tersita.
Kalau tidak telaten akhirnya gigi di cabut. Bisa menimbulkan masalah, karena sisa akar itupun jatuhnya lebih mahal, karena harus di ganti gigi palsu supaya fungsi mengunyah tidak terganggu. kalau gigi asli harus di cabut  keuntungannya apa?
Maka harus kita lakukan kontrol setiap tiga bulan sekali, kondisi gigi jadi terkontrol, cepat di ketahui bila ada gejala-gejala yg mengarah pada masalah gigi dan mulut, dengan demikian tidak sampai parah kerusakannya sudah bisa di atasi lebih awal.
Selain itu perawatan jadi lebih mudah, perawatan yang rutin/ terkontrol pada dasarnya hemat biaya.Bila hal itu sudah menjadi kebiasaan baru bagi masyarakat, maka masyarakat akan memiliki gigi yang dapat di pertahankan selama mungkin di dalam mulut.
Setidaknya sampai umur tua. Kita tidak ingin ketika usia kita masih relatif muda, kemudian banyak gigi yang sudah lepas. yang tak kalah penting adalah perihal makanan yang kita makan. usahakan sejak masih kecil, masyarakat dibiasakan mengkonsumsi banyak buah dan sayur…(Siabal/***)
Editor/ Penulis : Gafar Uyub Depati Intan