Peristiwa itu mengakibatkan kekurangan debit air di pintu induk irigasi Pungguk Pedaro yang merupakan jalur pengantar dan pembagi untuk mengaliri persawahan dan kolam masyarakat. Mulai dari Desa Pungguk Pedaro sampai Lemeu Pit mengalami hal yang sama.
Hal ini dikhawatirkan tradisi pasca usai panen (beras batet) untuk mengolaman ikan pun terancam punah. Kendati demikian merupakan salah satu sumber kehidupan ekonomi masyarakat Lebong. Kondisi itu diperparah juga dialami di Desa Suka Bumi berlanjut daerah lainnya, seperti Desa Garut dan bagaimana nasib memiliki kolam ikan pribadi (permanen).


Dijelaskan warga desa suka bumi tepatnya kawasan Talang Padang bernama undun mengatakan, kekeringan tersebut dua minggu setelah pasca panen padi.
“Setelah pasca panen padi kami kesulitan air, sehingga mengakibatkan induk ikan banyak mati. Karena kekurangan oksigen,” keluhnya warga Talang Padang bernama Undun (57) yang kolam permanen mengalami kekurangan air, (6/5/21).
Dia juga menuturkan, bukan hanya satu tahun menghidupkan ikan, bahkan sudah ada yang berumur puluhan tahun, maka itu dirinya meminta adanya solusi dari pihak berwenang sehingga air berjalan normal.
“Disini juga untuk pembibitan, bahakn kita memiliki induk ikan emas berumur 15 tahun, ini menjadi ketakutan kita ikan dikolam akan mati kalau air berkurang,” ucapnya.
Senada disampaikan, Kades desa Talang Leak 1, Daruslan Effendi juga mengatakan, setelah kejadian kekeringan itu warganya juga kesulitan.
“Masyarakat disinikan mengkosumsi air sungai untuk mandi dan mencuci, kalau melihat kejadian ini sudah jelas kami merasa keberatan, semoga ini bisa normal seperti biasanya,” ungkap Kades saat dihubungi via celuller (6/5/21).
Begitu juga diterangkan, Yan (47) kepada media ini mengatakan, jika pelaksana pekerjaan rehabilitasi jaringan irigasi (D.I) Air Ketahun, tidak begitu mengenal wilayah dan tradisi kebiasaan masyarakat setempat mengakibatkan terganggunya proses akan pembuatan kolam air tawar.
“Ini perlu juga menjadi perhatian rekanan pelaksana dan masyarakat akan membuat kolam ikan, atau pun yang memiliki kolam permanen, untuk mencari solusi bersama jangan sampai menimbul konflik atas pembangunan tersebut,” jelasnya, (6/5/21).
Ketika media ini menyambangi direksi keet (kantor proyek), bertemu dengan pengawas lapangan sedang tidak berada tempat. “Mandor lapangan mudik, karena takut tidak bisa pulang ketika menjelang lebaran, tanggal 6 Mei ini tutup, saya akan sampaikan keluhan masyarakat keatasan,” kata pengawai lokasi yang menyambut awak media ini.
Sebaliknya juga saat media ini hubungi langsung kediaman penjaga pintu irigasi Pungguk Pedaro yang tidak jauh dari lokasi pembangunan proyek PT. Promix Prima Karya, keterangan dari istri penjaga pintu air. “bapak berangkat ke bengkulu ada urusan,” pintas secara ringkas mengakhir ucapannya kepada awak media ini dan belum diketahui secara pasti berapa penurunan volume debit air secara normal dan menjangkau sampai ke daerah Desa Garut. Sampai berita ini diturunkan belum ada keterangan dan bentuk solusi dari PT. Promix Prima Karya.
Pewarta : SB/Aan Ade Do – Sapuan