LEBONG, Bidik’07 Elang Oposisi – Sejak mendengar pemberitaan awak media elektronik yang sudah bertebaran dimedia sosial beberapa waktu lalu, Thomas warga Semelako II sebelumnya sempat tidak mengetahui pemberitaan pembangunan peningkatan jalan (Hotmix) Tanjung Agung – Danau Liang yang dikerjakan oleh PT. Pebana Adi Sarana yang disinyalir dialihkan ke Nangai Tayau.
Setelah mendapatkan informasi membuat dirinya terkejut mendengarkannya dan meluapkan emosi, yang selama ini menjadi harapan dan tungguan masyarakat Danau Liang sudah puluhan tahun. Guna untuk mendapatkan infrastruktur jalan yang mulus tahun ini hanya sekedar mimpi belakang. Apa lagi tujuan percepatan ekonomi masyarakat sedikit disampingkan atau terhambat untuk sementara ini.
“Saya warga desa danau Liang merasa sangat keberatan bahwa jalan itu dialihkan ke Muara Ketayau (Nangai Tayau), setahu saya jalan itu Tanjung Agung – Danau Liang yang menjadi pertanyaan kok pindahkan ke Muara ke Tayau. Jelas kami warga Danau Liang khusunya semelako sangat membutuhkan jalan tersebut sebagai kepentingan bagi kami petani,” ungkap Thomas yang juga mantan Kades pertama desa Danau Liang saat dijumpai awak media ini di Semelako II, (30/8/21).
Diterangkan lagi oleh Thomas, tidak hanya akses jalan saja termasuk dua jembatan sewaktu saya mejabat kepala desa disana sudah pernah mengusulkan peningkatan jalan tersebut dilanjutkan ke tingkat hotmix dan sudah sekian ribu batang kopi, tanaman dan tanah warga yang terkena imbas pembukaan jalan awal pertama.
“Setelah ada kegiatan itu dan saya lihat di dinas PU untuk danau Liang kok bisa pindah ke Muara ke Tayau, ada apa ini ? itu yang ingin kami pertanyakan,” tanya Thomas kembali.
Mantan Kades pertama Desa Danau Liang menuturkan kepada awak media ini, ini sudah jelas link jalan untuk Tanjung Agung – Danau Liang yang sudah rencanakan secara matang, melihat kondisi ini kami merasa kecewa dan tidak habis pikir.
“Setahu saya pak Haris Santoso Bina Marga itu asli warga Semelako dan pernah juga tinggal di Danau Liang, Haris Santoso lebih tahu azas manfaat kalau jalan itu dibangun serta diketahui masa kecilnya pak Toso dulu lama tinggal di Danau Liang, tapi kok sekarang sejak menjadi Kabid seolah-olah lupa tempat desa dia tinggal, itu yang sangat kami sayangkan,” singgungnya.
Lebih lanjut Thomas menyampaikan, masa pak Haris Santoso tidak sama sekali respect peralihan jalan Tanjung Agung – Danau Liang ke Muara ke Tayau dan kita sama-sama tahu yang melewati jalan itu saudaranya, bapaknya dan keluarganya yang lain. Dampak dari dialihkannya pembangunan ini merugikan kami petani desa Danau Liang, mengingat disana ribuan hektar kopi, setahu saya jalan disana berbatu dan bertebing selama ini banyak kejadian kecelakaan sedang membawa kopi dan sudah banyak korban.
“Kami akan menuntut ini dan kami akan mempertanyakan ini kok bisa berubah, saya akan permasalah ini baik dari aturan maupun jalur hukum dan saya tidak mau nanti ada pembangunan jalan hotmix Tes – Danau Liang nanti dipindahkan lagi ke bukit Barisan, saya minta APH untuk usut tuntas pengalihan jalan Tanjung Agung -Danau Liang,” tutupnya dengan nada tinggi.
Media ini belum hasil mengkonfirmasi Kabid Bina Marga Haris Santoso sampai berita ini diturunkan.
Pewarta : EDWAR