KOTA CURUP, BEO.CO.ID – Menanamkan rasa tanggungjawab pada pekerjaan (profesi), mutlak harus dilakukan, hal ini dijelaskan, Gafar Uyub Depati Intan Pemimpin Redaksi BEO,co.id & GEGERONLINE.CO.ID, disela kesibukkannya melakukan kegiatan Jurnalistik di Rejang Lebong, Bengkulu, Rabu (9/11/2022).
Menurut Gafar Uyub Depati Intan, akrap disapa, ‘’Bang Ayub’’ itu menjelaskan, ‘’dia perihatin, melihat dan menyimak hasil laporan para Wartawan, khusus di media yang dipimpinannya’’ semakin menurun.
Padahal hampir semua petunjuk teknis telah diberikan REDAKSI, mulai dari ketentuan dasar dalam pengumpulan data dan keterangan, yang disebut (dijelaskan) dalam rumus 5W ditambah 1H (5W+1H) dan 3S (TIGA=S), dalam laporan sangat lemah, jauh dari lengkap.
Dan telah berulangkali diingatkan baik secara langsung lisan dan tertulis, namun terkesan diabaikan. Maka saya minta dan tegaskan, jika para rekan Wartawan masih mau bekerja (menekuni profesi Jurnalistik), harus mengubah paradigma berfikir dan bekerja.
Jika tidak mau memperbaiki, lebih baik berhenti dan memilih pekerjaan dan profesi lainnya. Karena jalan kehidupan (usaha), terbuka lebar pada bidang-bidang lainnya. Dari pada membuang-buangwaktu sia-sia, tidak memberikan azasmafaat, tegasnya.
Apapun pekerjaan (profesi) kita, sepanjang tidak dikerjakan secara sungguh-sungguh, dan benar hasilnya akan sia-sia dan bisa tidak memberikan azasmanfaat bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat.
Tertanamnya rasa tanggungjawab yang kuat, karena kita bekerja dengan sungguh-sungguh, benar dan professional. Dari kesungguhan bekerja akan melahirkan hasil maksimal (karya yang baik) dan menjadi kebanggaan. Jika asal-asalan, (asal jadi), maka hasilnya tidak pernah maksimal. Dan hasil akhir baik dari segi mutu (kualitas) dan vinansialpun tak pernah dicapai?.
Apa lagi bekerja dilembaga Pers (jadi Wartawan/ Jurnalistik), kita dihadapkan pada tantangan yang semakin keras dan rumit bahkan rawan, dampak dari percepatan berbagai bentuk peristiwa yang terjadi dan meninggalkan kita semua.
Jika para Wartawan (Jurnalistik), bekerja tidak sungguh-sungguh, jujur, benar dan professional lanjut Bang Ayub, kita terancam dengan keterangan bohong (hoax).
Dimana era teknologi canggih ini, juga eranya melenium berita penyesatan, kebohongan sering terjadi. Bahkan banyak yang bermuara ke meja hijau.
Maka saya minta pada Wartawan (Jurnalist) BEO.co.id/ GEGERonline.co.id, penuhilah standard pemberitaan berdasarkan penggunaan rumus 5W+1H dan 3S, dan diperkuat dengan 11 point Kode Etik Jurnalistik (KEJ).
Jika berita yang dikirimkan pada Redaksi, ‘’asal-asalan’’ alias asal jadi (asal ada berita), ‘’lamban atau cepat, anda akan terseret kekasus melawan Hukum, muaranya akan menjadi pesakitan dimeja hijau.
Jika anda tidak sependapat dengan saya, lanjut Bang Ayub, saya tetap menghargai adanya perbedaan berfikir. Namun tidak membenarkannya.
Dan saya sudah lebih kurang 35 tahun menekuni dunia pekerjaan Jurnalistik (Wartawan), sampai detik ini saya masih terus belajar dari pihak manapun, dan ilmu yang saya miliki merasa belum cukup dan saya masih merasa bodoh) maka saya terus mencari dan menggali kebenaran dari sebuah peristiwa bukan mencari pembenaran.
Karena akal (fikiran) dan Nafsu yang diberikan tuhan pada saya dan kita semua, seringkali berbuat bohong, karena itu bagian dari raga (kerangka) manusia, bukan hati dan jiwa yang bersih, tegas Bang Ayub. Silakan tanyakan pada diri masing-masing, apakah kita tidak pernah berbohong, atau sering, atau masih ada yang disembunyikan, agar Nampak bersih dari penglihatan mata yang sehat. (BEO.co.id/ Sbong Keme).