Catatan Komentar Masyarakat Ditulis kembali oleh: Gafar Uyub Depati Intan
Peringatan Hari Pers Nasional, 09 Februari 2022 hari yang mengenang para pejuang Pers Nasional, perintis lahirnya Koran Nasional Indonesia, dengan kerja keras dan perjuangan para Wartawannya ditengah penjajahan Belanda yang mencekam berat, mereka terus berjuang tanpa henti hingga akhir hayat dikandung badan. Para pejuang itu, antara lain RM Tirto Adhi Suryo pendiri Koran MEDAN PRIJAJI, Januari 1907 di Bandung jauh sebelum Indonesia Merdeka.
Mereka para pendiri Koran Mingguan Medan Prijaji sempat ditangkapi Belanda, seperti Mas Tirto Adhi Suryo di Bandung dan kawan-kawannya. Mas Tirto Adhi Suryo, berakhir dibalik terali besi di Maluku Utra, dan keluar dari tahun 1918, tak lama kemudian beliau wafat, meninggalkan catatan Perjuangan bagi Jurnalist Indonesia sekarang.
Dihari Pers, tahun ini sejumlah ucapan selamat masuk ke WA Pemimpin Redaksi Media BEO.co.id, (BiDiK07 ELANGOPOSiSi) selain menyampaikan ucapan selamat, mereka juga menyampaikan salam perjuangan, semoga insan Pers kita kian berani mengungkapkan, fakta dan mengontrol jalannya pembangunan dengan baik bagi kemaslahan dan memberi azasmanfaat sebagai tujuan akhir pembangunan, bukan kebencian atau unsur sakit hati.
Berikut petikan WA dari salah satu warga Kabupaten Badung, Kutai Utara, yang kami sembunyikan identitasnya.
‘’ Selamat hari PERS nasional semoga bisa berfungsi sebagai pengontrol pemerintah, dan semakin berani membuka kebenaran, katakan dg jujur, lugas dan terpercaya, journalist punya power untuk berkarya, semoga ‘’ Dikutif kembali.
Betapa rindunya, dan berharap agar peran Pers Nasional berperan dan berfungsi sebagai lembaga control, untuk kebaikkan dan kemaslahatan orang banyak, daerah, bangsa dan Negara.
Tidak hanya batas serimonila belaka, jangan sampai masyarakat Pers/ para Jurnalist menanggalkan kemerdekaan Pers dari pundak dan hatinya, hanya semata mengejar duniawi, kata Ketua Umum DPP-KWRI, Ozzy Sulaiman Sudiro, akrap dipanggil ‘’Ozzy’’ itu, dari berbagai artikel ilmiahnya, dikutif kembali.
Selain, nama Mas Tirto Adhi Suryo, Pers Indonesia tak lepas dari perjuangan Wartawan, Budayawan, Novelis dan Sastrawan Muchtar Lubis, yang juga pernah menjadi penghuni bui eranya Presiden Soekarno dan Soeharto dengan Koranya Harian Indonesia Raya. Patut menjadi panutan Pers Nasional Indonesia, dengan tanpa bermaksud mengecilkan arti penting para pejuang Pers lainnya.
Mas Tirto & Muchtar Lubis, telah menunjukkan dedikasi tinggi, berani dan bertanggungjawab atas berita (tulisan) yang diturunkannya. Dan terkini Bang Karni Ilyas serta Najwa Shihab (tuan rumah Mata Najwa), penulis bukan memuja-memuji, memang pengagum empat tokoh Pers Indonesia, yang berkeja dan berjuang dalam era yang berbeda.
Demi kebaikan dan kesejahteraan masyarakat, pembangunan yang dilaksanakan dari tahun anggaran ke tahun anggaran berikutnya, atas tugas control dilakukan Wartawan Indonesia, semoga memberikan azasmanfaat sebagai tujuan akhir pembangunan, ‘’masyarakat sejahtera berkeadilan, adil dalam kesejehteraan’’ dibawah panji merah putih satu, Sabang-Marauke, tanpa terkecuali. Semoga (***).