KERINCI, BEO.CO.ID – Setelah usai acara Paripurna II penyampaian pandangan umum fraksi-fraksi dewan atas RAPD Kerinci tahun anggaran 2024 (18/10/2023), jabatan Bupati Adirozal tinggal hitungan hari berakhir, saat dicegat usai mengikuti paripurna dihalaman DPRD di RSU Ujung Ladang, oleh Wartawan BEO.co.id, ketika ditanya dua periode mempin Kerinci, apa kesan dan pesannya?
Adirozal, menjawab dengan kesan, “bercengkarama” kesanya masyarakat Kerinci baik-baik saja semua berjalan baik, elok, (iluk-iluk bae) dalam bahasa Kerinci, (masyarakat baik-baik) pembangunan bagus (iluk), ujarnya. Kendati catatan masyarakat 10 program unggulanya, “dinilai gagal, tidak menyentuh kepentingan masyarakat Kerinci?.
Berikut petikannya, menurut Adirozal dua periode menjabat sebagai Bupati Kerinci, menjelaskan kesan dan pesan orang Kerinci baik-baik dan orang Kerinci elok-elok semua ujar sambil tersenyum lebar, tanpa beban.
Dikatakannya untuk tahun 2024 prioritas anggaran untuk melanjutkan pembangunan gedung Kantor DPRD Kerinci.
Ditambahnya tahun 2024 adanya Pemilu, Pilkada dan juga kegiatan MTQ itulah prioritas yang kita utamakan agar semuanya sukses. Ketika di singgung tentang pembangunan rumah sakit insyaallah tahun ini selesai, ujarnya.
Di terangkannya, rumah sakit Bukit Kerman sudah mendapatkan anggaran dari pemerintah pusat sekitar 65 M.
Lebih jauh di terangkannya infrastruktur belum bisa di prioritaskan mengingat pemilu, pilkada dan MTQ itu menyedot dana sangat besar.
Di akhir keterangannya Bupati Adi,…menjelaskan seperti siring (parid) tersumbat jangan menunggu anggaran dari APBD sekarang sudah ada anggaran dana desa (DD), dan hal itukan bisa di gotong-royongkan dari dulu kita juga bergotong royong jelasnya mengakhiri.
Keterangan yang dihimpun Jurnalist BEO.co.id Perwakilan Kerinci dan Kota Sungai Penuh secara tim dari masyarakat dan anggota DPRD Kerinci, menjelaskan 10 program unggulan yang digaung-gaung selama lima tahun terakhir, 2019-2024, KLB Berkeadilan katanya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakt, terbukti “gagal” dua RSU tidak selesai?.
Orang Kerinci, suka tidak suka, terpaksa berobat ke Propinsi Sumatera Barat, Kota Padang, Bukit Tinggi dan Solok Selatan (Padang Aro), dengan biaya ekonomi tinggi sampai saat ini.
Jalan ke Ladang (Kebun) se Kabupaten Kerinci Nyaris tidak ada yang dibangun, masyarakat Kerinci menggunakan jalan lama buatan mereka sendiri alias jalan tikus (bubut).
1000 Bea siswa Cerdas/ berprestasi, realisasinya juga tak jelas, Nikah gratis selama lima tahun, hanya satu kali dilaksanakan sedangkan orang nikah hampir ada setiap bulannya. Pemekaran Kerinci Hilir, jadi Kabupaten “gagal total”
Pembangunan Infrastruktur jalan Kabupaten Kerinci, macet dimana-mana di Kerinci Hulu 6 kecamatan, tengah 4 kecamatan dan Kerinci Hilir 6 kecamatan, sangat ditemukan jalan berkubang-kubang, membentuk danau-danau kecil, sangat menyulitkan percepatan tranportasi dan peningkatan ekonomi masyarakat.
Dan pembangunan/ peningkatan-rehabitasi Daerah Irigasi (D.I.) selaku pendukung utama (vital) produksi Pangan seperti Sawah Produksi, tidak berjalan sebagaimana mestinya?.
Kalau masyarakat Kerinci aman-aman saja, benar dan tidak ada kejolak, sesuai yang dijelaskan “Adirozal” tapi, membangun Kerinci Lebih Baik Berkeadilan (KLB-Berkeadilan), hasilnya “jauh panggang dari api.
Wajar masih menggayut sejumlah pertanyaan dari masyarakat Kerinci selama 10 tahun Adirozal, menjabat bupati Kerinci, hasilnya mana, pembangunan Kerinci Lebih Baik dan Mana pula pembangunan Kerinci yang berkeadilan, merata dan berimbang pembangunannya, bagi masyarakat Kerinci Hilir, Tengah dan Hulu (mudik).
Namun demikian, kita tidak berburuk sangka dan menjastis kegagalannya, tentu banyak faktor penyebabnya yang tidak diketahui masyarakat, seperti rendahnya/ pendek, mutu dan umur rencana bangunan di Kerinci, “karena tidak berjalannya pengawasan dari DPRD Kerinci, secara maksimal dan professional, soalnya, banyak oknum dewan Kerinci, jadi “kontraktor bayangan” sebagaimana menjadi sorotan masyarakat Pers selama ini.
Mana berani DPRD Kerinci, melakukan pengawasan secara riil/ bagi perbaikan nilai fisik proyek, ada istilah di Kerinci yang layak dikutif, kenapa pengawasan tidak bisa berjalan maksimum oleh dewan, monitoring LSM dan pemantauan Wartawan?
Karena pihak pengawas, monitoring dan pemantau ada didalamnya, dengan sebutan viral, seperempat kaki, setengah kaki, satu kaki, dua kaki penuh. Dan data keterlibatan oknum dewan ada di dinas dan instansi terkait, jika kasusnya terungkap hukum.
Bisa terjadi KKN (Kolusi, Korupsi dan Nepotisme) berjemaah, panjang barisannya, ungkap sumber dari mantan tim sukses Kemenangan Adirozal-Ami Taher (Bupati dan Wakil Bupati) Kerinci, yang sebentar lagi mengakhiri masa jabatannya.
Selamat jalan, “penggagas Ide besar KLB Berkeadilan, masyarakat masih sangat berharap untuk kedepannya, pembangunan Kerinci yang maju, dan memberikan azasmanfaat sebagi tujuan akhir pembangunan, dan jangan sampai “Kerinciku sayang, menjadi Kerinciku malang”
Laporan : Marhen/ Tim BEO.co.id, Kerinci dan Kota Sungai Penuh.